Wednesday, September 18, 2024

BI Rate Dipangkas Jadi 6%, Ini Alasannya!

 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat memberikan Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan September 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat memberikan Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan September 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia-Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada September 2024 menjadi 6%. Suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

"Keputusan itu konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah 2,5 plus minus 1% penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional ke depan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024)

BI memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini mencapai 4,7-5,5% atau pada titik tengah 5,1%. Kemudian defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sebesar 0,1-0,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir tahun 2024. Inflasi juga terkendali sesuai dengan rentang sasaran.

BI juga memperkirakan nilai tukar rupiah akan terus melanjutkan tren penguatan ke depannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kini dolar AS bergerak di level Rp15.300.

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6,25%. Sementara terdapat dua institusi yang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 (basis poin/bps) kali ini menjadi 6,00%.

Tuesday, September 17, 2024

Saham BRIS Cetak Rekor Baru di Rp 3.180, Ini Penyebabnya

 

Bank Syariah Indonesia
Foto: Dok Bank Syariah Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan syariah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terpantau kembali melesat dan mencetak rekor barunya pada sesi I Selasa (17/9/2024), di tengah prospek positif perseroan setelah adanya kemungkinan berakhirnya era suku bunga tinggi.

Per pukul 10:32 WIB, saham BRIS melejit 8,74% ke posisi Rp 3.110/unit. Bahkan, saham BRIS sempat melejit hingga 11,19% ke posisi Rp 3.180/unit.

Saham BRIS juga mencetak rekor tertinggi barunya (all time high/ATH) pasca merger pada sesi I hari ini. Adapun terakhir kali BRIS mencetak rekor ATH pasca merger yakni pada 25 Februari 2021 silam di Rp 2.887/unit.

Saham BRIS sudah ditransaksikan sebanyak 20.278 kali dengan volume sebesar 109,67 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 338,29 miliar. Adapun kapitalisasi pasar BRIS saat ini mencapai Rp 143,46 triliun.

Dari orderbook-nya, pada order bid atau beli, harga Rp 3.030/unit menjadi yang paling banyak antrean belinya pada sesi I hari ini, yakni mencapai 10.347 lot atau sekitar Rp 3,1 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, posisi harga Rp 3.190/unit menjadi yang paling banyak antrean jualnya pada sesi I hari ini, yakni sebanyak 69.959 lot atau sekitar Rp 22,3 miliar.

Saham BRIS kembali bergairah dan menyentuh ATH pada sesi I hari ini di tengah investor asing yang masing memborong saham perbankan syariah raksasa ini.

Dalam lima hari terakhir, asing tercatat sudah memborong saham BRIS sebanyak Rp 314,6 miliar. Menurut Head of Investor Relations BSI Rizky Budinanda, hal ini terjadi karena ekspektasi kinerja BRIS pada semester II-2024 yang cenderung positif karena adanya kemungkinan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI).

"Ekspektasi kinerja positif sektor perbankan di semester dua 2024 menyusul kemungkinan penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia dalam waktu dekat serta fundamental BSI yang solid," kata Rizky dalam keterangan resminya, Jumat (13/9/2024).

Berdasarkan laporan kinerja perseroan hingga semester I-2024, BRIS mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai Rp 3,39 triliun. Total aset juga mengalami peningkatan 15,10% yoy menjadi Rp 361 triliun, dimana pembiayaan BRIS masih didominasi oleh segmen konsumer.

Kedepannya, bisnis emas akan menjadi mesin pertumbuhan baru BRIS di segmen pembiayaan konsumer dan bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan. Sebagai gambaran, investasi pada emas cukup menarik.

Per 30 Desember 2023, harga emas mencapai Rp 1,02 juta per gram, namun melonjak menjadi Rp 1,23 juta per gram pada 30 Juni 2024, meningkat sekitar 20%. Selain memberikan imbal hasil (yield) yang menarik, sifat emas sebagai safe haven yang aman dan likuid, cocok untuk menjaga nilai aset di tengah ketidakstabilan ekonomi.

Hingga Juni 2024, pembiayaan emas BRIS mencapai Rp 8,9 triliun, naik 41,27% yoy, dengan tingkat NPF mendekati nol. Hampir 33% nasabah pembiayaan emas BRIS berasal dari generasi Z dan milenial, menunjukkan minat yang tinggi dari generasi muda terhadap investasi emas.

"Dengan kontribusi dari bisnis emas, kami optimis dapat mempertahankan pertumbuhan ini, sejalan dengan meningkatnya literasi keuangan dan preferensi masyarakat terhadap produk syariah," jelasnya.

Rizky menyebut dengan pencapaian kinerja solid di semester satu 2024, BRIS yakin dapat mempertahankan momentum pertumbuhan hingga akhir tahun. Menurutnya, kombinasi dari kinerja fundamental yang kuat, inovasi produk, dan meningkatnya literasi keuangan syariah akan terus mendukung pertumbuhan BRIS di pasar modal.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Friday, September 13, 2024

Begini Cara Pemutihan Nama dari Kredit Macet SLIK OJK atau BI Checking

 

OJK Atur Cara dan Larangan Tagih Utang Pinjol
Foto: infografis/OJK Atur Cara dan Larangan Tagih Utang Pinjol/Aristya rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Skor kredit seseorang dapat dilihat melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK). Sebelumnya, fitur ini dikenal sebagai BI Checking

Dalam SLIK OJK, debitur mendapat nilai kredit. Semakin buruk nilainya, seseorang akan sulit atau bahkan tidak bisa mendapatkan kredit dari lembaga keuangan seperti bank hingga multifinance.

