Tuesday, May 31, 2022

Harga Minyak Mentah Bisa Turun tetapi Jangan Terlalu Berharap

 Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (PPKF) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2023 saat Rapat Paripurna ke-22 DPR RI masa persidangan V tahun sidang 2021-2022 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 20 Mei 2022.

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi penyelesaian konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta prospek kinerja ekonomi global di Amerika dan Tiongkok akan berdampak positif terhadap keseimbangan supply and demand minyak mentah di tahun depan.

Kendati begitu, ia meminta semua pihak tetap waspada terhadap berbagai ketidakpastian global yang diperkirakan masih meningkat di tahun depan. PT BESTPROFIT


“Prospek penyelesaian konflik geopolitik dapat mengubah peta perdagangan komoditas energi dunia secara sangat signifikan. Demikian juga prospek kinerja ekonomi terutama di AS, Eropa dan Tiongkok,” tegasnya dalam Rapat Paripurna, Selasa (31/5/2022). BEST PROFIT


Menkeu memastikan pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kesehatan fiskal serta mengoptimalkan peran APBN sebagai bantalan di saat menghadapi guncangan. Oleh karena itu APBN dipastikan akan dirancang secara hati-hati dan fleksibel. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

Sebagaimana diketahui, dalam RAPBN 2023, pemerintah mematok harga minyak mentah Indonesia (ICP) di kisaran USD 80-100 per barel dan lifting minyak bumi mencapai 619.000-680.000 barel per hari dan lifting gas 1,02 juta hingga 1,11 juta barel.

“Pemerintah terus monitor perkembangan pasar minyak mentah global jadi proyeksi ICP (Indonesia crude price) dapat dikalkulasi secara kredibel,” ucapnya.

Bahkan menurutnya berbagai proyeksi lembaga internasional memproyeksi harga minyak mentah global pada tahun 2023 masih relatif tinggi meskipun sedikit melandai dibandingkan 2022. Jakarta, Beritasatu.com

No comments:

Post a Comment