Monday, July 7, 2025

Kimia Farma (KAEF) Perbaharui Lapkeu 2023, Rugi Bengkak-Aset Turun

 

Ilustrasi Kimia Farma. (CNBN Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi Kimia Farma. (CNBN Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) resmi menerbitkan kembali Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun Buku 2023 setelah dilakukan penelaahan ulang. Sebab, emiten farmasi pelat merah itu sebelumnya menemukan adanya dugaan anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA) melakukan pemolesan laporan keuangan.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan KAEF, revisi laporan keuangan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan sejumlah akun material, terutama yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran, dan penyajian atas pos-pos tertentu di entitas induk maupun anak usaha. Laporan keuangan terbaru ini ditelaah oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston Indonesia).Penyesuaian ini menyebabkan sejumlah perubahan signifikan dalam laporan keuangan, antara lain, rugi bersih membengkak seiring penyesuaian pajak tangguhan dan cadangan atas aset tertentu.

Total aset turun 5,43% akibat koreksi atas nilai persediaan dan pencadangan piutang usaha. Liabilitas naik 5,89% karena adanya penyesuaian atas beban akrual dan kewajiban lainnya.

Meski demikian, manajemen Kimia Farma memastikan bahwa penerbitan kembali laporan keuangan ini tidak berdampak terhadap operasional maupun kelangsungan usaha perusahaan. Revisi laporan keuangan ini justru diperlukan sebagai dasar penyusunan laporan tahun buku 2024 agar sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (PSAK).

"Penerbitan kembali Laporan Keuangan ini bertujuan untuk memastikan transparansi, kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (PSAK), serta memberikan informasi yang lebih lengkap kepada pemangku kepentingan," kata Plt. Direktur Utama KAEF, Lina Sari dalam keterbukaan informasi yang dikutip Senin (7/7/2025).

Friday, July 4, 2025

Asing Masih 'Ogah' Net Buy Saham RI, Ini Penyebabnya

 

Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (23/6/2025). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (23/6/2025). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah lebih dari dua pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertengger di bawah level psikologis 7.000. Pergerakan IHSG pun masih berat sepanjang pekan ini, berakhir terkoreksi tipis meski sempat dibuka menguat.

Salah satu penyebab utamanya adalah aksi penjualan bersih investor dari pasar modal RI. RTI Business mencatat, dalam sepekan terakhir, asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp1,93 triliun di pasar reguler.

Menurut Direktur Panin Asset Management Rudiyanto, investor asing masih menempatkan porsi investasi di Indonesia lebih kecil alias underweight lantaran beberapa kebijakan pemerintah. Meskipun pemerintah telah melakukan beberapa revisi untuk mengubah pandangan investor, ia menyebut masih butuh waktu karena menunggu realisasi perubahan kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi RI.

"Secara umum Indonesia oleh asing masih dipandang sebagai negara berbasis komoditas, dengan harga komoditas yang stagnan atau turun, maka belum ada story yang menarik untuk Indonesia," kata Rudiyanto kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/7/2025).

Terpisah, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengatakan investor asing masing memasang sikap wait and see karena karena kekhawatiran atas perkembangan ekonomi global, termasuk negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS) yang belum jelas.

Selain itu, ia menyebut kinerja emiten perbankan, yang biasanya jadi pilihan unggulan investasi asing saat ini mengalami perlambatan kinerja.

Menurut Ekky, investor asing itu tidak bisa berinvestasi sembarangan karena pasar Indonesia kecil.

"Jadi masuknya ya, ke saham saham tertentu saja, kalau pilihan saham yang sedikit ini kinerjanya melemah, ya wajar belum kembali," katanya.

Pada perdagangan hari ini, indeks sempat dibuka menguat 0,5% namun tak lama kemudian kembali terperosok ke zona merah, berada di posisi 6.861,93. Lantas, sejak 19 Juni lalu, indeks acuan utama pasar modal RI itu belum berhasil kembali ke level 7.000.

