
Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut SPBU swasta Shell telah setuju membeli bahan bakar minyak (BBM) base fuel dari Pertamina.
Menanggapi hal itu, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian memastikan proses negosiasi business to business (B2B) terkait rencana pembelian BBM base fuel dari Pertamina Patra Niaga telah mendekati final.
“Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel dari Pertamina Patra Niaga memasuki tahap akhir,” ujar Ingrid seperti dilansir dari Antara, Rabu (26/11/2025).
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa Shell telah mengambil satu kargo base fuel dari Pertamina Patra Niaga.
Setelah kargo tiba di Indonesia, Shell akan menjemput pasokan tersebut dan mendistribusikannya ke SPBU. Tambahan volume ini diperkirakan mencukupi kebutuhan hingga akhir 2025 sambil menunggu alokasi impor berikutnya.
Kesepakatan pembelian ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia agar Pertamina memberikan dukungan kepada badan usaha swasta yang kehabisan kuota impor BBM.
Kelangkaan BBM di SPBU Shell, BP, dan Vivo sempat terjadi sejak pertengahan Agustus hingga Oktober 2025 akibat menipisnya kuota impor dari beberapa badan usaha.
Saat ini, sejumlah pengelola SPBU swasta telah mencapai kesepakatan suplai dengan Pertamina, antara lain AKR, BP, dan Vivo. Pertamina telah menyalurkan BBM kepada BP dan AKR masing-masing sebanyak 100.000 barel minyak pada tahap pertama.
Pertamina juga mengalokasikan volume serupa, yakni 100.000 barel minyak, kepada Vivo. Sementara itu, ExxonMobil belum mengajukan permintaan tambahan karena masih memiliki stok yang mencukupi.
No comments:
Post a Comment