Bloomberg Technoz, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencoret dua calon emiten dari daftar pipeline pencatatan saham tahun ini. Dengan pencoretan tersebut, jumlah perusahaan yang masih mengantre untuk melantai di pasar modal kini hanya tersisa empat.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, dari total 14 perusahaan yang sebelumnya masuk dalam pipeline hingga Juni 2025, delapan emiten akan tercatat pada pekan ini, empat masih dalam proses, dan dua lainnya dikeluarkan.
“Kalau ada yang sudah rilis akhirnya keluar, pertama bisa jadi karena pemutakhiran data. Jadi mereka memutuskan untuk laporan keuangannya itu diperbarui,” kata Nyoman di Gedung BEI, Selasa (8/7/2025).
Selain itu, Nyoman juga menjelaskan alasan lain didepaknya calon emiten dari pipeline yaitu terdapat perbaikan yang membutuhkan waktu seperti legal dokumen. Terakhir yaitu memang memang ditolak oleh bursa.
Dengan didepaknya dua calon emiten tersebut, saat ini Bursa hanya memiliki 4 perusahaan di pipeline. Meskipun pipeline IPO kini menyusut signifikan, BEI tetap mengklaim minat emiten untuk mencatatkan sahamnya masih cukup tinggi. Nyoman menyebut, dalam tren dua tahun terakhir, banyak perusahaan baru mulai mengajukan dokumen setelah merampungkan laporan keuangan semester I.
“Saat ini kan mereka masih preparation laporan keuangan Juni. Jadi memang banyak yang baru akan masuk pipeline setelah itu,” ujarnya.
Dia mengklaim setidaknya tren dalam dua tahun terdapat 45 hingga 47 perusahaan yang baru memproses dokumen ke regulator untuk melantai di Bursa Efek Indonesia.
Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, sepanjang semester I/2025, total dana yang berhasil dihimpun melalui pasar modal Indonesia mencapai Rp142,62 triliun dari 123 aksi korporasi. Skema yang paling dominan adalah penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan (PUB EBUS), disusul penambahan modal melalui rights issue (PUT) dan penawaran umum perdana saham (IPO).
Secara rinci, IPO tercatat dilakukan oleh 14 perusahaan, dengan total dana yang diperoleh mencapai Rp6,69 triliun. Sementara itu, dari pipeline saat ini, masih ada 6 calon emiten IPO dengan potensi dana tambahan sebesar Rp5,95 triliun.
Penggalangan dana terbesar berasal dari aksi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue, yang dilakukan oleh 8 emiten dan menyumbang Rp19,14 triliun.
Sementara itu, emisi efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) menyumbang Rp9,15 triliun dari 9 penerbit, dan PUB EBUS menjadi kontributor terbesar dengan nilai Rp107,64 triliun dari 92 penerbitan.
BEI juga mencatat bahwa hingga akhir Juni 2025, terdapat 13 aksi korporasi lagi dalam pipeline, dengan potensi tambahan dana Rp9,80 triliun, mayoritas berasal dari PUB EBUS dan IPO.


No comments:
Post a Comment