Showing posts with label BESTPRO. Show all posts
Showing posts with label BESTPRO. Show all posts

Wednesday, May 7, 2025

CT, Haji Isam Sampai Prajogo Temani Prabowo Temui Bill Gates

 

Pertemuan Presiden Prabowo dengan Bill Gates dan Filantropis Indonesia, Rabu (7/5/2025). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Pertemuan Presiden Prabowo dengan Bill Gates dan Filantropis Indonesia, Rabu (7/5/2025). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation Bill Gates di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025). Turut hadir pula tokoh filantropi Indonesia dan menteri anggota Kabinet Merah Putih.

Dalam sambutannya, Prabowo mengungkapkan kalau setiap tahun, Gates Foundation memberikan bantuan sebesar US$ 9 miliar setiap tahun. Khusus untuk Indonesia, kepala negara mengatakan, Gates telah menyumbang lebih dari US$ 100 juta sejak tahun 2009.

"Jadi sesuatu yang menarik tadi saya bicara dengan beliau, beliau telah memberi hibah ke Indonesia senilai US$ 159 juta. Di kesehatan US$ 119 juta, pertanian US$ 5 juta, teknologi US$ 5 juta, bantuan sosial lainnya lintas sektor totalnya lebih dari US$ 28 juta lebih," kata Prabowo.

Berikut daftar pengusaha dan petinggi yang hadir di Istana Merdeka:

- Pemilik CT Corp, Chairul Tanjung

- Pemilik PT Alamtri Resources Tbk (ADRO), Garibaldi Thohir 

- Pemilik Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo

- Pemilik Barito Group, Prajogo Pangestu

- Komisaris Indika Energy (INDY), Arsjad Rasjid

- Pemilik Artha Graha Group, Tomy Winata

- pemilik Lippo Group, James Riady

- Pemilik Salim Group, Anthony Salim

- Pemilik Mayapada Group, Dato Sri Tahir

- Pemilik Jhonlin Group, Andi Syamsuddin Arsyah (Haji Isam)

- Wakil Ketua Umum KADIN, Aryo Djojohadikusumo

- Wakil Ketua Komisi I DPR, Budisatrio Djiwandono

- Menkomdigi, Meutya Hafid

Wednesday, April 30, 2025

Top! Waskita Karya (WSKT) Pangkas Utang Rp14,7 Triliun di 2024

 

Waskita Karya
Foto: dok Waskita Karya

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil memangkas utang hingga Rp14,7 triliun di 2024. Hal tersebut terungkap dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar perusahaan, Selasa, (29/4). Adapun dalam RUPST tersebut terdapat tujuh mata acara yang dibahas, di antaranya Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) Tahun Buku2024.

Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, proses pemulihan kinerja keuangan dan operasional melalui restrukturisasi menjadi perhatian utama Perseroan selama 2024. Kini, Waskita Karya pun telah mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp 31,65 triliun.

"Skema restrukturisasi tersebut telah efektif sejak 17 Oktober 2024. Berkat restrukturisasi yang dijalankan, Perseroan menjadi lebih optimal dalam menata keuangannya," ujar Ermy.

Ia menambahkan, restrukturisasi yang dilakukan pada Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp3,35 triliun juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga seri obligasi. Perseroan, kata dia, berhasil mendapatkan persetujuan restrukturisasi tersebut melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).

"Dalam konteks restukturisasi operasional, perusahaan menitikberatkan pada pemulihan kegiatan operasional inti dengan fokus menjadi kontraktor murni. Strategi ini mengedepankan pengerjaan sejumlah proyek dengan skema pembayaran bulanan dan menghindari turnkey, guna menjaga stabilitas modal kerja," jelasnya.

Ermy menegaskan, manajemen juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan Tata Kelola Perseroan. Hal ini menjadi salah satu fokus utama demi mencapai bisnis perusahaan yang prudent dan sustain.Pada tahun lalu, lanjutnya, Waskita berhasil mencatatkan total penurunan utang sebesar Rp14,7 triliun
menjadi Rp69,3 triliun.

Kinerja Waskita induk atau secara standalone pun mencatatkan keuntungan dengan laba berjalan sebesar Rp4,8 triliun. Laba itu disebabkan adanya peningkatan pendapatan lain-lain yang berasal dari pengakuan gain atas modifikasi utang dan adanya perbaikan rasio Beban Pokok Pendapatan/Pendapatan Usaha yang menghasilkan peningkatan margin laba kotor dari 0,6 persen pada 2023 menjadi 5,7% pada 2024.

Secara konsolidasi, Waskita juga berhasil meningkatkan EBITDA hingga 347 persen dari negatif Rp0,4 triliun menjadi positif Rp0,9 triliun. Peningkatan itu dikarenakan kinerja operasional, efisiensi atas beban usaha, dan kontribusi pendapatan lain-lain atas divestasi sebagian kepemilikan saham di ruas Tol Bogor-Ciawi-
Sukabumi (Bocimi).

