Friday, November 29, 2024

BI Beri Kabar Penting Hari Ini, Rupiah Siap Happy Weekend!

 

Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah potensi mempertahankan penguatan dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini, Jumat (29/11/2024) menjelang pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI). 

Merujuk data Refinitif, rupiah terpantau menguat terhadap dolarAS pada penutupan kemarin sebesar 0,38% dalam sehari ke posisi Rp15.865/US$.

Penguatan rupiah kemarin disinyalir terjadi berkat indeks dolar AS (DXY) yang melandai. Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray, mengungkapkan bahwa pelemahan indeks dolar AS (DXY) merupakan koreksi sehat dalam indeks dolar setelah mencapai kondisi overbought. Ia menambahkan, "Dengan keluarnya berita seperti PCE AS dan pemilihan menteri keuangan AS yang pro-growth dan netral di mata pasar, dolar mulai melemah."

Ralph juga optimistis bahwa rupiah memiliki potensi apresiasi lebih lanjut menuju bulan Desember, didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang solid.

Sementara itu, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen internal dari pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI). 

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 merupakan puncak high level event Bank Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta pada 29 November 2024 pukul 19:00 WIB. Tema yang diangkat pada PTBI 2024 adalah Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional.

Pemilihan tema ini didasarkan pertimbangan bahwa stabilitas makroekonomi yang saat ini terjaga dengan baik perlu terus dipertahankan di tengah berlanjutnya tantangan domestik dan global. Stabilitas makroekonomi yang terus terjaga merupakan salah satu prasyarat penting untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan inklusif, serta sebagai pijakan untuk keberlanjutan transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas.

Bank Indonesia berkomitmen untuk senantiasa bersinergi dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional. Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang cenderung stagnan dan dibayangi ketidakpastian seiring eskalasi tensi geopolitik, sinergi erat kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait akan mampu memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global. Sinergi kebijakan juga terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Bank Indonesia terus mengarahkan respons bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk memperkuat stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menarik ditunggu apakah Presiden Prabowo Subianto akan menghadiri PTBI tahun ini sekaligus menyampaikan pandangan ekonomi, terutama makro untuk pertama kalinya sejak dilantik pada 20 Oktober 2024. Sebagai catatan, mantan Presiden Joko Widodo hampir selalu hadir dalam gelaran PTBI termasuk sebulan setelah dilantik pada 2014.

Menarik disimak pula paparan dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai proyeksi dan program BI pada tahun depan. Di antaranya adalah upaya BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta kebijakan suku bunga serta makro-prudential.

Teknikal Rupiah 

Setelah mengalami tren turun dalam beberapa hari, jika melihat dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS sudah mulai terlihat sideways. Jika penguatan berlanjut, rupiah potensi menguji support terdekat di Rp15.790/US$, ini diambil dari posisi low candle intraday 19 November 2024. 

Sementara untuk area resistance yang perlu diantisipasi sebagai area pelemahan terdekat ada di Rp15.950/US$, ini diambil dari garis horizontal berdasarkan high candle intraday yang pernah diuji pada 21 November 2024. 

Thursday, November 28, 2024

Gurita Bisnis Salim Kuasai Ritel, Data Center Hingga Tambang RI

 

BINTAN ISLAND, INDONESIA - JULY 09: Anthony Salim poses during a portrait session on July 09, 2012 in Bintan Island, Indonesia. Anthony Salim or Liem Sien Hong, son of senior Indonesian businessman Sudono Salim or Liem Sioe Liong, is CEO of Salim Group and one of the 10 Most Influential Business Leaders in Indonesia and Asia. He was considered to be integral in the rebuilding of the Salim Group's business empire after it suffered a setback following the 1998 economic crisis. Before the economic crisis, Salim Group was the largest conglomerate in Indonesia with assets of U.S. $ 10 billion. Forbes magazine even named Liem Sioe Liong, founder of the Salim Group, as one of the richest people in the world. (Photo by Yuli Seperi/Getty Images)
Foto: Getty Images/Yuli Seperi

Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerat Anthoni Salim dan keluarga dikenal dengan bisnisnya di berbagai sektor dan manuver yang menjadi penggerak pasar saham dalam negeri. Lewat Grup Salim, Anthoni Salim menguasai sejumlah emiten kakap RI, mulai dari di bidang consumer goods, perbankan, perkebunan, hingga pertambangan.

