Foto: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat memberikan pidatonya di Istora Senayan, Rabu (14/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan umum (Pemilu) Indonesia telah usai. Hasil perhitungan suara cepat (quick count) menunjukkan keunggulan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Head of Equity Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan margin kemenangan Prabowo-Gibran bisa menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah pemilu langsung di Indonesia.
Hampir melampaui 60,8% suara yang diperoleh pasangan SBY-Boediono pada tahun 2009. Saat itu, kata Satria, IHSG menguat lebih dari 16% selama bulan pemilu bulan Juli, melampaui kenaikan indeks saham emerging market MSCI yang sebesar 10,1%.
"Perbedaan yang besar dapat membuat lawan enggan menentang hasil pemilu dan malah mendorong mereka untuk terlibat dalam perundingan pembentukan koalisi," tegas Satria dalam catatannya, Jumat (16/2/2024).
Dari catatan Bahana, ada preseden negatif ketika IHSG anjlok -8% dalam dua pekan pada Mei 2019. Kala itu, Prabowo - yang saat itu merupakan pihak yang kalah dari Jokowi dalam Pilpres - menolak hasil resmi KPU dan mengajukan gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi.
Bahana, menurut Satria, lebih memilih investasi saham dibandingkan obligasi pemerintah karena potensi jumlah uang beredar yang lebih tinggi dan defisit fiskal yang lebih besar.
"Untuk membiayai IKN dan program "Makan Siang Gratis" untuk anak sekolah, pembesaran defisit fiskal tahunan hingga melampaui 3% PDB dan utang pemerintah hingga lebih dari 60% PDB mungkin memerlukan proses legislatif selama 2-3 tahun, termasuk konsolidasi politik dan tinjauan legislatif terbuka," kata Satria.
No comments:
Post a Comment