Foto: REUTERS/Lucy Nicholson
Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa yang tidak kenal Starbucks? Kedai kopi sejuta umat, termasuk Indonesia.
Perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat (AS) yang berkantor pusat di Seattle, Washington, AS tercatat memiliki 35.711 kedai yang tersebar di 84 negara, per tahun 2022.
Di Indonesia, Starbucks dikelola oleh PT Map Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB), anak usaha dari raksasa ritel Indonesia PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).
Memanfaatkan ekosistem, Starbucks memiliki 'Starbucks Card' untuk sistem pembayaran. Kartu ini dapat menampung saldo sesuai dengan nominal uang yang diinginkan dan digunakan para pelanggan untuk bertransaksi di kedai kopi tersebut.
Starbucks menawarkan sejumlah promo untuk transaksi menggunakan Starbucks Card. Mulai dari potongan harga hingga beli 1 gratis 1 dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Adapun ,enurut catatan ahli strategi Tom Alder, total nilai dari Starbucks Card di AS saja sebesar US$ 1,6 miliar atau Rp 24,38 triliun (Rp 15.235). Adler mengatakan ini mengindikasikan bahwa Starbucks adalah salah satu bank terbesar di AS secara terselebung.
"Dengan kata lain, pelanggan meminjamkan Starbucks $1,6 miliar tunai, bunga 0%!" Ujar Adler dalam materi presentasinya, dikutip Senin (4/9/2023).
Sementara itu, sebanyak 85% dari perbankan AS tidak memiliki himpunan dana sebesar US$ 1,6 miliar.
Namun Starbucks, bukan merupakan perusahaan perbankan. Para pemegang Starbucks Card pun tidak dapat menarik saldo selayaknya mereka dapat menarik uang di bank.
Di sisi lain, raksasa kedai kopi itu tidak diharuskan untuk memiliki saldo kas yang besar jika terjadi penarikan massal.
"Mereka bebas membelanjakan uang ini untuk apa pun yang mereka inginkan, seperti membuka 150 lebih toko baru setiap bulannya," terang Alder.
Terlebih lagi, katanya, aplikasi Starbucks app adalah platform pembayaran seluler kedua yang paling banyak digunakan di AS. Aplikasi itu duduk di antara Apple Pay dan Google Pay dalam jajaran aplikasi pembayaran terbanyak yang digunakan di AS.