Friday, February 24, 2023

Harga Emas Antam Hari Ini Loyo Lagi, Dua Hari Turun Rp 8.000

 Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas Antam Kamis (23/2/23) turun lagi, mengekor penurunan harga emas dunia. Harga emas di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung ukuran 1-gram terpantau turun Rp 4.000 menjadi Rp 1.015.000 per batang.

Dengan penurunan Rp 4.000 hari ini maka harga emas Antam sudah turun Rp 8.000 selama dua hari karena kemarin juga turun Rp 4.000.

Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan Rp 900 ribu per gram. Harga tersebut juga melandai Rp 4.000 dari perdagangan sebelumnya.

Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.


Lagi-lagi, harga emas Antam kurang bergairah sejalan dengan lesunya emas dunia. Pasar Emas mengalami penurunan drastis setelah risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) keluar.

Pada penutupan perdagangan Rabu (22/2/2023), harga emas ditutup di posisi US$ 1.825,04 per troy ons, mengalami penurunan sebesar 0,51%. Sepanjang Februari tahun ini, emas anjlok 5,32%, berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 5,7% pada Januari 2023.

Risalah tersebut mengkonfirmasi pandangan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) bahwa inflasi AS masih melambung di atas target mereka.

Pergerakan emas sepanjang tahun ini sangat dipengaruhi kebijakan The Fed, dengan harga emas yang merosot setelah kenaikan suku bunga atau sinyal peningkatan suku bunga.

Kebijakan moneter yang ketat akan membuat dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS meningkat, yang membuat emas semakin tidak terjangkau. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks dolar dan imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun kembali naik.

Meski data inflasi menunjukkan penurunan, The Fed menekankan bahwa diperlukan lebih banyak bukti kemajuan di kisaran harga yang lebih luas untuk meyakinkan bahwa inflasi terus melandai.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment