Wednesday, August 6, 2025

Reli Wall Street Berlanjut, S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor Lagi

 Ilustrasi Wall Street

Ilustrasi Wall Street (AP Photo/Mary Altaffer)

Jakarta, Beritasatu.com - Indeks utama Wall Street kembali mencatatkan rekor baru pada perdagangan Jumat (25/7/2025) dan menutup pekan ini dengan kinerja cemerlang.

Indeks S&P 500 naik 0,4% ke level tertinggi sepanjang masa yang sudah dicapai lima kali dalam sepekan. Dow Jones Industrial Average melonjak 208 poin atau 0,5%, sementara Nasdaq Composite bertambah 0,2% yang juga mencetak rekor baru.

Kinerja apik sejumlah emiten turut mendorong penguatan indeks. Saham Deckers, produsen sepatu Ugg dan Hoka, melonjak 11,3% setelah membukukan laba yang melampaui ekspektasi analis.

Saham Edwards Lifesciences juga naik 5,5% setelah mencatatkan kinerja kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. Perusahaan ini melaporkan pertumbuhan positif di seluruh lini produknya dan memperkirakan laba tahunan akan berada di batas atas proyeksi sebelumnya.

Namun, tidak semua kabar dari Wall Street positif. Saham Intel anjlok 8,5% setelah melaporkan kerugian pada kuartal II 2025. Perusahaan semikonduktor yang pernah menjadi pionir di Silicon Valley ini tertinggal dari pesaingnya, seperti Nvidia dan AMD, terutama karena lonjakan permintaan cip kecerdasan buatan (AI). Intel juga mengumumkan rencana pemangkasan ribuan karyawan dan efisiensi biaya lainnya untuk membalikkan kinerjanya.

Secara keseluruhan, S&P 500 menguat 25,29 poin menjadi 6.388,64. Dow Jones Industrial Average naik 208,01 poin ke 44.901,92, dan Nasdaq menambah 50,36 poin ke 21.108,32.

Pekan depan, pelaku pasar juga menantikan hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga. Trump kembali mendesak The Fed agar menurunkan suku bunga, yang menurutnya dapat membantu pemerintah AS menghemat pembayaran bunga utang.

Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan pihaknya masih menunggu data tambahan terkait dampak kebijakan tarif terhadap ekonomi dan inflasi sebelum mengambil keputusan. Penurunan suku bunga memang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, tetapi berpotensi meningkatkan tekanan inflasi.

Di pasar saham global, bursa saham Asia dan Eropa melemah. Indeks saham di Hong Kong turun 1,1%, sementara Shanghai turun 0,3%.

No comments:

Post a Comment