Wednesday, July 2, 2025

Harga Saham BRI (BBRI) Diproyeksi Bisa ke Sini

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Trimegah Sekuritas memperkirakan harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI akan mencapai Rp 5.400 per saham. Berdasarkan data pasar pukul 10.45 WIB, Rabu (2/7/2025), saham BBRI diperdagangkan pada level 3.660. 

Direktur Utama Jonathan mengatakan hal itu seiring dengan program pemerintah yang dapat menjadi katalis likuiditas. Dia memperkirakan likuiditas pasar akan membaik pada semester II yang didorong oleh program makan siang gratis dari pemerintah.

Pemerintah berencana untuk meningkatkan jumlah penerima manfaat dari 6 juta orang menjadi hampir 83 juta orang di akhir tahun. Hal tersebut akan menjadi stimulus bagi kinerja bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Dia menjabarkan bahwa alokasi anggaran pemerintah untuk Program Makan Bergizi Gratis tahun 2025 adalah sebesar Rp171 triliun. Berdasarkan estimasi analis konsumen Trimegah, dana tersebut dapat membuat efek ke likuiditas sebesar Rp 342 triliun. 

"Jika pertumbuhan deposito bergeser ke arah UMKM, hal ini dapat menghidupkan kembali momentum kredit mikro dan meningkatkan inklusi keuangan, dengan potensi suntikan likuiditas yang setara dengan 22,8% dari total kredit UMKM yang beredar," tulisnya, Rabu (2/7/2025).

Ia menyebut, momentum BBRI juga menjadi lebih kuat pada semester II didukung oleh jumlah hari kerja yang lebih banyak dan peningkatan pemanfaatan subsidi pemerintah.

"Meskipun pertumbuhan kredit mikro tertahan di level +1,5% yoy pada kuartal I-2025, kami memperkirakan adanya titik balik pada semester kedua, membantu cost of credit memenuhi panduan 3,2% dan mendorong pertumbuhan NII 25F sebesar 4,2% yoy, dengan laba yang hampir datar di level -0,02% yoy," jelasnya.

Monday, June 23, 2025

NIlai Tukar Rupiah Makin Turun, Dolar AS Hampir ke Rp16.500

 

Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Melansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (23/6/2025) ditutup melemah pada posisi Rp16.480 atau turun 0,61%. 

Level saat ini merupakan yang terendah sejak 15 Mei 2025 di level Rp16.470/US$

Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS (DXY) yang mengalami penguatan sebesar 0,27% ke level 98.97 per pukul 15:00 WIB. Penyebab terbesar dari penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini adalah dampak dari Amerika Serikat yang melakukan serangan langsung ke Iran. hal ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi para pelaku pasar tentang naiknya eskalasi geopolitik global yang membuat pasar banyak melakukan aksi beli dolar AS guna mengurangi risiko ketidakpastian global. 

Selain itu pasar global juga tengah bersiap untuk menghadapi respon dari Teheran, termasuk risiko serangan ke personil militer AS di wilayah Timur Tengah dan juga ancaman disrupsi suplai minyak dunia apabila Iran memutuskan untuk menutup terusan Hormuz.

Menurut Ahmad Mikail Zaini, Ekonom dari Sucor Sekuritas, dalam waktu dekat rupiah masih memiliki kemungkinan untuk terkoreksi hingga ke level Rp16.800/US$.

Tuesday, June 17, 2025

Asing Tiba-Tiba Borong Saham Pelat Merah

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Pada perdagangan awal pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah. Indeks ditutup turun 48,47 poin atau melemah 0,68% ke level 7.117,59 pada hari Senin (16/6/2026).

Nilai transaksi mencapai Rp 14,98 triliun yang melibatkan 24,63 miliar saham dalam 1,49 juta kali transaksi. Sebanyak 232 saham naik, 388 turun, dan 186 tidak bergerak.

