Wednesday, July 31, 2024

Demi Family Office, RI Akan Impor Hakim dari UEA-Singapura

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampikan pemaparan saat Keynote Speech dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampikan pemaparan saat Keynote Speech dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kunci sukses pembentukan Family Office terletak pada kepastian hukum.

Kepastian hukum itu khususnya dalam hal penyelesaian sengketa bisnis non litigasi seperti melalui arbitrase.

"Jadi kalau ada legal certainty ini mereka selesai masalah. Apa itu? Common law. Common law itu sebenarnya mereka pikir sederhana kok, arbitrasenya itu kalau sudah ditentukan, putus, kalah, menang, ya sudah jangan lagi appeal," kata Luhut dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/7/2024)


Untuk memastikan arbitrase tanpa banding, Luhut mengatakan, maka pemerintah harus memiliki hakim yang memiliki sertifikasi internasional.

Ia mengaku, sudah berbicara dengan Presiden Joko Widodo supaya hakim-hakim arbitrase nantinya berasal dari negara-negara yang sudah sukses membangun Family Office, seperti di Uni Emirat Arab dan Singapura.

"Saya bilang sama Bapak Presiden, sebenarnya kita ambil aja yang dipakai oleh mereka, atau yang dipakai Singapura, atau yang dipakai orang yang sudah punya reputasi. Jadi enggak bisa lagi orang, dan kemarin saya di Jogja, UGM, diskusi sama profesor siapa itu, dia bilang, betul Pak Luhut. Dibenarkan itu," ucapnya.

Luhut mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto sudah setuju dengan usulan pembentukan Family Office tersebut.

"Sangat menyambut baik. Sama Pak Prabowo, sama saja. Saya ngomong sama beliau lama mengenai ini. Jadi kita jangan kehilangan waktu. Nah sekarang timnya ini lagi memfinalkan ini semua. Kita berharap sebelum Oktober, ini semua sudah selesai. Dan Presiden juga mau. Itu sama dengan Pak Prabowo," tutur Luhut.


Luhut mengaku, dalam membangun Family Office ini dia juga telah pergi ke Abu Dhabi dan Dubai di Uni Emirat Arab (UEA) untuk meminta bimbingan sebagaimana saat membangun Sovereign Wealth Fund (SWF) yang kini telah terbentuk dengan nama Indonesia Investment Authority (INA).

"Karena yang membimbing kita dulu, membuat INA, Indonesian Sovereign Wealth Fund itu adalah mereka. Saya ingat itu 3 tahun yang lalu dengan Presiden Jokowi dan ketemu dengan MBZ (Presiden UEA Mohamed Bin Zayed) di Bogor," kata Luhut.

Tuesday, July 30, 2024

Rupiah Kembali Jatuh, BI Ungkap Biang Kerok Masalahnya!

 

Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali tertekan pada perdagangan hari ini, Selasa (30/7/2024). Rupiah bertengger di level Rp 16.315/US$ per pukul 10.19 WIB.

Mengutip data Refinitiv, rupiah bergerak di level itu sejak lima menit selepas pembukaan perdagangan pagi tadi. Kurs rupiah tersebut melemah 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin di level Rp 16.275/US$.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan, pelemahan yang terjadi terhadap kurs rupiah itu seiring dengan kondisi yang dialami mata uang negara-negara Asia lainnya.

"Hari ini hampir semua mata uang Asia dibuka melemah, kecuali Thai Baht dan Taiwan dollar," ucap Edi kepada CNBC Indonesia hari ini.


Edi menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan tekanan terhadap kurs rupiah hari ini. Mayoritas berasal dari sentimen negatif pelaku pasar keuangan terhadap faktor-faktor eksternal.

Faktor pertama terkait, sentimen wait and see pelaku pasar keuangan yang menunggu keputusan Dewan Gubernur Bank Sentral AS The Federal Reserve dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30-31 Juli waktu AS.

"Terutama menunggu statemen dari Jerome Powell (Ketua The Fed) pasca FOMC dengan fokus sejauh mana the Fed akan melakukan cut rate," tegas Edi.

Faktor kedua ialah sentimen pelaku pasar keuangan yang memperkirakan Bank of England atau BoE akan memangkas suku bunga kebijakannya atau cut rate, sementara Bank of Japan atau BoJ yang mereka perkirakan akan menaikan policy rate nya.

"Ketiga terkait Isu politik di AS, di mana pelaku pasar masih melihat potensi Trump akan menang cukup tinggi," ucap Edi.

