Foto: Ivan Yustiavandana (Tangkapan layar Youtube PPATK Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Fakta baru kasus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) terungkap. Banyak aliran dana yang penggunaannya cukup mencengangkan.
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengatakan, Indosurya menggunakan skema ponzi. Koperasi ini menunggu masuknya duit nasabah baru yang kemudian banyak dipakai ke perusahaan terafiliasi.
"Contohnya, digunakan untuk beli jet, dibayarkan yacht, bahkan operasi plastik (oplas, kecantikan, suntik macam-macam. Sampai ke situ, artinya tidak murni dilakukan bisnis layaknya sebuah koperasi," jelas Ivan, Selasa (14/2/2023).
Ivan menambahkan, total dana transaksi yang berhasil ditelusuri Rp 500 trililun dari 12 koperasi bodong. Dari nilai ini, aliran transaksi yang berasal dari KSP Indosurya ke luar negeri mencapai Rp 240 triliun. Untuk transaksi yang ditelusuri itu kata Ivan sangat besar karena dari 1 bank saja sudah berisi 40 nasabah.
"Nah Indosurya sendiri memang massive kita sampaikan ke kejaksaan, kami sudah beberapa kali kirim hasil analisis kepada kejakaksaan terkait Indosurya, artinya dari perspektif PPATK memang terjadi pencucian uang," tutur Ivan.
Kondisi Korban
Korban kasus penipuan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya masih berharap uang yang mereka tempatkan bisa kembali. Meskipun, terduga kasus itu yakni June Indria dan Henry Surya, telah divonis bebas.
Para korban pun menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2023), supaya hak-haknya bisa kembali. Salah satu korban yang menyuarakan hal ini adalah Pao (56) karena telah berinvestasi Rp 2,5 miliar di KSP itu.
Pao bercerita, sampai setres dan sempat sakit-sakitan karena mengetahui uang tabungannya yang diinvestasikan di KSP Indosurya tidak membuahkan hasil setelah diiming-imingi akan mendapatkan imbal hasil 9-10%.
a mengaku tak sendiri mengalami kondisi itu, sebab dari hasil upayanya membuat grup kecil korban Indosurya, banyak diantara anggotanya yang telah jatuh sakit hingga ada yang meninggal dunia akibat uang investasinya raib begitu saja.
"Jadi sebenarnya kita cuma mau hak kita dikembalikan, banyak orang susah gara-gara ini, stres, gila, meninggal, sakit, banyak pak," ujar Pao di sela-sela demonstrasi yang turut ia hadiri
No comments:
Post a Comment