/
- Proyek rehabilitasi dan renovasi sarana-prasarana sekolah di Tanjab Barat dan Bungo senilai Rp 31,9 miliar amburadul. Sejumlah bangunan dikerjakan asal jadi. Kontraktor diminta bertanggung jawab.
Atas temuan itu kemudian dilakukan pembongkaran. Di antara yang dibongkar adalah bangunan di SDN 041 Pasar Rantau Embacang, SDN 008 Rantau Duku, SDN 020 Lubuk Mengkuang, SDN 043 Tanjung Belit dan SDN 071 Sungai Gambir.
Kadis Pendidikan Bungo Masril membenarkan adanya pembongkaran tersebut. Ia menyebut, pembongkaran dilakukan oleh kontraktor proyek itu sendiri, yakni PT Karya Bersama Putra Mandiri.
“Cerita persisnya saya tidak tahu karena itu di luar kewenangan saya,” ujar Masril, Selasa (26/10). BESTPROFIT
Atas temuan penyelewengan dan pembongkaran sejumlah bangunan, keseluruhan proyek rehab sekolah yang kerjakan oleh PT KBPM di Tanjab Barat dan Bungo diduga sempat mandeg. “Tapi kabarnya sekarang mulai dikerjakan lagi,” tambah Masril.
Masril mengaku sudah berkoordinasi dengan Pejabat Teknis Kegiatan (PTK) agar proyek tersebut tidak mangkrak. Namun, dia tidak mengetahui apakah kontraktor awal yakni PT KBPM yang tetap melanjutkan atau diganti.
Dia hanya meminta pembangunan diselesaikan tepat waktu dan sesuai aturan agar bisa digunakan para siswa dan guru. “Siswa harus kita pindahkan sementara saat bangunan belajarnya sedang dikerjakan,” ujarnya. PT BESTPROFIT FUTURES
Diketahui, proyek asal jadi tersebut dikerjakan oleh PT Karya Bersama Putra Mandiri setelah memenangkan tender dengan penawaran Rp 31,9 miliar untuk klaster Tanjab Barat-Bungo.
Dari penelusuran Metro Jambi, PT KBPM terdaftar sebagai milik Nusmirwan Lubis dan dikelola anaknya, Maries Satria Lubis. Khusus untuk proyek rehab sekolah di Tanjab Barat dan Bungo, pekerjaan di lapangan dihandel oleh Gusrian Wirianto.
Nama Gusrian belum lama muncul di lingkaran proyek jembatan Parit Gompong di Kualatungkal yang diprotes warga karena opritnya menutupi jalan umum. Gusrian mengerjakan proyek Rp 18 miliar tersebut dengan membawa bendera PT Jambi Energi Cemerlang,
Dihubungi Metro Jambi, Selasa (26/10), Gusrian tidak merespons. Perkenalan dan upaya konfirmasi yang dikirim melalui pesan WhatsApp juga tidak digubrisnya.
Ada informasi, selain lima sekolah tersebut, kecurangan diduga juga terjadi di sekolah-sekolah lain yang dikerjakan Gusrian, baik di Tanjab Barat maupun di Bungo.
Di BPPW Jambi, proyek rehab dan renovasi sarana-prasarana sekolah berada di bawah Bidang Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar. PPK Prasarana Strategis BPPW Jambi Edia Putra merupakan satu di antara sejumlah pejabat yang bertanggung jawab terhadap kegiatan ini.
Dikonfirmasi Metro Jambi pada Selasa (26/10), Edia tidak merespons. Dikirimi pesan permintaan konfirmasi soal proyek bermasalah yang diduga merugikan negara tersebut, mantan PPK di BPPW Riau ini pun tidak menjawab.
Kepala BPPW Jambi Azna Legawaty yang dihubungi melalui pesan WhatsApp awalnya enggan memberikan penjelasan. “Maaf, saya sedang dinas di Bogor, ya,” ujarnya.
Ketika disampaikan informasi soal pekerjaan sekolah yang asal jadi di Bungo, dia membenarkan. “Memang ada lima sekolah di Bungo yang asal jadi, kami suruh bongkar,” ujarnya. Ditanya lebih lanjut, Azna tidak menjawab lagi.
Beredar informasi bahwa kejaksaan sedang menyelidiki kasus yang berpotensi merugikan negara ini. Kasi Intel Kejari Muarabungo Muhamad Ihsan yang dikonfirmasi menyebutkan bahwa kasusnya ditangani Kejaksaan Tinggi Jambi.
No comments:
Post a Comment