Thursday, June 13, 2024

IHSG Lanjut Ambruk, 10 Saham Ini Malah Jadi Buruan Asing

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (12/6/2024). Hingga akhir perdagangan, Indeks ditutup turun tipis 0,08% ke posisi 6.850,1.

Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 10,44 triliun dengan volume transaksi mencapai 19,88 miliar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 894.968 kali. Sebanyak 141 saham menguat, 418 saham melemah, dan 224 sisanya cenderung stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp746,96 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp805,31 miliar di pasar reguler. Di samping itu, mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp58,35 miliar di pasar negosiasi dan tunai.


Lantas, saham-saham apa saja yang menjadi buruan asing kala IHSG makin terpuruk? Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy perdagangan Rabu!

1. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp71,1 miliar

2. PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) - Rp21,5 miliar

3. PT United Tractors Tbk. (UNTR) - Rp19,8 miliar

4. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp14,2 miliar

5. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) - Rp11,7 miliar

6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) - Rp10,7 miliar

7. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) - Rp7,8 miliar

8. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) - Rp7,8 miliar

9. PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) - Rp4,4 miliar

10. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Rp3,5 miliar

Wednesday, June 12, 2024

Industrinya Dibayangi PHK, Ini 3 Sosok Konglomerat Tekstil Indonesia

 Pabrik Sritex (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg) Foto: Pabrik Sritex (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri tekstil di Indonesia tengah didera kesulitan. Terbaru, terdapat 6 pabrik tekstil yang tutup selama 2024.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan, penurunan order hingga sama sekali tak ada order membuat pabrik-pabrik tekstil tersebut tutup. Hingga menyebabkan puluhan ribu pekerja menjadi korban PHK.


"Pabrik tekstil tutup bertambah lagi. PT. S.Dupantex, lokasinya di jalan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah. Baru tanggal 6 Juni kemarin, akibatnya PHK 700-an orang pekerja," ungkap Ristadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (11/6/2024).

"Ini menambah daftar pabrik tekstil yang melakukan PHK sejak awal tahun 2024. Ada yang efisiensi ada yang pabriknya tutup karena tak bisa lagi bertahan," tambahnya

Terlepas dari itu, terdapat orang-orang yang sempat mendapat keuntungan besar dari penjualan produk tekstil ini. Bahkan, masa jayanya berhasil membawa mereka menjadi konglomerat berharta triliunan.

Berikut merupakan daftar konglomerat tekstil di Indonesia:

1. Sri Prakash Lohia

Konglomerat Indonesia asal India Sri Prakash Lohia mencatatkan kekayaan sebesar US$8,1 miliar atau sekitar Rp131,9 triliun. Ia mendapat kekayaan ini sebagian besar dari bisnis manufakturnya.

Pada tahun 1976, orang terkaya keempat se-Indonesia ini mendirikan PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) bersama sang Ayah yang menyediakan benang pintal. Dalam meniti karirnya, saat itu Ia masih menjadi seorang remaja yang berusia 21 tahun.

Hingga saat ini PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) menjadi perusahaan multinasional yang memproduksi tekstil ternama di Indonesia. Karena performa perusahaan yang juga baik, Sri Prakash betah menduduki 10 besar daftar orang terkaya Indonesia

2. H.M Lukminto

Haji Muhammad Lukminto (H.M Lukminto) alias Le Djie Shin adalah peranakan Tionghoa yang lahir pada 1 Juni 1946. Dia memulai karir sebagai pedagang dengan berjualan tekstil di Solo sejak usia 20-an.

Dalam uraian buku Local Champion, Solo sebagai pusat tekstil di Jawa sejak masa kolonial membuat bisnis Lukminto tumbuh subur. Hingga akhirnya pada 1966 atau di usia 26 tahun dia berani menyewa kios di Pasar Klewer. Kios itu diberi nama UD Sri Redjeki.

Tak disangka bisnisnya moncer. Dua tahun berselang dia mulai membuka pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna untuk pasar Solo. Pendirian pabrik inilah yang kemudian menjelma menjadi PT Sri Rejeki Isman atau Sritex yang kini bertahan hingga kini pada 1980.

Sayangnya, saat ini Sritex mencatatkan kenaikan utang dan defisit modal yang kian membengkak.

Hingga akhir Desember 2023, aset perusahaan tercatat turun 15% menjadi US$ 648,99 juta atau setara Rp 10,38 triliun (asumsi kurs Rp 16.000/US$). Sementara itu, utang perusahaan tercatat malah mengalami kenaikan 3,75% menjadi US$ 1,60 miliar atau setara Rp 25,66 triliun.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, manajemen Sritex menyebut perusahaan akan meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya produksi salah satunya lewat pengurangan jumlah karyawan.