Edi menjelaskan, sentimen-sentimen tersebut yang banyak mempengaruhi volatilitas pergerakan mata uang emerging market hari ini. Ia tak menyebutkan pengaruh tekanan terhadap nilai tukar rupiah hari ini ada yang berasal dari faktor domestik.

"ada prinsipnya kami akan selalu berada di pasar, namun kalau market masih supply valas ke pasar dengan baik maka kami dahulukan mekanisme pasar," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneter selama dua hari sampai besok, Rabu (31/7/2024). BOJ diharapkan untuk menaikkan suku bunga acuannya dan mengurangi pembelian obligasi pemerintah Jepang.

Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,1%, naik dari kisaran saat ini 0% hingga 0,1%.

Pasar juga mencermati konferensi pers dari Federal Open Market Committee (FOMC). Konsensus pasar melihat pada bulan ini suku bunga AS akan tetap dipertahankan dan memandang pemangkasan suku bunga ke depan.

Ekonom tidak mengharapkan The Fed untuk membuat perubahan pada tingkat suku bunga federal selama pertemuan ini, tetapi para pedagang akan mencari petunjuk apakah bank sentral akan menurunkan suku bunga pada September.

Monday, July 29, 2024

Gencar Investasi di RI, Saham Emiten Ini Malah Dilego Warren Buffett

 

Infografis/ rela jual saham bank Warren  Buffett Kini  Investasi Emas/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ rela jual saham bank Warren Buffett Kini Investasi Emas

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan Warren Buffett terus melego sahamnya di perusahaan produsen mobil listrik BYD. Pelepasan saham oleh Buffett ini terjadi di tengah ekspansi BYD yang masif di Indonesia.

Melansir Reuters, kali ini mungkin menjadi kali terakhir Buffett melalui perusahaannya Berkshire Hathaway mengungkapkan penjualan saham di produsen kendaraan listrik terbesar di China tersebut.

Berkshire menurunkan kepemilikannya dalam H-shares BYD yang diterbitkan menjadi 4,94% dari sebelumnya 5,06% pada 16 Juli, menurut pengajuan pada Senin, (22/7/2024) di Bursa Efek Hong Kong. Kepemilikan tersebut sebelumnya sebesar 7,02% pada 11 Juni.


Hong Kong mewajibkan pemegang saham besar untuk mengungkapkan penjualan mereka ketika kepemilikan mereka jatuh di bawah angka persentase penuh. Pengungkapan dapat berhenti setelah kepemilikan saham turun di bawah 5%.

Berkshire mulai berinvestasi di BYD yang berbasis di Shenzhen pada 2008 dengan membayar $230 juta untuk sekitar 225 juta saham, yang saat itu setara dengan 10% kepemilikan. Berkshire mulai menjual saham BYD pada Agustus 2022, setelah harga saham naik lebih dari 20 kali lipat, dan dua bulan setelah mencatat rekor tertinggi.

Charlie Munger, wakil ketua Berkshire yang telah meninggal, merupakan pendorong di balik investasi awal di BYD. Berkshire terutama berinvestasi di Amerika Serikat.

Sebagai informasi, BYD didirikan oleh ahli kimia China Wang Chuanfu pada 1995 sebagai pembuat baterai isi ulang. Tahun lalu, BYD melampaui Tesla (TSLA.O) milik miliarder Elon Musk sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia.

Meskipun Tesla sejak saat itu kembali menjadi yang teratas. Pada kuartal kedua, BYD menjual 426.039 kendaraan listrik sementara Tesla menjual 443.956.
Setelah sukses di Thailand, Brazil dan beberapa negara lain, BYD temgah membidik pasar mobil listrik Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto memastikan bahwa raksasa mobil listrik asal China yakni BYD bakal membangun pabriknya di Indonesia.


Hal tersebut diketahui usai anak buah Luhut Binsar Pandjaitan itu melakukan serangkaian kunjungan ke Tiongkok baru-baru ini. Kunjungan ini ditujukan untuk menggaet investasi asing masuk ke dalam negeri.

Seto menjelaskan agenda pertemuan dengan BYD salah satunya membahas mengenai finalisasi investasi pabrik mereka di Indonesia. Meski begitu, ia enggan membeberkan secara rinci mengenai lokasi yang akan dibangun pabrik.

"Insya Allah mereka akan mengumumkan bulan depan lokasi pabrik mereka. Targetnya di awal 2026 pabrik mereka bisa berproduksi secara komersial," kata Seto dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (16/3/).

Terbaru, BYD mengumumkan bakal membangun pabrik di Indonesia, lokasi tepatnya bakal berada di Subang, Jawa Barat.