Generasi pertama keluarga Salim, yaitu ayah Anthoni Salim, Liem Sioe Liong (Sudono Salim), dulunya dikenal sebagai pemegang saham pengendali bank terbesar di Indonesia saat ini (berdasarkan nilai kapitalisasi pasar) yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Namun, Grup Salim harus kehilangan mayoritas sahamnya di BBCA saat krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998. Saat itu, bank dengan aset Rp 1.228 triliun mengalami bank rush dari nasabahnya ketika Sudono Salim diisukan meninggal dan saat kerusuhan Mei 1998 meletus.Keringnya likuiditas akibat merosotnya Dana Pihak Ketiga (DPK), membuat BBCA sampai harus diambil alih dan disuntik modal oleh pemerintah serta disehatkan di bawah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Saat itulah Grup Salim kehilangan kendali atas BBCA dan kini telah berpindah tangan ke Grup Djarum milik Hartono bersaudara di bawah PT Dwimuria Investama Andalan.

Namun setelah kehilangan BBCA, kekayaan Grup Salim tidaklah menyusut. Kuncinya adalah ekspansi dan diversifikasi bisnis yang dilakukan.

Selama ini, Grup Salim paling dikenal dengan dua emiten konsumen yang mereka miliki yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) serta anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sebagai perusahaan induk, INDF mengempit 80,53% saham ICBP yang menjual berbagai produk makanan dan minuman yang tentunya sudah tak asing lagi bagi konsumen di Indonesia.

Berbagai merek ICBP di berbagai segmen meliputi Indomie & Pop Mie untuk kategori mie instan, Susu Indomilk, Snack Chitato hingga Qtela, berbagai bumbu masak dengan merek Indofood mulai dari saus, kecap dan bumbu instan, makanan untuk bayi dengan merek SUN hingga berbagai merek minuman kemasan seperti Club untuk air mineral dan Ichi Ocha untuk kategori minuman berasa kemasan.

Segmen bisnis Indofood tidak hanya mencakup makanan jadi tetapi juga bahan makanan seperti gandum dengan merek Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah hingga Taj Mahal. Kemudian ada juga segmen bisnis yang membidangi usaha minyak goreng dan margarin dengan merek ternama seperti Bimoli, Delima, Happy, Palmia hingga Amanda.

INDF sendiri sebagai holding sebanyak 50,07% sahamnya juga dimiliki oleh Keluarga Salim lewat perusahaan investasinya yang listing di Bursa Hong Kong bernama First Pacific Co. Grup Salim tercatat menggenggam lebih dari 40% saham First Pacific yang nilai kapitalisasi pasarnya mencapai HKD12,51 miliar.

Di Indonesia, selain INDF dan ICBP, portofolio bisnis Grup Salim terbilang sangat terdiversifikasi baik yang merupakan perusahaan publik maupun privat dengan kepemilikan langsung maupun tak langsung.

Di segmen konsumen lainnya, perusahaan "Tbk" yang juga terafiliasi dengan Keluarga Salim adalah perusahaan pembuat roti dengan merek Sari Roti yakni PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

Keluarga Salim, lewat PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) menggenggam 25,77% saham ROTI.

Di samping itu, Salim juga berkongsi dengan keluarga Gelael di emiten pengelola KFC di Indonesia, Fast Food Indonesia (FAST) lewat DNET dengan kepemilikan 35,84%.

Jejak bisnis keluarga terkaya ketiga di Indonesia ini juga dapat dilacak lewat bisnis minyak gorengnya di bawah bendera PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang digenggam oleh INDF dan Indofood Agri Resources.

Kemudian, di sektor hulu perkebunan sawit, Keluarga Salim juga memiliki perusahaan bernama PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan kepemilikan lewat SIMP sebesar 59,48%.

Tidak hanya itu, bisnis Grup Salim juga merambah di sektor otomotif lewat PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan anak usahanya yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS).

Untuk diketahui, 91,97% saham IMJS dikuasai oleh IMAS, sedangkan hampir 50% saham IMAS dikuasai oleh Gallant Venture yang merupakan perusahaan publik di Singapura yang sahamnya dikuasai oleh Salim dan Group Parallax dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai hampir SGD732,3 juta.

Selanjutnya, di bidang konstruksi dan engineering, Grup Salim juga memiliki portofolio bisnis di PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) lewat PT Metro Pacific Tollways Indonesia dengan kepemilikan sebesar 74,65%.

Asal tahu saja, Metro Pacific Tollways Indonesia merupakan anak usaha dari Metro Pacific Investment Corporation (MPIC) perusahaan publik yang listing di bursa Filipina yang juga dikendalikan oleh Salim sekeluarga.

Bisnis yang menggurita dari bos Indofood tersebut juga dibuktikan di sektor lain, yakni energi lewat kepemilikan Grup Salim di PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

Di perusahaan yang digawangi oleh Arifin Panigoro ini, sebanyak 21,46% sahamnya dimiliki oleh perusahaan Singapura bernama Diamond Bridge yang juga dimiliki oleh Keluarga Salim.

Portofolio investasi Grup Salim selanjutnya adalah di emiten data center PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang didirikan oleh Otto Sugiri. Sebagai informasi, DCII merupakan salah satu perusahaan yang fenomenal di pasar modal Tanah Air.

Perusahaan yang melantai pada 6 Januari 2021 tersebut harga sahamnya sempat melesat puluhan ribu persen sejak penawaran umum perdana saham (IPO) hingga pernah memiliki nilai kapitalisasi pasar mencapai lebih dari Rp100 triliun.

Sebelumnya Grup, Salim lewat Anthoni Salim memiliki saham DCII sebanyak 72,29 juta saham, namun pada akhir Mei 2021, Anthoni Salim menambah kepemilikannya dengan memborong 192,7 juta saham DCII dengan modal sampai Rp 1 triliun sehingga kepemilikannya menjadi 11,12%.

Kendaraan Keluarga Salim di sektor keuangan ada perusahaan asuransi jiwa dan dana pensiun bernama PT Indolife Pensiontama. Lewat perusahaan asuransi tersebut, keluarga Salim memiliki berbagai saham bank di portfolionya.

Untuk diketahui, PT Indolife Pensiontama mengempit saham PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang dimiliki oleh pengusaha nasional Chairul Tanjung sebesar 4,74% per 31 Desember 2022.

Perusahaan perbankan milik Chairul Tanjung yang lain yang bergerak sebagai digital bank yaitu PT Allo Bank IndonesiaTbk (BBHI) juga sebesar 6% sahamnya dimiliki oleh Keluarga Salim lewat kendaraan PT Indolife Investama Perkasa.

Sempat kehilangan kendali atas BBCA saat krisis moneter 2 dekade silam, kini Keluarga Salim kembali memegang kendali sebuah bank yaitu PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA).

Dalam keterbukaan informasi Bank Ina Perdana yang dipublikasikan pada 10 Januari 2020 yang disampaikan Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu dan Direktur Kepatuhan Bank Ina Wardoyo, menyebutkan Grup Salim resmi menjadi ultimate shareholder atau pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) bersama pemilik Bali United, Pieter Tanuri.

Dalam keterbukaan informasi tersebut, informasi fakta material yang disampaikan yakni terjadi perubahan struktur kepemilikan saham Bank Ina di mana perusahaan Grup Salim, PT Indolife Pensiontama menjadi pemegang saham pengendali, dari sebelumnya hanya dipegang oleh PT Philadel Terra Lestari milik Pieter. Lewat PT Indolife Pensiontama, Keluarga Salim mengempit 22,83% saham BINA.

Tidak ketinggalan, jejak bisnis Grup Salim juga menjangkau sektor teknologi dan media yang dimiliki oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang dikempit langsung oleh Anthoni Salim sebesar 9%.

Salim juga masuk ke emiten tambang RI. Grup Salim ikut masuk ke dua emiten yang terafiliasi Grup Bakrie, yakni emiten batu bara BUMI dan anak usahanya PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Di BUMI, Grup Salim masuk melalui Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL) lewat skema private placement pada Oktober tahun lalu. Mach Energy (Hongkong) Limited menguasai 45,78% saham BUMI per akhir September 2023.

Komposisi pemegang saham MEL adalah PT Bakrie Capital Indonesia memiliki sebesar 42,5% saham MEL. Kemudian, Clover Wide Limited menguasai 15% saham. Terakhir, Mach Energy (Singapore) Pte. Ltd. (MPEL) memiliki 42,5% saham MEL.

Nah, Mach Energy Pte. Ltd adalah perusahaan di bawah Grup Salim. Anthoni Salim memiliki kendali penuh atas Mach Energy Pte. Ltd.

Sementara, Anthoni Salim menggunakan kendaraan investasi Emirates Tarian Global Ventures SPV, untuk masuk ke BRMS dengan porsi kepemilikan terbesar di perusahaan tambang emas tersebut, yakni mencapai 25,10%.

