Tuesday, March 5, 2024

IHSG Lemah Lesu, Asing Kompakan Lepas Saham Ini

 Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali lesu pada awal pekan ini dan telah merosot ke level psikologis 7.200.

IHSG telah ditutup merosot 0,48% ke posisi 7.276,74 pada perdagangan Senin (4/3/2024), melanjutkan tren pelemahan indeks sejak Kamis lalu.

Nilai transaksi mencapai Rp7,86 triliun dengan volume sebanyak 20,65 miliar saham. Terdapat 196 saham naik, 321 saham turun, dan 254 saham stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp370,44 miliar di seluruh pasar. Rinciannya, sebesar Rp266,87 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp103,57 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Lantas, saham-saham apa saja yang dilepas asing hingga menimbulkan tekanan terhadap IHSG kemarin? Mengutip RTI Business, berikut net foreign sell sepanjang perdagangan Senin!

1. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp139,3 miliar

2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp96,6 miliar

3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp32,3 miliar

4. PT Astra International Tbk. (ASII) - Rp27,8 miliar

5. PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) - Rp22,5 miliar

6. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) - Rp18,7 miliar

7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) - Rp18,3 miliar

8. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) - Rp17,9 miliar

9. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) - Rp16,7 miliar

10. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp12,6 miliar

Monday, March 4, 2024

BNI Buka 2 Opsi Hibank Jika Sea Limited Masuk Jadi Pemegang Saham

 Hibank. (Dok Hibank) Foto: Hibank. (Dok Hibank)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tidak menutup kemungkinan merger bank digital anak usahanya, PT Bank Hibank Indonesia (Hibank) dengan bank digital milik raksasa Singapura Sea Limited, yakni PT Bank Seabank Indonesia (Seabank).

Seperti diketahui, Sea Limited dikabarkan akan mengakuisisi sebanyak 10-15% saham Hibank. Namun, BNI akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

Terkait dengan hal itu, Direktur Risk Management BNI David Pirzada tidak menampik atau membenarkan kemungkinan merger kedua bank digital tersebut. Ia mengatakan hal itu tergantung pada kondisi nanti. Namun, ada dua opsi bagi bagi Sea Limited yang akan masuk sebagai pemegang saham Hibank.

"Karena dia [Sea Limited] kan sebagai technology provider, ya. Nah, kita sih bisa dua opsi, kan. [Sea Limited] hanya sebagai technology provider, atau juga masuk sebagai pemegang saham. Itu dua opsi yang kita tetep terbuka," ujar David selepas Peluncuran Panduan Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS) OJK, di St. Regis, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2024).

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar pernah menyampaikan bahwa BNI Group menggandeng perusahaan induk Shopee itu untuk penyusunan bisnis model serta desain IT untuk Bank Mayora, yang sudah diakuisisi BNI dan kini berubah menjadi Hibank.

Sebagai informasi, PT Bank Mayora resmi berganti nama menjadi PT Bank Hibank Indonesia, setelah BNI resmi mencaplok 63,92% saham Bank Mayora pada 18 Mei 2022.

Hibank akan fokus pada pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini sebelumnya mengatakan, bahwa dalam lima tahun ke depan, pertumbuhan BNI akan ke arah Small Medium Enterprise (SME). Dalam hal ini, kata dia, SME yang fokus pada digital.

Ia menyebut hibank tidak akan merambah ke SME yang di rural atau pedesaan. Melainkan, Hibank akan merambah ke ekosistem yang memiliki rantai nilai (value chain) seperti pasar atau toko-toko kecil yang memiliki anchor.

Sementara itu, SeaBank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Kesejahteraan Ekonomi dan berganti nama pada tahun 2021 setelah diakuisisi oleh Sea Limited.

Sea Limited memang tengah gencar dalam menggarap perbankan digital di kawasan regional. Group itu telah mendapatkan lisensi bank digital penuh di Singapura untuk beroperasi sebagai Maribank, serta membentuk konsorsium dengan YTL Digital Capital untuk mendirikan bank digital di Malaysia.

Friday, March 1, 2024

Bank Tutup di RI Makin Banyak, Ini Data Terbarunya

 Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa angkat suara terkait jumlah bank perekonomian rakyat (BPR) jatuh sudah berada di ambang batas rata-rata, dalam dua bulan pertama tahun ini.

Seperti diketahui, sepanjang tahun ini, sudah ada 6 BPR dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Terbaru, PT BPR EDC Cash yang terletak di Tangerang, Banten pada tanggal 27 Februari 2024.

"Sekarang sudah sudah 6 BPR [jatuh], ya nggak apa-apa, uang kita cukup, uang kita banyak sekali [untuk membayar klaim simpanan]. Kalau BPR [jatuh], ya itu utamanya adalah karena mismanagement, ya diambil lah dimainkan sama pemiliknya itu utamanya," katanya, diutip Jumat (1/3/2024).

Purbaya mengatakan sejauh ini tidak ada BPR yang bermasalah karena tekanan ekonomi. "Saya sedang cari ada nggak BPR yang masalah tapi yang managementnya bagus, jadi bukan karena dimaling tapi keadaan ekonomi lah. Sampai sekarang belum dapat," kata Purbaya.

Ia melanjutkan, ada beberapa BPR yang diserahkan OJK ke LPS yang bisa dicarikan investor baru. Sehingga BPR tersebut tidak perlu dicabut izin usahanya.

"Tapi beberapa BPR misalkan [diserahkan] ke kami dari OJK, ada juga ternyata yang bisa dicarikan investornya, jadi ada beberapa yang dikasih ke kami. Nggak CIU [cabut izin usaha], tapi akan survive beberapa, paling nggak 2 saya pikir," kata Purbaya.

"Akan lebih banyak BPR jatuh atau nggak? kita tunggu dari OJK, saya juru bayar, saya bayar langsung."

Sementara itu, LPS saat ini memiliki aset sebesar Rp214 triliun, lebih dari cukup untuk membayar klaim pinjaman keenam BPR yang jatuh tahun ini. Purbaya mengatakan total nilai klaim simpanan dari keenam BPR tersebut tidak sampai Rp1 triliun.

Thursday, February 29, 2024

Soal Isu Raksasa Singapura (Sea Group) Masuk Hibank, Ini Kata Bos BNI

 Hibank. (Dok Hibank) Foto: Hibank. (Dok Hibank)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerasi teknologi asal Singapura Sea Limited dikabarkan akan mengakuisisi sebanyak 10-15% saham PT Bank Hibank Indonesia (Hibank) milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI). Direktur Utama BNI Royke Tumilaar membenarkan hal ini.

"Itu benar, ada opsi Sea Limited untuk mengakuisisi sebagian saham namun majoritas pemegang saham Hibank tetap BNI," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (28/2/2024).

Sebelumnya, Royke pernah menyampaikan bahwa BNI Group menggandeng perusahaan induk Shopee itu untuk penyusunan bisnis model serta desain IT untuk Bank Mayora, yang sudah diakuisisi BNI dan kini menjadi Hibank.

Namun, Sea Limited sendiri sudah menjadi pemain dalam perbankan digital di Indonesia. Grup itu memiliki PT Bank Seabank Indonesia (Seabank). Lantas, apakah SeaBank nantinya akan konsolidasi dengan Hibank?

Royke mengatakan BNI Group belum memiliki rencana ke sana. Ia juga menyampaikan BNI Group juga tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi SeaBank.

Ketika ditanya terkait persaingan antar kedua bank digital tersebut, Royke menjelaskan bahwa kedua bank akan menggarap segmen yang berbeda.

"Seabank sepertinya fokus untuk mendukung bisnis Shopee. Hibank akan fokus kepada UMKM," pungkasnya.

Sebagai informasi, PT Bank Mayora resmi berganti nama menjadi PT Bank Hibank Indonesia, setelah BNI resmi mencaplok 63,92% saham Bank Mayora pada 18 Mei 2022.

Hibank akan fokus pada pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini sebelumnya mengatakan, bahwa dalam lima tahun ke depan, pertumbuhan BNI akan ke arah Small Medium Enterprise (SME). Dalam hal ini, kata dia, SME yang fokus pada digital.

Ia menyebut hibank tidak akan merambah ke SME yang di rural atau pedesaan. Melainkan, hibank akan merambah ke ekosistem yang memiliki rantai nilai (value chain) seperti pasar atau toko-toko kecil yang memiliki anchor.

Sementara itu, SeaBank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Kesejahteraan Ekonomi dan berganti nama pada tahun 2021 setelah diakuisisi oleh Sea Limited.

Sea Limited memang tengah gencar dalam menggarap perbankan digital di kawasan regional. Group itu telah mendapatkan lisensi bank digital penuh di Singapura untuk beroperasi sebagai Maribank, serta membentuk konsorsium dengan YTL Digital Capital untuk mendirikan bank digital di Malaysia.

Wednesday, February 28, 2024

Ini Bukti Nikel RI Gak Ada Lawan, Australia Hingga Prancis Nyerah

 Perusahaan Nikel Eramet. (Dok. Eramet) Foto: Perusahaan Nikel Eramet. (Dok. Eramet)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen nikel asal Indonesia yang berbiaya rendah akan menyingkirkan pesaingnya dalam beberapa tahun ke depan. Kepala perusahaan tambang Perancis Eramet, Christel Bories, mengatakan hal itu akan mengukuhkan Indonesia sebagai produsen logam baterai mobil listrik yang dominan di dunia.

Mengutip Financial Times, Bories mengatakan Indonesia mungkin akan menghasilkan lebih dari tiga perempat nikel murni kelas tertinggi di dunia dalam lima tahun dari sekarang. Hal ini akan menimbulkan konsekuensi radikal bagi para pesaingnya di negara lain.

"Ini benar-benar membuat sebagian besar pemain tradisional lama secara struktural tidak kompetitif di masa depan," kata Bories kepada Financial Times, dikutip Rabu (28/2/2024).

"Bagian dari industri [nikel di negara lain] akan hilang atau disubsidi oleh pemerintah."

Dia menambahkan tambang yang tidak kompetitif di tempat lain akan ditutup. Bories merasa tidak yakin akan ada banyak pemerintah yang memutuskan untuk mensubsidi produksi besar dengan biaya besar hanya untuk berkompetisi dengan produksi nikel Indonesia.

Adapun pergeseran besar di pasar dan anjloknya harga nikel telah berdampak pada perusahaan pertambangan seperti BHP, IGO, dan First Quantum. Ketiganya telah memangkas produksi dan menutup tambang di Australia Barat.

Eramet sendiri ikut diuntungkan dan terdampak secara bersamaan. Perusahaan asal Prancis tersebut beroperasi di Teluk Weda di Indonesia yang merupakan salah satu tambang nikel terbesar di dunia, dan juga memiliki situs tambang di Kaledonia Baru melalui anak perusahaannya Société Le Nickel (SLN).

Komentar Bories ini dilontarkan ketika Eramet berselisih dengan pemerintah Perancis yang merupakan pemegang 27% sahamnya, mengenai solusi fasilitas nikel SLN yang merugi. Namun, Eramet menolak untuk mendanai lebih lanjut.

Saat ini, krisis pasar nikel sudah semakin parah sehingga perusahaan tambang Swiss, Glencore mengumumkan rencana untuk menjual saham proyek Koniambo di Kaledonia Baru. Sebab, perusahaan setelah mengalami kerugian atas aset tersebut selama lebih dari satu dekade.

Sementara itu, perusahaan perdagangan komoditas Trafigura juga sedang bernegosiasi dengan pemerintah Prancis mengenai Prony Resources, produsen nikel terbesar ketiga di wilayah tersebut.

Bories mengatakan Eramet akan terus mengoperasikan tambangnya untuk saat ini tetapi "tidak akan" mempertimbangkan investasi nikel lainnya di Kaledonia Baru, termasuk menyelamatkan Koniambo.

Harga nikel telah anjlok lebih dari 30% menjadi US$ 17.462 per ton pada tahun lalu setelah dua tahun kenaikan harga. Hanya sedikit yang yakin bahwa kelebihan pasokan akan hilang dalam waktu dekat karena perusahaan-perusahaan Tiongkok terus menanamkan investasi pada sumber daya alam di Indonesia.

"Ada tantangan struktural yang serius akibat nikel Indonesia," kata Duncan Wanblad, CEO Anglo American, yang memiliki tambang nikel di Brasil.