Pada hari itu, investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp143,13 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp155,16 miliar di pasar reguler. Di samping itu, pembelian bersih asing tercatat mini, hanya sebesar Rp12,03 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Di tengah aksi jual asing, sejumlah saham pelat merah masuk daftar belanjaan asing pada perdagangan kemarin. BBNI menjadi saham dengan net buy asing terbesar, yakni Rp 205,63 miliar. Lalu ada pula BMRI Rp 94,18 miliar dan TLKM Rp 48,77 miliar. 

Selengkapnya, mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign buy  terbesar pada perdagangan Senin:

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp205,63 miliar

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp94,18 miliar

3. PT Astra International Tbk. (ASII) - Rp72,49 miliar

4. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp48,77 miliar

5. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp48,28 miliar

6. PT United Tractors Tbk. (UNTR) - Rp38,85 miliar

7. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) - Rp38,44 miliar

8. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp34,05 miliar

9. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) - Rp33,57 miliar

10. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Rp32,78 miliar

Monday, June 16, 2025

Rosan Roeslani: Pendapatan Danantara Bisa Tembus Rp 13 Triliun

 

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menyampaikan paparan dalam acara International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menyampaikan paparan dalam acara International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendapatan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diperkirakan bisa tembus Rp13 triliun dalam 5 tahun ke depan. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani mengatakan pendapatan itu berasal dari nilai investasi yang masuk ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir, yakni sebesar Rp9.100 triliun.

Ia mengatakan pendapatan Danantara tersebut diharapkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi RI 8% pada tahun 2029 nanti. Menurut Rosan, angka ini sesuai dengan yang dipaparkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).

"Jadi 5 tahun ke depan memang diharapkan pertumbuhannya jump very significant, dalam rangka kita mencapai pertumbuhan 8%," kata Rosan dalam Meet The Leaders Universitas Paramadina, dikutip Senin (16/6/2025).Ia melanjutkan Danantara sebagai pengelola dana abadi negara memiliki total aset di atas Rp15.000 triliun dari seluruh badan usaha milik negara (BUMN). Rosan mengatakan Danantara sebagai lengan investasi pemerintah mendapatkan dana kelolaan melalui pembagian dividen badan usaha milik negara (BUMN).

"Sekarang ini bisa kita kelola untuk harus menghasilkan return. Kalau Indonesia ini kurang lebih, you would like to have return at least like 10%," kata Rosan.

Pria yang juga merupakan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM ini mengatakan mungkin Danantara akan investasi ke luar negeri sebanyak 20%. Sehingga total investasi dalam dan luar negeri sebesar 35%. Maka, ada sekitar US$185 miliar yang dapat digunakan dalam 5 tahun sekali untuk investasi.

"Again, to create more jobs. Investasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu ujung tombak untuk perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, dan yang lain-lain. Karena di satu sisi itu investasi," terangnya.


Tuesday, June 10, 2025

Komisaris Vale Indonesia (INCO) Yusuke Niwa Mengundurkan Diri

 

Komisaris Vale indonesia, Yusuke Niwa. (Dok. Vale)
Foto: Komisaris Vale indonesia, Yusuke Niwa. (Dok. Vale)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengumumkan bahwa Yusuke Niwa mengundurkan diri dari kursi Komisaris perseroan. Surat pengunduran dirinya telah diterima oleh perusahaan sejak tanggal 9 Juni 2025.

"Merujuk pada Pasal 9 huruf a POJK 33/2014, dengan ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 9 Juni 2025, Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Bapak Yusuke Niwa sebagai Komisaris Perseroan," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/6).Selanjutnya, perseroan akan mengajukan permohonan atas persetujuan pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan terdekat.

Yusuke Niwa merupakan pria berkewarganegaraan Jepang. Ia telah lama berkarir di sektor tambang sejah tahun 2017 sebagai Deputy General Manager, Battery Materials Business Unit, Materials Division, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. Lalu pada tahun 2018 sebagai General Manager, Business Administration Department, Materials
Division, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd.

Selanjutnya, pada tahun 2019 menjabat sebagai General Manager, Human Resources Development Department, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. dan pada tahun 2020 General Manager, Nickel Sales & Raw Materials Department, Non- Ferrous Metals Division, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd.