Tuesday, June 21, 2022

Presiden Jokowi Ajak Bangun Ketahanan Pangan sesuai Karakteristik Daerah

 Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital Prananda Prabowo (kedua kiri), Sekjen Hasto Kristiyanto (kanan) dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kiri) saat akan mengikuti Rakernas II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Rakernas II PDI Perjuangan tersebut bertemakan Desa Kuat, Indonesia Maju dan Berdaulat dengan sub tema Desa Taman Sari Kemajuan Nusantara. 

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para kepala daerah untuk membangun ketahanan pangan nasional sesuai karakteristik daerah. Ia mencontohkan, di Nusa Tenggara Timur (NTT) masyarakat mengembangkan tanaman porang dan di Tanah Papua sangat cocok untuk tanaman sagu.

“Kedaulatan pangan, ketahanan pangan betul-betul harus menjadi konsentrasi kita, fokus kita ke depan. Dan, setiap daerah harus memiliki keunggulan pangan masing-masing sesuai dengan karakteristik tanahnya dan kondisi PT BESTPROFIT

 masyarakatnya dan sesuai dengan tradisi makan warganya,” kata Presiden Jokowi pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). BEST PROFIT


Kepala Negara mengatakan, sagu adalah komoditas yang cocok ditanam di tanah Papua sekaligus menjadi makanan pokok masyarakat di daerah itu. Oleh karena itu, penanaman tanaman sagu harus terus dipertahankan dan tidak dialihkan ke komoditas lainnya yang tidak sesuai dengan karakteristik tanah dan masyarakat Papua. BESTPROFIT


“Jangan kita paksa untuk keluar dari kekuatannya, dari karakternya,” kata Presiden Jokowi. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

Tak hanya itu, sagu dan porang juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor Indonesia. Komoditas ini banyak diminati oleh negara lain karena dinilai lebih menyehatkan.

“Sagu itu justru makanan yang paling sehat karena gluten free. Ini nanti yang akan dikejar oleh negara-negara lain, hal-hal yang seperti ini yang kita sering lupa. Termasuk porang, kenapa dikejar? Karena di situ juga sangat rendah gulanya, makanan yang sangat sehat,” ujarnya.

Selain itu, kata Presiden Jokowi, penanaman sorgum secara besar-besaran akan dilakukan di Nusa Tenggara Timur. Tanaman ini dinilai cocok dengan karakteristik wilayah serta akan menjadi kekuatan NTT di sektor pangan. Penanaman sorgum ini telah diujicobakan di lahan seluas 40 hektare di Waingapu.

“Tanpa air yang banyak sorgum di NTT terlihat tumbuh sangat subur dan tumbuh sangat hijau. Ternyata sebelumnya memang warga di NTT itu nanem-nya sorgum atau cantel tapi bergeser ke beras,” ujarnya.

Presiden menambahkan, sorgum dapat menjadi alternatif komoditas gandum yang saat ini harganya melonjak terdampak dari konflik Ukraina dan Rusia. Impor gandum Indonesia saat ini mencapai 11 juta ton.

“Sorgum bisa menjadi alternatif pengganti gandum yang harganya saat ini sedang melambung sangat tinggi dan kita tergantung impor dari luar,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengapresiasi upaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang terus mengembangkan riset di bidang pangan.

“Saya berterima kasih kepada Ibu Mega (Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri), BRIN sekarang diarahkan kepada riset, penelitian hal-hal yang berkaitan dengan pangan. Arahnya ke depan benar, benar memang harus ke sana,” kata Presiden Jokowi. Jakarta, Beritasatu.com

No comments:

Post a Comment