Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
- Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik di sesi pembukaan perdagangan Jumat (24/6/2022). Namun, analis memprediksikan bahwa harga CPO akan turun ke level MYR 4.200/ton di beberapa bulan mendatang.
Mengacu pada Refinitiv, pukul 08:00 WIB harga CPO di banderol di level MYR 4.758/ton atau naik 0,3%.
Menurut analis Reuters, Wang Tao, memprediksikan bahwa harga CPO kemungkinan masih akan menguji titik support MYR 4.588/ton karena terlihat dapat melakukan pemantulan.
Namun, penembusan di bawah titik support dapat menyebabkan penurunan ke kisaran MYR 4.398-4.493/ton. Sedangkan, penembusan di atas MYR 4.896/yon dapat menyebabkan kenaikan ke MYR 5.086/ton.
Sumber: Refinitiv |
Minyak sawit berjangka Malaysia berakhir melonjak lebih dari 5% pada Kamis (23/6), setelah pada hari sebelumnya ambles hampir 10% dan menjadi posisi terendahnya selama enam bulan.
Kontrak minyak sawit acuan di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup MYR 4.744/ton (US$1.078,56/ton) atau melesat 5,58% ketimbang hari sebelumnya. Namun, hal tersebut diprediksikan merupakan pemulihan secara jangka pendek saja. BEST PROFIT
BESTPROFITPT BESTPROFIT FUTURES
BPF
"Apa yang kita saksikan hari ini adalah short-covering ringan di tengah pasar yang bearish secara keseluruhan," tutur Direktur Pelindung Bestari di Selangor Paramalingam Supramaniam dikutip dari Reuters.
Dia juga menambahkan bahwa kapitalis negatif masih membayangi pasar nabati dunia, di mana ekspor CPO Indonesia meningkat secara signifikan dan produksi CPO Malaysia naik, sementara dari sisi permintaan berpotensi menurun.
Sejak dibukanya kembali keran ekspor CPO, hingga Rabu (22/6) Indonesia telah mengeluarkan izin ekspor sebanyak 1,5 juta ton, yang dikonfirmasi oleh pejabat kementerian perdagangan Oke Nurwan.
Sementara itu, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia memprediksikan produksi CPO Malaysia periode 1-20 Juni akan naik 15,9% ketimbang periode yang sama pada bulan sebelumnya.
Sayangnya, dari sisi permintaan, India dan China berpotensi menurunkan permintaanya terhadap CPO.
China kini sedang memberlakukan lockdown di beberapa area di Shanghai, sehingga ada kekhawatiran akan membatasi permintaan CPO.
Tidak hanya itu, India yang merupakan importir terbesar CPO dunia juga telah menurunkan permintaanya terhadap CPO per Mei, di mana India hanya mengimpor sebanyak 514.022 ton pada Mei dari 572.508 ton pada April. India memilih untuk menaikkan impor minyak kedelai sebanyak 37% dan menambah impor minyak bunga matahari lebih dari dua kali lipat ke 118.482 ton.
Bahkan, Ketua Perdagangan dan Perencana Kaleesuwari Intercontinental Gnanasekar Thiagarajan memproyeksikan bahwa harga CPO akan berada di level MYR 4.700 selama beberapa waktu ini dan turun lagi ke level MYR 4.200 di beberapa bulan mendatang.
Analis CGS CIMB Ivy Ng Lee Fang juga memproyeksikan hal yang serupa. Dia memprediksikan bahwa harga CPO cenderung turun pada paruh kedua tahun ini atau semester II-2022 karena pasokan minyak nabati meningkat pada akhir Juni. Serta, memperkirakan harga CPO untuk tahun 2023 akan berada di level MYR 3.800/ton.