Showing posts with label PT BESTPROFIT FUTURES. Show all posts
Showing posts with label PT BESTPROFIT FUTURES. Show all posts

Friday, December 12, 2025

Harga Perak Antam 12 Desember Naik seusai Silver Spot Menguat 3 Persen

 Ilustrasi perak Antam

Ilustrasi perak Antam (Logam Mulia)

Jakarta, Beritasatu.com - Harga perak domestik produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali mencatat penguatan pada perdagangan Jumat (12/12/2025). Berdasarkan informasi dari laman Logam Mulia, harga perak Antam naik sebesar Rp 800 menjadi Rp 39.239 per gram.

Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (11/12/2025), harga perak Antam Rp 590 hingga mencapai Rp 38.435 per gram.

Untuk produk perak murni, harga dasar perak Antam berat 250 gram pada Kamis tercatat Rp 10,208 juta Sementara itu, harga perak murni ukuran 500 gram dipatok pada Rp 19,617 juta.

ADVERTISEMENT

Kenaikan harga perak domestik ini berlangsung seiring reli perak global pasca keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke rentang 3,5%-3,75%.

Harga perak mencatat lonjakan signifikan pada perdagangan Kamis (11/12/2025), naik hampir 3% dan kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Hingga Jumat (12/12/2025) pagi WIB, perak diperdagangkan di kisaran US$ 63,08 per ons troi setelah sentuh rekor baru di US$ 64,31 per ons troi.

Thursday, November 27, 2025

Baleg DPR Cabut RUU Danantara hingga Patriot Bond dari Prolegnas

 Ketua Baleg DPR Bob Hasan (tengah).

Ketua Baleg DPR Bob Hasan (tengah). (Antara/Rahmat Fajri)

Jakarta, Beritasatu.com – Badan Legislasi (Baleg) DPR mencabut empat Rancangan Undang-Undang (RUU) dari daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas tahun 2026, yaitu RUU Daya Anagata Nusantara (Danantara), RUU Patriot Bond, RUU Perindustrian, dan RUU Kejaksaan.

Ketua Baleg DPR RI Bob Hasan mengatakan penyesuaian ini bertujuan untuk memastikan fokus kerja legislasi lebih realistis dan dapat tercapai secara optimal.

"Tetapi bila di tengah masa evaluasi ada perubahan, kemungkinan akan kami ubah kembali," kata Bob seperti dilansir dari Antara, Kamis (27/11/2025).

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan pencabutan beberapa RUU tersebut berdasarkan evaluasi kinerja legislasi dalam setahun terakhir. Menurut Bob, pada tahun 2025, sebanyak 21 RUU telah disahkan menjadi undang-undang, terdiri dari tujuh RUU biasa dan 14 RUU kumulatif terbuka.

Selain itu, ada sejumlah RUU yang masih berproses, yaitu sembilan RUU yang telah selesai tahap pembicaraan tingkat satu, empat RUU yang akan memasuki tahap pembicaraan tingkat satu, dan 35 RUU masih dalam tahap penyusunan oleh DPR dan pemerintah.


"Jadi sudah dipastikan ada empat RUU yang ditarik dan dikembalikan ke long list, ke Prolegnas jangka menengah," ujarnya.

Sebelumnya, Baleg DPR RI menetapkan 52 RUU masuk daftar Prolegnas Prioritas 2025 dan 67 RUU masuk Prolegnas Prioritas 2026.

Monday, November 24, 2025

OJK Sebut Penurunan BI-Rate dan Nataru Dongkrak Kredit Konsumsi


Jakarta, Beritasatu.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perbaikan transmisi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI rate) serta meningkatnya belanja masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan menjadi pendorong utama naiknya kredit konsumsi hingga akhir 2025 dan memasuki awal 2026.


Selain faktor musiman, tren penurunan suku bunga pinjaman, akselerasi belanja pemerintah, hingga aktivitas investasi swasta turut diperkirakan memberi dorongan tambahan pada pertumbuhan kredit.


Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut kredit konsumsi masih tumbuh meski melandai. Menurutnya, pola ini sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang ditopang konsumsi rumah tangga serta daya beli yang belum sepenuhnya pulih.


BACA JUGA


Dana SAL Rp 76 T Perkuat Likuiditas dan Dorong Kredit Perbankan

ADVERTISEMENT


Hingga September 2025, kredit konsumsi tercatat naik 7,42% secara tahunan. Namun, risiko kredit menunjukkan sedikit peningkatan dengan rasio kredit bermasalah (NPL) konsumsi mencapai 2,37%, lebih tinggi dari 1,85% pada September tahun lalu.


“OJK menekankan pemulihan kredit konsumsi bergantung pada perbaikan permintaan domestik, transmisi penurunan suku bunga ke lending rate, serta perbaikan pendapatan rumah tangga yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat,” ujar Dian, dikutip dari Antara, Senin (24/11/2025).


OJK mencatat perlambatan paling tajam terjadi pada segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).


KPR hanya tumbuh 7,26%, turun dari 10,89% tahun sebelumnya.

KKB tumbuh sangat tipis, 0,72% dari 9% pada September 2024.

BACA JUGA


Pemerintah Guyur Rp 276 T, Kredit Diprediksi Melejit Akhir Tahun

Dian menjelaskan lemahnya permintaan KKB sejalan dengan penjualan kendaraan yang masih terkontraksi sepanjang tahun.


Di sisi lain, layanan buy now pay later (BNPL) menunjukkan kenaikan signifikan 25,49% menjadi Rp 24,86 triliun. Meski porsinya terhadap total kredit perbankan masih kecil, kualitas kreditnya tetap terjaga dengan NPL sebesar 2,61%.


Secara umum, total penyaluran kredit perbankan pada September 2025 tumbuh 7,7%, lebih tinggi dari 7,56% pada bulan sebelumnya, dengan outstanding mencapai Rp 8.162,8 triliun.


Dari sisi penggunaan, kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi 15,18%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh moderat 3,37%.


OJK menyebut penurunan BI-Rate mulai tercermin dalam penyesuaian bunga kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Secara tahunan, rata-rata bunga kredit investasi turun 50 bps menjadi 8,25%. Sementara bunga kredit modal kerja turun 41 bps menjadi 8,46%.


Penurunan suku bunga kredit biasanya membutuhkan waktu karena menyesuaikan struktur biaya masing-masing bank, terutama biaya dana (cost of fund). OJK memperkirakan masih ada ruang penurunan bunga kredit ke depan, apalagi jika tren pelonggaran moneter global berlanjut pada kuartal IV 2025. 

Wednesday, November 19, 2025

Wall Street Melemah, S&P 500 Cetak Penurunan Beruntun 4 Hari

 ilustrasi Wall Street.


ilustrasi Wall Street. (AP/AP)



New York, Beritasatu.com – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Rabu (19/11/2025), dengan indeks S&P 500 mencatat penurunan empat sesi beruntun akibat kekhawatiran valuasi saham teknologi besar serta proyeksi yang mengecewakan.


Pelaku pasar turut berhati-hati menjelang rilis kinerja kuartalan perusahaan artificial intelligence (AI). Meski musim laporan keuangan telah mendekati akhir, kinerja Nvidia tetap menjadi sorotan karena kekhawatiran pasar terhadap reli saham yang dipicu optimisme AI. Saham Nvidia turun 2,8%.







Indeks Dow Jones Industrial Average turun 498,50 poin (1,07%) ke 46.091,74. Indeks S&P 500 melemah 55,09 poin (0,83%) menjadi 6.617,32, sementara Nasdaq Composite merosot 275,23 poin (1,21%) ke 22.432,85.


