Friday, October 6, 2023

Saham Metro Bank Anjlok 29% & Kena Suspensi 2 Kali, Ada Apa?

 Lamang Mtero Bank Foto: Mtero Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Metro Bank Inggris sempat ditangguhkan (suspensi) dua kali pada perdagangan Kamis (5/10/2023) pagi waktu setempat, usai saham tersebut merosot lebih dari 29% dari penutupan Rabu (4/10).

Saham Metro Bank kemudian sedikit mengurangi kerugian, setelah kembali melanjutkan perdagangan tak lama setelah pukul 9:00 pagi waktu London. Saham Metro ditutup di posisi GBP 37,50 atau ambruk 25,74%.

Bursa Efek London (London Stock Exchange/LSE) mengonfirmasi kepada CNBC International bahwa suspensi singkat saham Metro Bank tersebut dipicu oleh mekanisme pemutus sirkuit (circuit breaker mechanismkarena besarnya penurunan yang fluktuatif.

Penurunan tajam tersebut menyusul laporan bahwa Metro Bank berusaha mengumpulkan £600 juta (US$727 juta) dalam bentuk utang dan ekuitas, menurut Reuters. Chalenger Bank yang diluncurkan pada 2010 tersebut, memiliki kapitalisasi pasar kurang dari GBP100 juta.

Challenger bank adalah bank ritel yang relatif kecil yang didirikan dengan tujuan bersaing bisnis dengan bank-bank nasional Inggris besar yang sudah lama berdiri.

Bank macam tersebut biasanya mengkhususkan diri pada bidang-bidang yang kurang terlayani oleh the big 4 bank di Inggris (Barclays, HSBC, Lloyds Banking Group, dan Grup NatWest).

\Metro Bank mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka saat ini sedang mempertimbangkan "cara terbaik untuk meningkatkan sumber daya modalnya," dengan fokus khusus pada obligasi senilai GBP350 juta yang akan jatuh tempo pada Oktober 2025.

Investor memperdagangkan lebih dari 1.6 juta saham segera setelah pasar saham dibuka Kamis, menurut data FactSet. Biasanya, kurang dari 100.000 saham Metro Bank berpindah tangan setiap jamnya.

Saham bank tersebut telah kehilangan sekitar dua pertiga valuasinya sejak pertengahan Februari lalu. Metro Bank bernilai GBP87 juta pada penutupan Rabu.

Bulan lalu, regulator utama Bank of England (BoE), Prudential Regulation Authority, menyatakan, mereka tidak mungkin mengizinkan Metro Bank untuk menggunakan model risiko internal mereka sendiri untuk beberapa kredit pemilikan rumah (KPR).

Oleh karena itu, Metro Bank akan dikenakan persyaratan modal yang lebih tinggi. Ini pada gilirannya menjadi sebuah kekhawatiran yang membebani investor.

"Sudah jelas untuk beberapa waktu bahwa [Metro] kekurangan modal, dengan bank beroperasi di bawah persyaratan MREL," kata bank investasi Keefe, Bruyette & Woods dalam sebuah catatan penelitian, dikutip CNBC International, Kamis (5/10).

MREL adalah mengacu pada jumlah minimum ekuitas dan utang subordinasi yang harus dipertahankan perusahaan yang memenuhi syarat yang diberlakukan oleh pihak berwenang.

Keefe, Bruyette & Woods menyebut, pertanyaan kunci yang kini dihadapi Metro Bank berpusat pada kemampuannya untuk meningkatkan modal dan apakah hal tersebut akan cukup untuk menghilangkan kekhawatiran mengenai permodalan.

Menurut catatan Financial Times, Rabu (5/10), pada 2019, Metro mengakui bahwa portofolio pinjaman komersialnya jauh lebih berisiko daripada yang dilaporkan sebelumnya, sehingga memicu penurunan harga saham sebesar 39 persen dalam satu hari kala itu dan denda GBP10 juta dari FCA, yang mengatakan bank tersebut telah menyesatkan investor.

Miliarder Kolombia Jaime Gilinski adalah investor terbesar melalui kendaraan investasi Spaldy Investments miliknya. Putrinya, Dorita, duduk di dewan Metro Bank.

No comments:

Post a Comment