Teranyar, Grup Salim, bersama keluarga Panigoro dan Agoes Projosasmito (yang kerap disebut dekat dengan Grup Salim), menjadi pemegang saham emiten tambang produsen emas-tembaga PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang melantai pada 7 Juli 2023.

Saham AMMN sukses terbang 300-an persen sejak melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dan memiliki kapitalisasi pasar (market cap) Rp496,03 triliun, terbesar keenam di bursa per 2 November 2023.

Grup Salim sendiri masuk ke AMMN via PT Sumber Gemilang Persada (SGP), menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut. Kemudian, Grup Salim juga memiliki porsi lewat kepemilikan Medco di AMMN. Diamond Bridge Pte. Ltd, seperti disinggung di atas, diketahui terafiliasi dengan Grup Salim dan merupakan pemegang saham Medco.

Selanjutnya tentakel Grup Salim juga mengikat AMMN lewat PT Pesona Sukses Cemerlang (PSC) yang dimiliki oleh bos pengelola KFC di Indonesia, Fast Food Indonesia (FAST) dan Edie Herjadi yang namanya muncul di perusahaan milik Grup Salim.

Pasca IPO, kepemilikan tidak langsung Anthoni Salim di AMMN mencapai 7,14%. Adapun secara keseluruhan untuk Grup Salim lewat sejumlah tentakel bisnis ditaksir mencapai 43,72%, lalu ada kongsi Agus Projo lewat AP Investment sebesar 15,58%, diikuti oleh total kepemilikan tidak langsung keluarga Panigoro sebesar 14,96%.

Jika ditotal-total, semua emiten yang terafiliasi dengan Grup Salim baik langsung maupun tak langsung, baik yang kepemilikannya hanya di bawah 10% hingga lebih dari 75% nilai kapitalisasi pasarnya mencapai ribuan triliun dan memiliki porsi signifikan atas total market cap IHSG.

Dengan tentakel bisnis yang menjulur kemana-mana, tak mengherankan apabila manuver Grup Salim menjadi perhatian dan kerap menjadi penggerak pasar dalam negeri.

Tuesday, November 26, 2024

Bankir Kompak Bilang Gini Soal Nasib Ekonomi RI di Tangan Prabowo

 

Suasana Gedung Kementrian di Kawasan Jakarta, Rabu 7/8. Pemindahan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Jakarta ke salah satu lokasi di Kalimantan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, mencapai Rp 466 triliun. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Salah satu komponen utama pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 
Potensinya sangat kasar. Pemetaan potensi aset di Medan Merdeka, Kuningan, Sudirman, dan Thamrin perkiraan Rp 150 triliun. Ini bisa menambal kebutuhan APBN. Tadinya dari APBN butuh Rp 93 triliun. Artinya dengan Rp 150 triliun bisa menutup untuk bangun istana, pangkalan TNI, dan kebutuhan rumah dinas. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Gedung Perkantoran di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para bankir sepakat bahwa presiden dan wakil presiden RI yang baru dilantik 20 Oktober 2024 serta pemerintahannya yang resmi dibentuk pada tanggal 21 Oktober 2024 bakal berdampak baik pada perekonomian dalam negeri.

Hal ini diungkapkan dalam Laporan Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (SOBP). Survei ini dilakukan OJK dalam rangka pelaksanaan pengawasan perbankan, yang membutuhkan informasi lebih mendalam, baik kuantitatif dan kualitatif, untuk melihat sinyal awal perubahan prospek/orientasi kegiatan bisnis bank.

Pertumbuhan ekonomi sendiri ditargetkan tumbuh sebesar 8% oleh Presiden Prabowo Subianto. Para bankir meyakini itu dapat berdampak positif juga terhadap kinerja perbankan, karena dapat mendorong permintaan penyaluran kredit.


Selanjutnya, beberapa program pemerintahan baru seperti makan bergizi gratis dan food estate akan mendorong perkembangan beberapa sektor seperti pendidikan, kesehatan dan pertanian.

"Berkembangnya sektor-sektor tersebut dapat mendorong meningkatkan daya beli masyarakat, yang dapat berdampak positif pada permintaan kredit, baik kredit produktif maupun kredit konsumtif," kata laporan SBPO tersebut, dikutip Selasa (26/11/2024).