Sepanjang tahun lalu perusahaan telah memangkas 2.232 karyawan dari semula 16.370 karyawan di akhir 2022 hingga tersisa 14.138 karyawan akhir tahun lalu.

3. Ludijanto Setijo

Ludijanto Setijo adalah Direktur Utama PT Pan Brothers, perusahaan garmen raksasa di Indonesia yang telah memproduksi merek-merek terkenal dunia seperti Calvin Klein, DKNY, J Crew, Old Navy, Gap dan masih banyak lagi. Ia berhasil membawa produk Pan Borthers diekspor ke mancanegara.

Melansir dari situs resminya, PT Trisetijo Manunggal Utama (TMU) merupakan pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan 31,25% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Namun sama seperti Sritex, Emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) tengah mencatatkan rugi bersih yang cukup besar di sepanjang 2023, dari sebelumnya pada 2022 yang mencetak laba bersih.

Rugi bersih PBRX sepanjang 2023 mencapai US$ 1,21 juta atau sekitar Rp 18,63 miliar, setelah sebelumnya berbalik posisi laba dari periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 3,68 juta atau sekitar Rp 56,65 miliar.

Bahkan, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating menurunkan peringkat surat utang Pan Brothers, dari 'C' menjadi 'RD' ( Default Rating) sejak tanggal 8 Maret 2024.

Tuesday, June 11, 2024

Daftar 5 Orang Terkaya RI Terbaru, Nomor 1 Raja Petrokimia

Intip Harta Orang Terkaya RI Dari Dividen, Sosok Ini Terbesar Foto: Infografis/ Intip Harta Orang Terkaya RI Dari Dividen, Sosok Ini Terbesar/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Harta orang terkaya di Indonesia terus berubah-ubah selama beberapa bulan ke belakang. Memasuki pertengahan tahun, tercatat nama konglomerat yang masuk dalam daftar 5 orang terkaya di Indonesia.

Urutan pertama diduduki oleh raja petrokimia dan energi Prajogo Pangestu. Dengan peningkatan kekayaan bersihnya sebesar 7,67% dalam sehari per hari ini, Selasa, (11/6/2024). Harta Prajogo tercatat sebesar US$50 miliar (Rp813,7 triliun), ia naik lima peringkat jika dibanding dalam daftar awal tahun lalu.

Pangestu meraih keuntungan signifikan melalui pencatatan dua perusahaannya. Yaitu produsen energi panas bumi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan penambang batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).


Kenaikan kekayaan Prajogo Pangestu yang cukup cepat dalam waktu satu tahun, didukung dari kenaikan kinerja saham-saham Prajogo yang dimana keenam saham yang dimiliki orang terkaya nomor satu ini kompak mengalami kenaikan sepanjang tahun 2023, bahkan menyentuh ribuan persen.

Kedua, terdapat baron pertambangan Low Tuck Kwong, yang juga menggandakan kekayaannya menjadi US$24,4 miliar (Rp397 triliun). Hal ini disebabkan oleh Bayan Resources.

Dato' Low Tuck Kwong membentuk induk perusahaan bernama PT Bayan Resources (Bayan Group) pada 2004. Ia telah berhasil melakukan akuisisi konsesi-konsesi baru melalui berbagai transaksi untuk menambah pundi-pundi batu baranya antara lain PT Wahana Baratama Mining, PT Perkasa Inakakerta, PT Teguh Sinar Abadi, PT Firman Ketaun Perkasa, PT Fajar Sakti Prima, PT Bara Tabang dan PT Brian Anjat Sentosa.

Seluruh produksi tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi listrik masyarakat di Asia. Hasil positif itu kemudian mengantarkan Bayan Group sebagai produsen batu bara terbesar ke-8 di Indonesia berdasarkan volume produksinya pada tahun 2007.

Di posisi ketiga dan keempat ada Hartono bersaudara, yaitu Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Mereka mencatat kekayaan masing-masing sebesar US$23,8 miliar dan US$ 22,9 miliar.

Dalam mencapai kejayaannya, Hartono bersaudara mengembangkan perusahaan rokok Djarum. Tak hanya berhenti pada perusahaan rokok, pada 1975, mereka juga melebarkan sayap bisnis ke beberapa industri.

Salah satunya, industri elektronik dengan mendirikan PT Indonesian Electronic & Engineering yang kemudian pada 18 September 1976 berubah nama menjadi PT Hartono Istana Electronic lalu merger dan menjadi PT Hartono Istana Teknologi. Hartono bersaudara juga memutuskan untuk mengambil BCA, dari keluarga Salim yang sudah kehilangan kontrol atas bank itu akibat krisis ekonomi pada 1998-1998.

Di posisi kelima, konglomerat Indonesia asal India Sri Prakash Lohia mencatatkan kekayaan sebesar US$8,1 miliar atau Rp131,8 triliun. Ia mendapat kekayaan ini sebagian besar dari bisnis manufakturnya.

Pada tahun 1976, Ia mendirikan PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) bersama sang Ayah yang menyediakan benang pintal. Dalam meniti karirnya, saat itu Ia masih menjadi seorang remaja yang berusia 21 tahun.

Hingga saat ini PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) menjadi perusahaan multinasional yang memproduksi tekstil ternama di Indonesia. Karena performa perusahaan yang juga baik, Sri Prakash betah menduduki 10 besar daftar orang terkaya Indonesia. 

Monday, June 10, 2024

IHSG Merana Lagi, 5 Saham Ini Jadi Beban

Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau hijau pada perdagangan sesi I Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau hijau pada perdagangan sesi I Selasa (4/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berbalik ke zona merah pada perdagangan sesi I Senin (10/6/2024), setelah sempat dibuka naik cenderung tipis pada awal sesi I hari ini.

Per pukul 09:55 WIB, IHSG terkoreksi 0,57% ke posisi 6.858,58. Pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat naik 0,15% ke 6.908,62. Selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG langsung terkoreksi dan masih bertahan di level psikologis 6.800.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 2,2 triliun dengan melibatkan 4,9 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 324.982 kali.

Secara sektoral, sektor infrastruktur kembali menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,68%.

Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.

EmitenKode SahamIndeks Poin
Barito Renewables EnergyBREN-21,36
Bank Mandiri (Persero)BMRI-6,90
Telkom Indonesia (Persero)TLKM-4,70
Bank Negara Indonesia (Persero)BBNI-4,37
Astra InternationalASII-3,75

Sumber: Refinitiv

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 21,4 indeks poin.

Bahkan, saham BREN kembali menyentuh auto reject bawah (ARB) pada sesi I hari ini. Saham BREN sendiri sudah mencetak ARB selama tujuh hari, meski tidak beruntun.

Perdagangan saham BREN masih mempergunakan sistem full call auction (FCA), sehingga pergerakannya masih cenderung sulit untuk diprediksi, meski ada Indicative Equilibrium Price (IEP) sebagai acuan pergerakannya pada hari ini.

Saham BREN yang masih terus terkoreksi parah membuat IHSG selalu merana ketika memasuki pukul 09:55 WIB, di mana sudah lima hari IHSG terbebani oleh saham BREN. Hal ini karena saham BREN merupakan salah satu saham dengan kapitalisasi pasar besar (big cap), sehingga pergerakannya cenderung mempengaruhi IHSG.

Di lain sisi, IHSG cenderung merana karena kembali memburuknya sentimen global, setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) kembali memanas.

Data pasar tenaga kerja yang keluar Jumat pekan lalu ada Non Farm Payroll (NFP) atau pekerjaan tercatat di luar pertanian yang mencetak 272.000 pekerjaan pada Mei 2024.

Angka ini lebih tinggi dari konsensus yang hanya proyeksi naik ke 185.000 dari 175.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya. Sementara itu untuk tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4%.

Ketika pasar tenaga kerja masih ketat, maka penghasilan masyarakat AS masih akan memenuhi untuk konsumsi bertahan kuat. Imbasnya, inflasi kemungkinan besar masih akan sulit untuk turun mencapai target the Fed.

Pekan ini, tepatnya pada Rabu malam waktu Indonesia, AS akan merilis data inflasi periode Mei 2024.Saat ini konsensus memperkirakanheadline inflationakan tumbuh stabil di 3,4% (year-on-year/yoy) dan inflasi inti akan melandai ke 3,5% yoy.

Jika data inflasi keluar meleset dari perkiraan, kemungkinan terburuk akan berujung pada kebijakan ketat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih akan dipertahankan lebih lama dari perkiraan. Pasar kini semakin pesimis jika pada tahun ini tidak akan ada pemangkasan suku bunga.

