Jakarta, Beritasatu.com - Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,59% pada Jumat (19/9/2025), setelah Bank of Japan (BoJ) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5%. Keputusan ini sejalan dengan perkiraan ekonom dalam survei Reuters, sehari setelah indeks mencapai rekor tertinggi baru untuk sesi kedua berturut-turut.
Yen Jepang menguat 0,36% terhadap dolar AS ke level 147,45. Sementara itu, inflasi inti Jepang pada Agustus turun ke 2,7%, terendah sejak November 2024, menandai penurunan tiga bulan berturut-turut. Angka tersebut sesuai dengan proyeksi ekonom, sedangkan inflasi umum juga melandai menjadi 2,7% dari 3,1% pada Juli.
“Langkah BoJ ini menegaskan pendekatan hati-hati di tengah perlambatan inflasi dan ketidakpastian global. Dengan mempertahankan kebijakan, BoJ menjaga fleksibilitas untuk menghadapi gejolak eksternal,” ujar Direktur Investasi Capital Group Hiroaki Amemiya dikutip dari CNBC.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor dua tahun naik ke 0,885%, tertinggi sejak Juni 2008. Meski Nikkei melemah, indeks Topix justru naik 0,84%.
Dari bursa regional, ASX 200 Australia menguat 0,77%, sementara Kospi Korea Selatan dan Kosdaq relatif stagnan. Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,4%, berlawanan dengan CSI 300 Tiongkok daratan yang menguat 0,13%. Pergerakan di Hong Kong juga dipengaruhi rencana IPO Zijin Gold, anak usaha Zijin Mining, yang menargetkan dana 25 miliar dolar Hong Kong (US$ 3,2 miliar).
Di India, indeks Nifty 50 turun 0,55%, meski saham Adani Enterprises melonjak lebih dari 4% setelah regulator pasar membebaskan Adani Group dari sebagian tuduhan pelanggaran.
Sementara itu, Wall Street ditutup menguat. S&P 500 naik 0,48% ke 6.631,96, Nasdaq Composite melesat 0,94% ke 22.470,73, dan Dow Jones bertambah 124 poin atau 0,27% ke 46.142,42.
Ketiga indeks utama AS bahkan mencetak rekor intraday baru sehari setelah The Fed memangkas suku bunga, yang memicu optimisme pertumbuhan ekonomi.
No comments:
Post a Comment