Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah anjlok melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot Kamis (30/5/2024). Begitu pula di pasar non-deliverable forward (NDF).
Melansir data Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,34% di angka Rp16.210/US$ pada hari ini, Kamis (30/5/2024) bahkan sempat anjlok ke angka Rp16.245/US$ tak sampai 20 menit sejak dimulainya perdagangan.
Sementara indeks dolar AS (DXY) menguat 0,5% ke angka 105,13 dibandingkan hari sebelumnya (29/5/2024) yang ditutup stagnan 0%.
Hal itu seiring dengan kenaikan yield treasury. Investor mempertimbangkan keadaan perekonomian Negeri Paman Sam dan mencerna lelang obligasi lima tahun yang buruk.
Yield Treasury kembali naik setelah lelang obligasi 5 tahun oleh Departemen Keuangan AS senilai US$70 miliar menunjukkan permintaan yang rendah. Rasio bid-to-cover, yang merupakan ukuran permintaan yang diawasi dengan ketat, berada pada angka 2,3, di bawah rata-rata 10 lelang sebesar 2,45.
Ambruknya rupiah hari ini juga tercermin dari NDF yang menyentuh level Rp16.200an/US$ untuk periode satu pekan hingga sembilan bulan.
Sementara untuk periode satu tahun, rupiah telah menyentuh level Rp16.300/US$ dan untuk periode dua tahun telah menyentuh level Rp16.400/US$.
Sebagai informasi NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
CNBC INDONESIA RESEARCH
No comments:
Post a Comment