"Hal ini tentunya memberikan tekanan biaya pada sebagian besar bisnis feronikel lain yang ada di dunia saat ini."

Pekan lalu, Eramet melaporkan penurunan laba bersih sebesar 85% pada tahun 2023 menjadi €109 juta, termasuk penurunan nilai sebesar €218 juta pada SLN.

Di Kaledonia Baru, pemerintahan Emmanuel Macron punya alasan untuk mencoba menyelamatkan industri ini. Perancis berupaya mengurangi ketergantungan industri mobilnya pada Indonesia dan Tiongkok untuk materi strategis dan menghindari kerusuhan di wilayah yang menuntut kemerdekaan.

Namun pemerintah Prancis juga berada di bawah tekanan untuk melakukan pemotongan belanja dan mengesampingkan pemberian dana tunai jika perusahaan sendiri tidak mengambil peran.

Bories menganjurkan agar Kaledonia Baru mulai bersiap menghadapi menyusutnya industri nikel dengan mengembangkan lapangan kerja di bidang pariwisata dan pertanian.

"Jujur saja, mereka terlalu bergantung pada nikel di masa lalu karena ini adalah cara mudah untuk mendapatkan uang," katanya.

Ia menambahkan bahwa wilayah tersebut bisa menjadi wilayah "pertambangan murni", dengan menutup pabrik peleburan yang menghasilkan banyak uang, tetapi tetap membiarkan tambang yang menghasilkan keuntungan untuk tetap terbuka.

Tuesday, February 27, 2024

Mengenal Keluarga Rothschild, Benar Kuasai Dunia-Berharta Rp5.000 T?

 Rothschild Family (Luxury Insider.com) Foto: Rothschild Family (Luxury Insider.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu keturunan pendiri bank terbesar Yahudi Jacob Rothschild meninggal pada usia 87 tahun pada Senin, (26/2/2024). Kekayaan keluarga Rothschild pun kembali menjadi sorotan.

Diketahui, Jacob memulai karirnya di bank keluarga NM Rothschild & Sons sebelum keluar pada tahun 1980 untuk ikut mendirikan sejumlah perusahaan termasuk J Rothschild Assurance Group, sekarang St James's Place, bersama Sir Mark Weinberg.

Di samping sepak terjang Jacob, latar belakang Keluarga Rothschild pun kerap dilingkupi dengan teori konspirasi. Keluarga ini sebelumnya sering dikaitkan dengan teori tentang Illuminati, Tatanan Dunia Baru, dan kelompok uang gelap lainnya yang diduga menarik tali pemerintah dunia, dan keluarga Rothschild telah disalahkan atas berbagai hal buruk mulai dari memulai perang untuk keuntungan pribadi, mendanai Holocaust hingga pembunuhan presiden AS.

Sebuah sumber di internet mengklaim bahwa keluarga Yahudi super kaya itu disebut-sebut menjadi pihak yang paling diuntungkan dalam penanganan pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh dunia. Klaim tersebut datang dari Unggahan dokumen di forum internet yang menyebut bahwa keluarga Rothschild memegang paten pelacakan pasien infeksi virus corona dan memiliki paten pengujian Covid-19 sejak 2015.

Akan tetapi setelah ditelusuri oleh Reuters, klaim mengejutkan itu ternyata palsu. Di tahun 2015 seorang memang ada pria bernama Richard A. Rothschild yang mengajukan sebuah paten. Namun bukan untuk pelacakan virus corona, melainkan paten tersebut digunakan untuk melakukan pelacakan biometrik.

Lalu bagaimana dengan klaim kekayaan yang katanya mencapai US$ 350 miliar atau lebih dari Rp 5.000 triliun? Atau klaim lain yang menyebut keluarga ini mengendalikan hampir seluruh sistem perbankan dunia?

Sejarah Keluarga Rothschild

Sejarah Keluarga Rothschild dimulai sejak keberhasilan perbankannya terjadi di tengah-tengah pergolakan Eropa pada awal 1800-an, ketika anak-anak Mayer Amschel Rothschild meninggalkan Jerman untuk mengembangkan keberadaan keluarga di berbagai penjuru Eropa.