BACA JUGA


Akhir Shutdown AS Terungkap! Lobi Senyap Jadi Penentu Deal

ADVERTISEMENT


Sejumlah survei swasta menunjukkan pasar tenaga kerja mulai mendingin. Data memperlihatkan jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran melonjak antara pertengahan September hingga pertengahan Oktober.


“Sentimen pasar mengalami koreksi besar ketika laporan laba sebenarnya berada di atas ekspektasi optimistis. Namun, ketakutan masih sangat kuat beredar di pasar,” ujar Kepala Strategi Investasi Empower, Marta Norton, seperti dilansir Reuters.


Enam dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup menguat, sedangkan indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 naik 0,3%. Di antara megacaps yang melemah tajam, saham Amazon turun 4,4%.


BACA JUGA


Shutdown AS Berakhir: Akar Masalah hingga Terjalin Kesepakatan

Kekhawatiran atas valuasi tinggi dan menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember mendorong aksi jual di bursa AS, dengan S&P 500 kini terkoreksi sekitar 4% dari puncak Oktober.


S&P 500 dan Nasdaq juga ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 harinya, sebuah ambang teknikal penting yang terakhir kali terjadi pada akhir April. Pada perdagangan Nasdaq, 2.353 saham menguat dan 2.350 melemah, dengan rasio advancers-decliners berada di angka 1 banding 1.


Volume perdagangan di bursa AS tercatat 18,66 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata 20,2 miliar saham pada 20 hari terakhir.

Thursday, November 13, 2025

Fenomena La Nina dan Banjir Indonesia Terungkap lewat Ramalan

 Fenomena La Nina yang masih aktif menyebabkan hujan deras dan banjir di Sumedang, Semarang, dan sejumlah wilayah Indonesia. BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem hingga pertengahan November 2025

Fenomena La Nina yang masih aktif menyebabkan hujan deras dan banjir di Sumedang, Semarang, dan sejumlah wilayah Indonesia. BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem hingga pertengahan November 2025 (Beritasatu Photo/Joanito De Saojoao)

Jakarta, Beritasatu.com Hujan deras yang terus mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pemerintah. Jalan-jalan utama di kota-kota besar berubah menjadi sungai sementara pemukiman warga tergenang, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan menimbulkan risiko kerusakan fasilitas publik.

Fenomena La Niña dan Cuaca Ekstrem di Indonesia

Soal cuaca ekstrem, fenomena La Nina sedang berlangsung di Samudera Pasifik, meskipun tergolong lemah, tetap memberikan dampak signifikan bagi pola hujan di seluruh Nusantara. Para pakar menekankan bahwa hujan ekstrem yang terjadi bukanlah fenomena sederhana, melainkan hasil interaksi kompleks antara berbagai sistem atmosfer global, regional, dan lokal yang sedang aktif.

00:00
Copy video url
Play / Pause
Mute / Unmute
Report a problem
Language
Share
Vidverto Player
ADVERTISEMENT
Peningkatan curah hujan terjadi di Indonesia di antaranya dipengaruhi fenomena La Nina yang diperkirakan bertahan di Indonesia hingga awal 2026. Berbagai persiapan dilakukan dalam menghadapi potensi dampak dari fenomena ini. - (Antara/Noropujadi)
Peningkatan curah hujan terjadi di Indonesia di antaranya dipengaruhi fenomena La Nina yang diperkirakan bertahan di Indonesia hingga awal 2026. Berbagai persiapan dilakukan dalam menghadapi potensi dampak dari fenomena ini. - (Antara/Noropujadi)

Fenomena global seperti siklon tropis di Pasifik Timur dan pola gelombang atmosfer yang bergerak di sekitar wilayah Indonesia, berpadu dengan kondisi laut di Samudra Hindia dan Pasifik, membentuk atmosfer yang lembap dan tidak stabil.

Situasi ini meningkatkan kemungkinan hujan deras disertai petir dan angin kencang. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyatakan, potensi cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan November 2025. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menyiapkan langkah antisipatif.

