Monday, December 19, 2022

Bos Sawit Sumringah, Program B35 RI Bikin Harga CPO Terbang

 Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton. Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

- Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menguat tipis di sesi awal perdagangan Senin (19/12/2022), setelah mencatatkan penurunan hampir 2% di sepanjang pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan naik 0,08% ke MYR 3.921/ton pada pukul 09:49 WIB.

Wang Tao analis komoditas Reuters menilai bahwa harga CPO akan bergerak netral di kisaran MYR 3.861-3.945/ton. Penembusan di atas MYR 3.945 dapat menyebabkan kenaikan ke MYR 4.029/ton, sementara penembusan di bawah MYR 3.861/ton dapat mengkonfirmasi kelanjutan tren penurunan.

CPO

Di sepanjang pekan lalu, harga CPO ambles hampir 2% ke MYR 3.918/ton. Padahal, harga CPO sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran 7.200 ringgit/ton pada Maret silam.

Pada 2023, harga CPO diproyeksikan sedikit lebih rendah oleh Kenanga Investment Bank Bhd Malaysia. Sebelumnya Kenanga memproyeksikan rata-rata harga CPO akan mencapai 4.000 ringgit/ton tahun depan, kini dalam proyeksi terbarunya diturunkan menjadi 3.800 ringgit/ton.

"Kami memperkirakan rata-rata harga CPO di 3.800 ringgit/ton pada 2023, 5% lebih rendah dari proyeksi kami sebelumnya 4.000 ringgit/ton. Meski proyeksi diturunkan, tetapi harga CPO masih tetap tinggi sebab permintaan minyak nabati untuk kebutuhan sehari-hari masih tinggi," kata bank investasi tersebut, sebagaimana dikutip The Edge Markets, Jumat (16/12/2022).

Kenanga juga melihat pasar minyak nabati akan mulai tumbuh tahun depan, hal ini akan menjaga harga CPO masih tetap tinggi.

Meski lebih rendah dari level saat ini, tetapi 3.800 ringgit per ton, masih tergolong tinggi jika melihat harga 10 tahun terakhir.

Namun, hal berbeda. Analis terkemuka Dorab Mistry Direktur Godrej International memprediksikan bahwa harga CPO acuan dunia akan diperdagangkan antara MYR 3.500-5000/ton pada periode Desember 2022 hingga akhir Mei 2023 karena persediaan di dua negara produsen terbesar dunia yakni Indonesia dan Malaysia akan menipis.

"Stok Malaysia akan ditarik hingga Mei 2023 dan akan berada di bawah 2 juta ton. Program (pencampuran) B35 Indonesia dapat membuat stok terbatas pada paruh pertama 2023," kata Mistry dalam konferensi industri pada hari Sabtu dikutip Reuters.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia akan memberlakukan program biodiesel B35 pada 1 Januari 2023, meningkat dari program sebelumnya yang hanya B30 untuk beralih ke energi yang lebih bersih.

Selain itu, Mistry juga memproyeksikan bahwa output produksi CPO Malaysia telah dibatasi oleh kekurangan tenaga kerja pada tahun ini, tapi produksi akan meningkat sekitar 19 juta ton pada 2023 dan produksi CPO Indonesia tahun depan bisa naik 1,5 juta ton. Jakarta, CNBC Indonesia 

TIM RISET CNBC INDONESIA

No comments:

Post a Comment