Menurut sebuah artikel Financial Times tahun 2010, keluarga ini memiliki pandangan jauh ke depan saat membangun bisnisnya yang tersebar di Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Austria. Meskipun telah berlangsung lebih dari 200 tahun dengan berbagai peristiwa, dinasti keluarga ini tetap eksis. Bisnis inti perbankannya saat ini dikelola oleh generasi ketujuh dan sebagian besar masih dimiliki oleh keturunan Mayer Amschel, meskipun baru-baru ini keluarga tersebut menunjuk seorang eksekutif non-kerabat untuk pertama kalinya.

Di antara semua divisi bisnis Rothschild, cabang Prancis mengalami perubahan paling dramatis. Mulai dari pendiriannya pada tahun 1812 oleh Baron James de Rothschild, anak bungsu dari lima bersaudara, bisnis ini tumbuh dengan menerbitkan obligasi, membiayai kereta api, dan investasi pertambangan. Namun, bisnis ini dialihkan kepada negara selama Perang Dunia II dan nasionalisasi terjadi pada 1980-an ketika pemerintah sosialis Prancis mengambil alih semua bank dengan simpanan di atas 1 miliar franc Prancis.

Bank milik keluarga, Banque Rothschild, bergabung menjadi Compagnie Européenne de Banque milik negara, dan keluarga menerima kompensasi sebesar 150 juta franc Prancis untuk bagian ekuitasnya.

Setelah melewati berbagai tantangan bisnis, pada tahun 2003, bisnis Prancis digabungkan dengan cabang Inggris di bawah perusahaan baru, Concordia BV.

Pada tahun 2008, setelah dua abad sejak lima putra Mayer Rothschild menyebar di seluruh Eropa, semua kepemilikan digabungkan menjadi satu perusahaan di bawah Paris Orléans, perusahaan yang berbasis di Prancis, menggabungkan semua bisnis keluarga.

Kekayaan Sebenarnya

Hingga sekarang, jumlah kekayaan Keluarga Rothschild masih menjadi misteri, namun klaim bahwa mereka memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 350 miliar (Rp 5.000 triliun) mungkin terlalu dilebih-lebihkan dan tidak akurat.

Klaim ini pertama kali diestimasi oleh Investopedia, namun saat ini klaim tersebut telah ditarik kembali. Dalam penjelasan editor, Investopedia menyatakan bahwa "Estimasi US$ 350 miliar berasal dari sumber yang tidak memenuhi standar kami, sehingga kami mencabutnya. Juga, perkiraan bahwa keluarga Rothschild memiliki aset lebih dari US$ 2 triliun tidak memiliki sumber yang memadai dan juga ditarik kembali."

Saat ini, bisnis Rothschild beroperasi dalam skala yang lebih kecil daripada masa kejayaannya pada abad ke-19, meskipun masih bergerak dalam berbagai sektor seperti real estat, layanan keuangan, pertanian, energi, pertambangan, pembuatan anggur, dan kegiatan nirlaba.

Hanya satu anggota keluarga yang masuk dalam daftar orang terkaya versi Forbes, yaitu Benjamin de Rothschild, yang beberapa tahun lalu meninggal karena serangan jantung pada usia 57 tahun.

Meskipun Keluarga Rothschild pernah menjadi salah satu kekuatan finansial terbesar di dunia selama berabad-abad, namun saat ini pengaruh mereka dalam skala global tidak sekuat dahulu.

Monday, February 26, 2024

5 Sosok Taipan Penguasa Tambang Batu Bara di Indonesia

 Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki jajaran orang terkaya yang cukup panjang. Tercatat beberapa di antaranya memperoleh kekayaan melalui usaha tambang batu bara.

Mereka bahkan berharta "unlimited" dari bisnis tersebut. Berikut raja tambang RI yang dirangkum oleh CNBC Indonesia:

Low Tuck Kwong

Dato' Low Tuck merupakan seorang pengusaha Indonesia sekaligus pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara. BYAN merupakan emiten batu bara dengan kapitalisasi terbesar di bursa domestik. Tercatat kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 658,33 triliun.

Mengutip Daftar 50 Orang Terkaya Forbes, Senin (15/1/2024), Low Tuck Kwong memiliki harta US$27,2 miliar atau setara Rp 422,79 triliun. Dia tercatat sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia di bawah keluarga Hartono dan Prajogo Pangestu.