Menurut perhitungan perangkat CME FedWatch Tool, pada pertemuan pekan ini yang akan berlangsung sehari setelah rilis inflasi sudah 97,8% peluang mempertahankan suku bunga. Sementara pemangkasan suku bunga pada September kian menyusut menjadi 46,6%, padahal pada akhir pekan lalu masih di atas 50%.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed kini sudah semakin mundur dari perkiraan. Jika pada pertemuan terdekat ini nada the Fed masihhawkish,maka gejolak di pasar keuangan, terutama di aset berisiko kemungkinan besar masih berlanjut, termasuk di pasar saham Tanah Air.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

Friday, June 7, 2024

Harta Prajogo Pangestu Lenyap Rp 91 Triliun dalam Semalam

 Infografis: Prajogo Pangestu, Dulu Sopir Angkot Kini Terkaya ke-3 RI Foto: Infografis/Prajogo Pangestu, Dulu Sopir Angkot Kini Terkaya ke-3 RI/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Prajogo Pangestu merupakan konglomerat dan menjadi jajaran salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Mengutip Forbes Real Time, harta kekayaannya lenyap US$ 5,7 miliar atau setara Rp 91,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.000/US$) dalam semalam.

Saat ini harta kekayaan Prajogo Pangestu ditaksir mencapai US$ 52,9 milliar (Rp 846,4 triliun).

Penurunan signifikan harta kekayaan Prajogo disebabkan oleh amblesnya harga saham emiten yang dimiliki yakni BREN, TPIA, BRPT dan CUAN.

Sejarah Karir Bisnis Prajogo Pangestu

Anak pedagang karet ini mengenyam pendidikan hanya sampai tingkat menengah pertama, karena keterbatasan ekonomi keluarganya.

Lahir dan besar di Kalimantan, Prajogo mendapat pekerjaan sebagai sopir angkutan umum jurusan Singkawang-Pontianak. Ia juga membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin.

Di sela-sela pekerjaan itu, Prajogo bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia, bernama Burhan Uray. Dari pertemuan itu, pada 1969 Prajogo memutuskan bergabung di perusahaan milik Burhan, yakni PT Djajanti Grup.

Lantaran etos kerja yang tinggi, Prajogo pun berhasil mendapatkan jabatan General Manager Pabrik Plywood Nusantara setelah tujuh tahun mengabdi pada grup yang menaunginya tersebut.

Hanya setahun saja Prajogo menjabat sebagai GM Djajanti Group. Ia putuskan resign dan membeli sebuah perusahaan yang sedang krisis finansial. Nama perusahaan tersebut adalah CV Pacific Lumber Coy.

Prajogo meminjam sejumlah dana pada sebuah bank untuk membeli perusahaan kayu ini. Hebatnya, ia dapat mengembalikan pinjaman tersebut hanya dalam kurun waktu satu tahun. Perusahaan inilah yang kemudian berubah nama menjadi PT Barito Pacific. Pada masa orde baru, perusahaan ini maju pesat menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia.

Namun kesuksesan ini tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Selanjutnya, ia melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.

Perusahaannya Barito Pacific Timber telah melakukan go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.

Pada 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.

Pada 2023, Prajogo juga telah membawa dua perusahaannya, CUAN dan BREN, melantai di bursa RI.

Berikut merupakan beberapa sumber kekayaan milik Taipan yang lahir pada 13 Mei 1944 tersebut:

1. PT Barito Pacific Timber (BRPT)

Perusahaannya Barito Pacific Timber telah melakukan go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007. Pada tahun 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

2. PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA)

Kesuksesan dari perusahaan pertamanya tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Selanjutnya, ia melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.

Pada tahun 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.

3. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)

Meskipun Petrindo Jaya Kreasi mengalami penurunan harga sebesar 12% dalam lima hari ke belakang, namun saham CUAN sempat mengalami pelanjakan lebih dari 10 kali lipat dalam enam bulan terakhir.

4. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

Prajogo Pangestu menguasai 45,84% saham BREN secara tidak langsung dan merupakan pengendali perusahaan tercatat. BREN sendiri baru melantai di bursa beberapa bulan yang lalu.

Tiga anak Prajogo juga secara tidak langsung menguasai saham BREN melalui Green Era Energi Pte. Ltd (GEE) dengan total kepemilikan 23,61%. GEE sendiri dimiliki oleh tiga anak Prajogo serta Erwin Ciputra yang merupakan Direktur BREN sekaligus Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical (TPIA).