Demi membangun pabrik tersebut, nilai investasinya mencapai Rp 16 triliun. Kepastian itu muncul setelah PT BYD Motor Indonesia (BYD) menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT Suryacipta Swadaya, developer dari Kawasan Industri Subang Smartpolitan.

Friday, July 19, 2024

Ini Alasan BNI Buat Superapp Baru, wondr!

 

Ilustrasi wondr by BNI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi wondr by BNI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu big bank RI telah meluncurkan aplikasi super terbarunya. Yakni, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang dua minggu lalu telah resmi meluncurkan "wondr by BNI" banking app.

Nantinya, superapp ini bakal menggantikan platform laman BNI, BNI Mobile Banking. Menurut Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies, aplikasi baru ini adalah bagian dari transformasi BNI yang dimulai sejak 2021.

"Kita juga melihat bahwa platform Mobile Banking kita yang sebelumnya sudah tidak mumpuni untuk dikembangkan," ujarnya di Kementerian BUMN, Kamis (18/7/2024).


Corina menyebut aplikasi super besutan BNI itu memiliki perbedaan yang signifikan dengan aplikasi super milik himbara lainnya. Seperti dari cara kerja, dan inovasi yang BNI lakukan yang belum tentu dimiliki bank lain.

"Kita punya wondr seolah-olah punya RM [relationship manager], di situ dia [wondr] bisa menceritakan semua historical kita, rencana kita ke depan soal keuangan," imbuhnya.

Untuk nama "wondr" itu sendiri, Corina menjelaskan sudah melewati rangkaian ide yang panjang serta melakukan observasi. Itu dilakukan guna memperoleh hasil yang sesuai dan berhubungan dengan kebutuhan yang bisa memberikan nilai tambah bagi nasabah.

Sementara itu, Senior Executive Vice President (SEVP) Retail Digital Solutions BNI Rian Kaslan mengatakan peluncurkan aplikasi ini sekaligus menambahkan segmen nasabah BNI yang amat luas. Yakni, termasuk generasi muda seperti pelajar hingga pekerja.

"Jadi, bagaimana kita membagi segmen luas itu menjadi beberapa target, di mana ada segmen yang condong ke anak kuliah dan pekerja awal satu sampai tiga tahun kerja," ucapnya.

Selain itu, BNI juga memberikan penyeusaian kepada kelompok masyarakat yang memiliki usaha sendiri.

"Kenapa penting kita lihat itu? Karena, kebutuhannya beda dengan nasabah kami yang kerja 5-10 tahun. Lalu direntang umur 25-55 itu mereka sudah banyak usaha snediri, kita melihatnya sebagai wealthy achiever, ini upaya kami untuk selalu membuat aplikasi relevan untuk berbagai kebutuhan di masing-masing segmen," tandasnya.

Sebagai informasi, wondr by BNI menyediakan fitur "3 Dimensi Keuangan", antara lain Insight, Transaksi, and Growth.


"Insight" yakni, fitur untuk nasabah memantau pemasukan dan pengeluaran secara detail. Nasabah dapat memantau keuangan kapan saja, di mana saja dengan mudah.

Berikutnya, wondr menyediakan "Transaksi" baik itu menggunakan QRIS, membayar tagihan, transfer, top up e-Wallet, dan pembayaran lainnya. Mengirim uang ke mana saja termasuk rekening luar negeri juga dapat dilakukan dengan mudah dan aman.

Tak tanggung-tanggung, BNI menyediakan fitur "Growth" yang memungkinkan nasabah untuk mulai dan mengembangkan portfolio investasi. Terlihat bahwa nasabah dapat melakukan perencanaan kebutuhan lewat investasi wishlist.

Wednesday, July 17, 2024

Breaking News: BI Rate Kembali Ditetapkan Sebesar 6,25%

 

Gedung BI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6,25%. Posisi ini masih sama seperti kebijakan pada bulan sebelumnya.

Suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 6,25%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (17/7/2024)


Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 12 lembaga/institusi yang mayoritas memperkirakan BI akan tetap di level 6,25% atau tidak mengalami kenaikan maupun diturunkan pada pertemuan Juli ini. Namun satu suara menunjukkan ada potensi BI rate akan dinaikkan bulan ini.

Nilai tukar rupiah yang seringkali menjadi patokan BI dalam menentukan BI rate juga terpantau terkendali terkhusus sejak akhir Juni hingga 15 Juli 2024.

BI rate terakhir kali dinaikkan pada April 2024 dan ditahan pada pertemuan Mei serta Juni di level 6,25%