Kemudian, beban keuangan Perseroan turun sebesar 1,8% dari Rp4,4 triliun menjadi Rp4,3 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan suku bunga pinjaman sejalan dengan restrukturisasi yang telah efektif dan divestasi ruas Tol Bocimi.

"Pada tahun lalu, Perseroan berkontribusi terhadap negara terkait pembayaran pajak sebesar Rp1,8 triliun secara konsolidasi," jelas Ermy.

Adapun total Nilai Kontrak Baru (NKB) yang didapat Perseroan menembus Rp9,55 triliun sepanjang 2024. Lalu realisasi pendapatan usaha secara konsolidasi mencapai Rp10,7 triliun atau 101 persen dari target Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

Berikutnya, total realisasi dana Tanggung Jawab dan Sosial Lingkungan (TJSL) Waskita Karya sebesar Rp4,4 miliar pada 2024. Sebanyak Rp2,9 miliar di antaranya merupakan realisasi TJSL PUMK, dengan 94 mitra binaan. Sedangkan sisanya sebesar Rp1,5 miliar merupakan realisasi TJSL Non-PUMK yang mencakup 10 program.

Di antaranya penanaman ratusan pohon buah, membantu ratusan korban bencana alam, pembagian ribuan paket sembako, memberikan pelatihan ke ratusan UMKM, mengadakan mudik gratis bagi ratusan pegawai, pengadaan sarana dan prasarana air bersih dan pengelolaan sampah, penyaluran beasiswa kepada puluhan siswa, serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik Ruang Kelas Baru (RKB) maupun komputer.

"Kegiatan TJSL Waskita Karya terbagi ke dalam empat pilar yaitu pilar sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola. Sepanjang tahun lalu, anggaran TJSL Waskita banyak disalurkan ke pilar ekonomi hingga Rp3,16 miliar. Ke depannya Perseroan berkomitmen akan terus melakukan peran tanggung jawab
sosial perusahaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat di Tanah Air," jelas Ermy.

Pada 2024 juga, perseroan meraih penghargaan tertinggi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang digelar oleh Komisi Informasi Pusat. Waskita sukses mempertahankan predikat sebagai Badan Publik (BP) Informatif sejak 2023. Waskita terus berkomitmen pula dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG).

Komitmen tersebut ditunjukkan dengan peningkatan skor assesment GCG dari 90,62 menjadi 92,1, sehingga mendapat predikat sangat baik.

"Kami berharap usai RUPST, Waskita bisa berlari lebih kencang lagi untuk mengejar sejumlah target pemulihan. Perseroan percaya seluruh keputusan yang telah disetujui oleh para pemegang saham dalam rapat tahunan ini akan berdampak baik bagi Waskita Karya sebagai BUMN Konstruksi yang sudah 64 tahun lebih berkontribusi bagi bangsa dan negara," tegasnya.

Sebagai informasi, dalam RUPST 2025 diputuskan tidak ada perubahan susunan direksi dan komisaris. Dengan begitu, Perseroan akan terus melanjutkan sejumlah strategi peningkatan kinerja, demi membawa Waskita bangkit dan kembali menjadi perusahaan konstruksi yang berkelanjutan sekaligus bertata kelola
baik.

Komisaris Utama/Independen : Heru Winarko
Komisaris Independen : Muhamad Salim
Komisaris Independen : Muradi
Komisaris Independen : Addin Jauharudin
Komisaris : Dedi Syarif Usman
Komisaris : T. Iskandar
Direktur Utama : Muhammad Hanugroho
Direktur Keuangan : Wiwi Suprihatno
Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital : Rudi Purnomo
Direktur Risk Management, Legal & QHSE : Anton Rijanto
Direktur Operasi I : Ari Asmoko
Direktur Operasi II : Dhetik Ariyanto

Tuesday, April 29, 2025

Rosan Ungkap Peran Besar BSI di Perbankan & Industri Syariah

 

Rosan Roeslani CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara. (Tangkapan layar youtube Setpres RI)
Foto: Rosan Roeslani CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara. (Tangkapan layar youtube Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danatara), Rosan Roeslani berbicara terkait peran besar PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS). Ia mengatakan kontribusi BSI mencapai 50% dari perbankan syariah.

Meski demikian dia mencatat ada peluang besar yang masih bisa ditangkap BSI mengingat porsi perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional masih rendah, yakni hanya sekitar 9%.Menurut Rosan, Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim diharapkan perbankan syariahnya bisa terus meningkatkan pangsa pasar dan membantu financial inclusion yang hanya 12,7% untuk industri syariah.

"Saya meyakini dengan kolaborasi pemerintah dan dunia usaha, peran ekonomi syariah akan semakin besar. kecepatannya harus diakselerasi, sehingga peran ekonomi syariah bisa lebih besar dan baik ke depan," terang Rosan.

Rosan mengatakan ke depannya para BUMN termasuk BSI bisa bersinergi baik dari segi inklusi syariah, distribusi, dan sumber daya manusia (SDM).