Thursday, June 6, 2024

Kurangi Warga RI Berobat ke Luar Negeri, Mayapada Bangun RS di Batam

 RS Mayapada Foto: Dok RS Mayapada Tangerang via Detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia telah menyetujui pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Kesehatan Internasional di Sekupang dan Nongsa Batam yang akan dikelola oleh Mayapada Group,

Penetapan ini telah disetujui oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berdasarkan hasil keputusan Sidang Dewan Nasional KEK yang diselenggarakan pada hari Rabu, 29 Mei 2024.

Chairman & Group CEO Mayapada Healthcare Jonathan Tahir mengungkapkan, kepercayaan pemerintah kepada perseroan sejalan dengan komitmen Mayapada Healthcare dalam memberikan layanan kesehatan berstandar internasional.

"Setelah melakukan ekspansi yang baru dilakukan dengan membuka unit Mayapada Hospital ke-6 di Bandung dan groundbreaking unit Mayapada Hospital ke-7 di Ibu Kota Nusantara (IKN) di tahun 2023, kini Mayapada Healthcare bersama Apollo Hospitals India akan membangun rumah sakit berstandar internasional di KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam dengan nama Mayapada Apollo Batam International Hospital," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (6/6).

Jonatha Tahir menyebut, kerja sama bersama Apollo Hospitals India ini bertujuan untuk menangani kasus-kasus kesehatan yang advance dan kompleks bagi seluruh masyarakat Indonesia, sehingga mengurangi kebutuhan masyarakat untuk berobat di luar negeri, serta menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata medis.

Selain membagun Mayapada Apollo Batam International Hospital, Mayapada Healthcare juga akan mendukung Mayapada Group dalam mengelola dan mentransformasikan operasional RSBP Batam, rumah sakit milik pemerintah di lokasi KEK yang telah disetujui.

KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam memungkinkan dokter dan paramedis asing untuk praktik di kawasan tersebut sehingga hal ini menjadi peluang bagi dokter spesialis dan perawat Indonesia untuk dapat bekerja sama dengan mereka dalam peningkatan keterampilan dan memastikan adanya transfer pengetahuan.

Beberapa hal mengenai relaksasi impor obat- obatan dan peralatan medis juga akan mengurangi biaya pengobatan pasien secara keseluruhan, sehingga hal ini menjadi kunci untuk mendorong masyarakat Indonesia menjalani perawatan di dalam negeri.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sering menyoroti bahwa sekitar dua juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahunnya sehingga negara kehilangan sekitar Rp165 triliun.

Hadirnya rumah sakit milik Mayapada Healthcare di KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam akan membantu menjaga devisa negara yang berharga, dan di masa depan dapat menghasilkan devisa melalui layanan kesehatan berkualitas tinggi untuk pasien dan turis asing dengan harga yang sangat kompetitif.

Sementara, Senior Vice President Apollo Hospitals Group Dr. Harinder Singh Sidhu, menyambut baik disetujuinya KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam di mana Apollo Hospitals dapat berkontribusi menghadirkan kompetensi dan pengalaman medis yang telah dimiliki puluhan tahun, terutama dalam prosedur kasus kompleks, seperti transplantasi organ dan pengobatan kanker.

Wednesday, June 5, 2024

Dolar AS Nyaris Tembus Rp16.300, BI: Kami Intervensi!

 Gedung BI Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) siap melakukan intervensi demi menjaga kestabilan pergerakan nilai tukar rupiah. Pada hari ini, dolar Amerika Serikat (AS) nyaris menembus level Rp16.300.

"Terkait NTR kami terus berupaya di tengah gejolak global kami terus menjaga nilai tukar melakukan intervensi di pasar valas," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Komisi XI, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (5/6/2024)


Pada April lalu, BI juga telah menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6,25% untuk menjaga rupiah. Beberapa instrumen lain juga dikerahkan agar mampu menarik modal asing masuk ke dalam negeri.

"Kemarin naikkan BI rate serta SRBI untuk mencegah keluarnya aliran portfolio asing ke luar negeri. Kami fokusnya ke sekuritas di bawah 1 tahun," jelasnya.

"Kami bersama bu Menkeu jaga supaya suku bunga SBN jangka panjang tidak terpengaruh besar di tengah naiknya suku bunga di luar negeri," papar Perry.

Perry menambahkan, meski rupiah alami pelemahan terhadap dolar AS namun masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara berkembang lainnya.

"Masih lebih baik dari Peso Filipina, Won Korea Selatan, maupun juga Thailand," ujarnya.