Walaupun demikian, para responden berpendapat pengaruh pemerintahan baru diperkirakan belum akan langsung terasa atau masih terbatas dampaknya pada triwulan IV-2024. Pasalnya pemerintahan baru saat ini masih dalam tahap transisi kebijakan, sehingga perubahan ekonomi secara makro baru akan terasa pada triwulan berikutnya setelah ada kebijakan yang jelas dan implementasinya mulai berjalan.

Selain itu, pemerintahan yang baru juga masih menyelesaikan rencana pembangunan seperti pada APBN 2024 yaitu meneruskan program-program pemerintahan sebelumnya. Oleh karena itu, program-program pemerintah baru diperkirakan baru akan dijalankan mulai awal 2025 sejalan dengan program kerja yang akan ada di APBN 2025.

Untuk diketahui, responden dari SBPO kali ini terdiri dari 93 bank yang mewakili 95,98% total aset bank umum di Indonesia.

Sebagai informasi, ekonomi Indonesia tumbuh 4,95% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 5% pada 2025, lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan yang digariskan pemerintah dalam asumsi makro APBN 2025 sebesar 5,2%.

Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan kredit pada Oktober 2024 naik 10,92% yoy. Dari sisi penawaran pembiayaan dari perbankan ditopang oleh ketersediaan likuiditas.

Monday, November 25, 2024

Habibie Pernah bikin Dolar Rp16.800 Jadi Rp6.550, Begini Caranya

 

BJ Habibie (Detikcom)
Foto: BJ Habibie (Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama beberapa waktu terakhir, nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Kamis (21/11/2024), nilanya sempat nyaris mencapai Rp16.000.

Kejadian serupa pernah terjadi saat kondisi krisis ekonomi 1998. Bahkan nilainya jauh lebih besar lagi, yakni saat dolar mencapai Rp16.800. Pun kenaikan dolar AS kala itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat. 

Sebagaimana diketahui kejatuhan era Presiden Soeharto beriringan dengan krisis moneter di negara ini. BJ Habibie yang menggantikan rezim Orde Baru harus menghadapi krisis tersebut di awal kepemimpinan.

Namun dia berhasil membuat rupiah menguat hanya dalam kurun waktu singkat. Salah satu yang dia lakukan adalah melakukan paket restrukturisasi perbankan. 

Sebagai catatan, pada masa Orde Baru pendirian bank dipermudah oleh pemerintah berkat kebijakan Paket Oktober 1988. Sayang, kemudahan pendirian bank ini tak dibarengi oleh kemampuan perbankan yang baik. Alhasil, saat terjadi krisis, banyak bank-bank bertumbangan. Nasabah lantas melakukan penarikan dana besar-besaran.

Permasalahan ini jadi fokus utama. Habibie melakukan restrukturisasi perbankan seraya berharap Bank Indonesia makin kuat. Salah satu caranya mencabut aturan tersebut dan mempraktikan langsung pada bank pemerintah. Empat bank milik pemerintah digabung menjadi satu, yang kini dikenal dengan nama Bank Mandiri.

Selain itu, dia juga memisahkan BI dari pemerintah lewat UU No.23 tahun 1999. Dalam otobiografinya, B.J. Habibie: Detik-detik yang Menentukan (2006), Habibie bilang kebijakan itu jadi langkah terbaik menguatkan rupiah. BI harus independen, objektif, dan bebas dari intervensi politik.

Lalu, Habibie mengatasi krisis melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI diterbitkan dengan bunga tinggi dengan tujuan agar bank-bank kembali dipercaya masyarakat. Jika ini terjadi, maka masyarakat akan kembali menabung, sehingga menurunkan peredaran uang di masyarakat.

Berkat SBI, suku bunga dari 60% turun menjadi belasan persen. Kepercayaan terhadap bank pun kembali meningkat.

Cara ketiga, Habibie mengendalikan harga bahan pokok. Teknokrat pembuat pesawat terbang ini menganggap kebutuhan bahan pokok jadi hal vital. Alhasil, dia mempertahankan harga listrik dan BBM subsidi agar tidak naik, sehingga harga bahan pokok tetap terjangkau di tengah krisis.

Pada sisi lain, kebijakan ini juga menuai kontroversi sebab Habibie mengeluarkan pernyataan nyelenah. Dalam salah satu pidatonya, dia pernah meminta rakyat berpuasa di kala krisis supaya lebih hemat.

Pada akhirnya, ketiga cara tersebut sukses membuat kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia meningkat. Aliran dana investor kembali masuk. Dan yang terpenting dolar AS kembali menguat dan terkendali ke level Rp6.550.