"Karena kan di dalam BUMN ini banyak program-program syariah lainnya yang bisa dikerjasamakan. Karena kan ada insurance, itu bisa dikeresamakan, di distribusinya dengan perbankan juga. Kemudian ada capital market mungkin selama ini yang masih belum bisa, belum bergabung lebih besar, itu bisa kita kerjasamakan kita duduk bareng bagaimana ini bisa dikerjasamakan," jelas Rosan.

Ia mengatakan Danantara dan BSI serta para BUMN lainnya akan berdiskusi membahas potensi-potensi kerja sama yang dapat dijajaki.

"Ini harus kita tingkatkan di semua sektor yang berhubungan dengan penguatan ekonomi syariah termasuk juga dalam bidang pengembangan dunia usahanya, misalnya di retail dan lain-lainnya," tandasnya.

Monday, April 28, 2025

Low Tuck Kwong Kaya Raya, Ternyata "Dibantu" Ratu Belanda

 

Pendiri Bayan Resources, Datok Low Tuck Kwong. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pendiri Bayan Resources, Datok Low Tuck Kwong. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Sektor tambang batu bara menjadi bisnis yang menggiurkan karena menghasilkan keuntungan yang tinggi. Low Tuck Kwong merupakan konglomerat yang berhasil kaya raya di sektor tersebut.

Ternyata jalan sukses pengusaha tambang batu bara di Indonesia tak terlepas dari peran Ratu Belanda era 1840-an yang menggencarkan ekspedisi ke Kalimantan. Akibatnya, banyak pengusaha yang terjun ke bisnis ini setelah kandungan batu bara di wilayah itu ditemukan.

Pada 1846, eksploitasi batu bara pertama di Indonesia mulai terlaksana. Eksploitasi ini dilaksanakan setelah Ratu Belanda mengirimkan tim peneliti untuk membuktikan kabar penemuan cadangan batu bara yang besar di wilayah Kalimantan.

Penggalian ini menjadi sejarah penting. Sebab, dari sinilah pintu eksploitasi batu bara dibuka. Adanya perintah ratu tersebut membuat ambisi mengangkut batu bara dari bumi Kalimantan meningkat dan semakin besar hingga saat ini.

"Setelah 1945, karakteristik dan struktur industri pertambangan Indonesia tidak banyak mengalami perubahan sebab ekstraksi sumber daya mineral tetap ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional," tulis Robert Siburian dalam "Pertambangan Batu Bara: Antara Mendulang Rupiah dan Menebar Potensi Konflik" (Masyarakat Indonesia, 2012).

Meningkatnya kebutuhan pasar internasional inilah yang membuat prospek bisnis batu bara di Indonesia semakin menjanjikan. Saat Soeharto berkuasa, investasi asing semakin mudah, sehingga penguasaan sumber daya alam oleh pihak swasta bukan lagi halangan. Salah satu yang tertarik adalah Low Tuck Kwong.

Kwong tumbuh dan besar di Singapura. Ada kabar kalau selama hidupnya di sana ia belajar berbisnis di usaha ayahnya yang dikenal sebagai pebisnis ulung di bidang konstruksi.

Dalam situs resmi Bayan Group, pria kelahiran 1948 ini datang ke Indonesia pada 1972.

Kala itu ia masih berstatus sebagai Warga Negara Singapura. Karena terlebih dahulu handal di bidang kontruksi, ia lantas mendirikan perusahaan kontraktor di Tanah Air bernama PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) setahun kemudian.

Kwong mengklaim kalau perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan umum ini menjadi perintis pekerjaan pondasi tiang pancang selama kurun 1980-1990-an.

Pada 1988, JSI putar haluan. Kwong mulai melirik potensi industri batu bara karena meningkatnya permintaan pasar internasional. Alhasil, 10 tahun kemudian dan lima tahun setelah resmi jadi Warga Negara Indonesia, tepatnya pada 1997, terjadilah kontrak dan pengakuisisian dua perusahaan batu bara, yakni PT. Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT. Dermaga Perkasapratama (DPP).

PT. Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) adalah perusahaan milik Haji Asri yang telah jadi pemain lama di sektor batu bara Kalimantan Timur. Kwong membeli sahamnya seharga Rp 5 Miliar.

Belakangan, Kwong menyatukan dua perusahaan itu menjadi satu perusahaan induk: PT. Bayan Resources Tbk (BYAN). Sejak saat itulah, BYAN memiliki hak eksklusif pertambangan dari pemerintah Indonesia. Pada 2021, perusahaannya menerima lima kontrak dan tiga kuasa pertambangan dari pemerintah Indonesia. Total konsesinya mencapai 81. 265 hektar.

Kini di tengah situasi global tidak menentu, Kwong ibarat tertimpa durian runtuh. Meningkatnya harga batu bara di pasar global berarti meningkatkan pula harta kekayaan Kwong.

Terbukti, Forbes menempatkannya sebagai orang terkaya di Indonesia pada 2022 menyingkirkan Hartono bersaudara yang sudah memegang mahkota itu sejak 2008. Memang, ia juga berbisnis di sektor teknologi, tetapi batu bara tetap menjadi tulang punggung utama kekayaan Kwong.