Keluarga Widjaja

Keluarga yang dikepalai oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja itu menguasai Sinar Mas Group, salah satu konglomerat masa Orde Baru. Grup Sinar Mas memiliki PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA) yang bergerak di bidang energi dan infrastruktur.

Anak perusahaan DSSA, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) dan Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR) menjadi penyumbang batu bara. GEAR tidak hanya memiliki tambang di Indonesia, tetapi juga mengakuisisi aset tambang di Australia, yaitu Stanmore Coal. Putra dari Eka, Franky Oesman Widjaja menjadi Komisaris Utama DSSA.

Adapun kekayaan keluarga Widjaja mencapai US$10,8 miliar atau setara dengan Rp 168,3 triliun.

Garibaldi Thohir

Kakak Menteri BUMN Erick Thohir ini bersama Theodore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat dan Edwin Soeryadjaya mendirikan emiten raksasa PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), yang ketika pertama kali melantai di bursa tahun 2008 silam berhasil memperoleh dana IPO terbesar sepanjang sejarah yang baru-baru ini rekornya dipecahkan oleh Bukalapak.

Lokasi penambangan Adaro tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan, selain itu terdapat juga situs penambangan berlokasi di Australia yang baru diakuisisi tahun 2018 lalu. Beberapa perusahaan pertambangan di bawah Adaro Group antara lain PT Mustika Indah Permai (MIP), PT Bukit Enim Energi (BEE), Adaro Metcoal Companies (AMC), PT Bhakti Energi Persada (BEP) dan banyak lagi.

Akhir 2022, Forbes menempatkan pria yang akrab disapa Boy ini pada urutan ke-15 pada daftar Indonesia's 50 Richest dengan nilai kekayaan sebesar US$ 3,45 miliar atau setara dengan Rp 54,01 triliun. Kemudian pada 2023, harta kekayaannya tercatat sebesar US$ 3,3 miliar atau Rp 51,29 triliun dan menjadikannya sebagai orang terkaya ke-17.

Kiki Barki

Kiki Barki merupakan pendiri emiten pertambangan batubara, PT Harum Energi Tbk. (HRUM) pada tahun 1995 dan perusahaannya listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2010. Kiki Barki menguasai 79,79% saham HRUM, yang berdiri sejak 1995.

Selain Harum Energy, Kiki juga memiliki tambang batubara milik swasta, Tanito Harum. Saat ini, putra sulungnya, Lawrence Barki, menjalankan Harum sebagai presiden komisaris sementara putra bungsunya, Steven Scott Barki, menjadi komisaris.

Pada 2022, Forbes mencatat nilai kekayaan bersih Kiki sebesar US$ 1,9 miliar atau setara dengan Rp 29,6 triliun. Tahun lalu US$ 1,41 miliar atau Rp 21,92 triliun dan menempatkan dirinya sebagai orang terkaya ke-33.

Edwin Soeryadjaya

Tjia Han Pun alias Edwin Soeryadjaya terlahir pada 17 Juli 1949 setelah kedua orangtuanya kembali dari Negeri Belanda. Ketika kelahirannya, perang Indonesia-Belanda perlahan mereda. Ketika itu, ayahnya William Soeryadjaya masih merintis bisnisnya, membangun Astra.

Sekitar 1997-1998 Edwin bersama Sandiaga Uno mendirikan perusahaan keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG). Dimana dia menjadi pemimpin tertinggi perusahaan itu setelah Indonesia dilanda krisis moneter. Saratoga termasuk perusahaan keuangan yang kemudian berkembang.

Setelah tahun 2000 pertambangan batu bara menggeliat di Indonesia. Edwin Soeryadjaya pun belakangan masuk ke dalam bisnis ini. Seperti sepupunya yang pernah aktif di Astra juga, Teddy Rachmat yang terlibat dalam pendirian perusahaan batubara Pama Persada.

Pada 2022, Forbes mencatat kekayaan Edwin senilai US$ 1,8 miliar atau setara dengan Rp 28,05 triliun. Kemudian pada 2023, Edwin tercatat sebagai orang terkaya ke-39 dengan harta US$ 1,24 miliar atau setara Rp 19,27 triliun.