ADVERTISEMENT

Banjir dan Longsor di Sumedang

Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, hujan yang mengguyur sejak Selasa (11/11/2025) menimbulkan banjir dan tanah longsor di berbagai titik, terutama di Kecamatan Sumedang Selatan dan Sumedang Utara. Desa Girimukti menjadi salah satu lokasi paling parah, di mana tanah longsor menimpa sebuah rumah warga, memaksa evakuasi darurat.

Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sejak Selasa 11 Nvember 2025 mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah lokasi. - (Beritasatu.com/Usep Hadi Wihanda)
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sejak Selasa 11 Nvember 2025 mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah lokasi. - (Beritasatu.com/Usep Hadi Wihanda)

Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Sumedang Rully Suryasoemantri menceritakan tantangan dalam penanganan bencana. Ia menjelaskan jumlah lokasi terdampak cukup banyak, sementara akses jalan terbatas dan personel yang tersedia masih kurang. Selain rumah warga, kantor dinas, gudang farmasi, sekolah, dan masjid juga ikut terendam, sehingga koordinasi antara aparat dan warga menjadi sangat penting.

Semarang Terendam, Ribuan Warga Terdampak

Fenomena serupa juga terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Hujan deras yang terus menerus sejak akhir Oktober 2025 lalu menyebabkan genangan air di jalur Pantura, salah satu akses utama yang menghubungkan berbagai wilayah. Kawasan padat penduduk seperti Tlogosari, Sawah Besar, dan Genuk turut terdampak, sehingga aktivitas masyarakat terhenti.

Jalur kereta api juga terdampak, PT KAI mengubah rute perjalanan dari arah barat dan timur untuk menghindari banjir. Data BPBD Jawa Tengah menunjukkan bahwa lebih dari 63.000 warga terdampak dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia. Meski pemerintah bekerja sama dengan BNPB untuk menekan curah hujan melalui operasi modifikasi cuaca, air tetap sulit dikendalikan karena hujan yang terus mengguyur.

Operasi Modifikasi Cuaca di Jabodetabek

Di Jakarta, upaya mitigasi dilakukan melalui operasi modifikasi cuaca. Pada Minggu (9/11/2025), BPBD Jakarta menyemai sekitar 1,6 ton garam ke udara di perairan selatan Banten hingga Sukabumi. Tujuan dari operasi ini adalah untuk mengurangi potensi pembentukan awan hujan lebat sebelum memasuki wilayah Jabodetabek, sehingga risiko genangan dan banjir dapat ditekan.

Kepala Pelaksana BPBD Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, tim menemukan berbagai jenis awan mulai dari cumulus hingga stratocumulus dengan puncak hingga 14.000 kaki. Evaluasi dilakukan setiap hari bersama BMKG dan TNI AU untuk memastikan efektivitas operasi. Meskipun demikian, masyarakat tetap diminta waspada terhadap hujan lebat, angin kencang, dan petir, serta menjaga saluran air tetap bersih agar tidak tersumbat.

Fenomena atmosfer yang memengaruhi curah hujan di Indonesia sangat kompleks. Siklon tropis yang bergerak di Pasifik meningkatkan konvergensi angin dan memicu pembentukan awan konvektif di wilayah timur dan utara Indonesia.

Madden-Julian Oscillation yang aktif di kawasan Maritime Continent serta gelombang Kelvin dan Rossby Equator memperkuat pembentukan awan berlapis, sehingga curah hujan harian meningkat signifikan.

Indeks Dipole Mode (DMI) yang negatif menunjukkan pemanasan permukaan laut di Samudra Hindia bagian timur, mendorong aliran uap air menuju wilayah barat Indonesia. Kombinasi fenomena ini menciptakan atmosfer yang lembap dan labil, meningkatkan risiko hujan deras yang dapat memicu banjir dan tanah longsor.