Tuesday, November 23, 2021

Menkeu Minta Realisasi Belanja Negara Dioptimalkan

 Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 22 November 2021.

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meminta belanja negara terus diakselerasi hingga akhir tahun sebagai katalis pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, hingga akhir Oktober realisasi belanja negara tercatat hanya tumbuh 0,8% year-on-year (yoy).

Menurut Sri Mulyani, belanja negara juga baru 74,9% dari pagu dalam APBN sebesar Rp 2.750 triliun. Capaian belanja negara ditopang oleh belanja barang dan jasa, belanja perlinsos agak sedikit namun meningkat saat delta dan belanja kesehatan. PT BESTPROFIT


"Belanja negara hingga akhir Oktober relatif hanya tumbuh tipis 0,8%. Namun komposisi belanja yang kita refocusing ini menggambarkan suatu kehati-hatian" kata Sri Mulyani dalam Kongres AAIPI 2021, Selasa (23/11/2021). BEST PROFIT


Sri Mulyani menjelaskan, belanja pemerintah pusat senilai Rp 1.416,2 triliun atau mencatatkan pertumbuhan 5,4% mencakup belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 833,1 triliun atau tumbuh 14,8% yoy. BESTPROFIT


Sementara, belanja non-K/L tercatat Rp 583,1 triliun atau kontraksi 5,7%.
 Sedangkan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) lambat penyerapannya baru Rp 642,6 triliun atau minus 7,9%.

"Transfer ke daerah masih sangat lambat sebab daerah-daerah belum memenuhi kondisi atau persyaratan untuk bisa mendapatkan transfer. Hal ini menjadi salah satu tantangan menjelang tutup tahun," tandasnya. PT BESTPROFIT FUTURES


Kemudian, lanjut Sri Mulyani, sisi pendapatan negara juga telah menunjukkan pertumbuhan positif mencapai Rp 1.510,0 triliun atau tumbuh 18,2%. Realisasi tersebut telah mencapai 86,6% dari target Rp 1.743,6 triliun.


Sementara, defisit negara bulan Oktober mencapai Rp 548,9 triliun atau 3,29% terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit itu juga setara 54,5% dari yang direncanakan senilai Rp 1.006,4 triliun.
 BPF

"Penerimaan negara diharapkan akan terus menguat, disertai akselerasi belanja negara dapat dioptimalkan di akhir tahun.
 Saat kita alami defisit Rp 548,9 triliun, tujuan untuk defisit fiskal sebagai countercyclical sebagai motor defisit ini, maka belanja lebih besar dari pendapatan. Tujuannya, mendorong ekonomi pulih kembali," tandasnya.

Sumber :Jakarta, Beritasatu.com

No comments:

Post a Comment