Terlebih saat ini OJK telah mengatur bahwa pinjaman online P2P Lending menjadi pihak yang wajib lapor SLIK. Dengan demikian, historis pinjaman di dalam P2P Lending juga akan memengaruhi skor kredit seseorang.

Sebelum aturan tersebut dirilis, Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) bahkan menyebut 40% pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) ditolak karena skor kredit buruk. Mereka menyebut hal itu disebabkan oleh tunggakan cicilan di pinjol.

Selain itu, OJK juga sempat menyoroti kasus para pencari kerja yang gagal mendapatkan pekerjaan karena terganjal oleh skor kredit di SLIK OJK.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan bahwa data SLIK dapat dilakukan pembaruan apabila peminjam (borrower) telah melakukan pembayaran atau melakukan langkah-langkah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sebenarnya saat ini pengecekan SLIK dapat dilakukan secara mandiri. Oleh karena itu, seseorang sebaiknya seseorang perlu mengecek skor kredit sebelum mengajukan pinjaman.

Mengutip laman pegadaian.co.id, skor SLIK OJK dibagi menjadi lima. Nasabah dengan skor 1 berarti memiliki riwayat kredit paling baik sedangkan yang memiliki skor 5 bermasalah dengan kredit macet.

Perlu diketahui bahwa hanya debitur dengan skor 1 dan 2 dapat mengajukan kredit kepada bank tanpa menemui masalah. Nasabah dengan skor 3, 4, dan 5 perlu melakukan pembersihan skor terlebih dahulu.

Adapun cara mengetahui skor kredit, bisa dilakukan melalui laman resmi idebku.ojk.go.id. Lantas, bagaimana caranya apabila sudah memiliki catatan kredit buruk?

Apabila masih ada tunggakan kredit yang belum terselesaikan, satu-satunya cara untuk membersihkan catatan kredit yang jelek adalah dengan melunasi kewajiban yang belum terselesaikan.

Akan tetapi ada kemungkinan tunggakan kredit muncul karena suatu kesalahan. Bila menduga hal tersebut terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah menghubungi atau melaporkan masalah tersebut ke pihak terkait.

Lazimnya, pembaruan data SLIK OJK akan dilakukan maksimal 30 hari sejak pelunasan. Anda juga bisa meminta surat keterangan lunas (SKL) sebagai bukti untuk mengajukan kredit baru.

Thursday, September 12, 2024

Kisah Juragan dengan Usaha Tahan Krisis Tapi Sekarang Terlilit Utang

 

Nardius (Investime)
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Adalah Nardius, seorang pengusaha pakaian di pasar tradisional yang memiliki 14 lapak di pasar tradisional. Namun karena pandemi covid-19, lapak Nardius yang terletak di Pasar Serpong, Pasar Rumpin, dan sejumlah mal di Tangerang Selatan terpaksa tutup.

Akibat peristiwa lockdown yang berkepanjangan dan penurunan daya beli, dia harus merelakan tokonya satu per satu. Tak hanya itu, kini Nardius yang tidak berpenghasilan juga terjerat utang bank yang ditujukan untuk bisnis.

"Waktu Covid itu saya sempat bertahan satu tahun, karena masih ada harapan usaha kita bakal bangkit. Kerugian demi kerugian masa itu masih kita jalanin aja karena harapan masih ada, jadi satu sisi sewa (lapak) bulanannya (masih jalan), dan gaji karyawan, lalu (biaya) distribusi (tetap dibayar). Tanpa disadari itulah awal kemerosotan usaha saya secara drastis, terlebih lagi istri saya sakit," ujar Nardius dalam CNBC Indonesia Investime (9/9/2024).

Seperti diketahui, di tahun 2021 istri Nardius terkena kanker. Antara tahun 2021 hingga 2024, dia pun harus bolak-balik rumah sakit untuk menemani sang istri menjalani pengobatan.

"Istri lebih aktif di dagang, belanja itu dia (yang lakukan). Saat dia sakit ya sama-sama gak fokus lah, sakitnya kanker," imbuhnya.

Nardius yang dulu merupakan seorang pengusaha mapan kini harus hidup menumpang dengan anak-anaknya dan mengerjakan apapun demi penghasilan dan membayar utang. Dia pun mengatakan, saat ini dia sudah tidak ada lagi lapak usaha dijalaninya di pasar.

Dulu, usahanya sempat tahan krisis

Pengalaman bisnis Nardius tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Dirinya sudah terjun ke dunia usaha tahun 1986, dan bertahan menghadapi krisis ekonomi 1998.

Pada awalnya di tahun 1986, Nardius sempat bekerja sebagai karyawan di sebuah toko selama 2,5 tahun dengan upah Rp150 ribu. Dari situlah, Nardius memberanikan diri untuk terjun ke bisnis, memulai usaha sendiri hingga memiliki 14 cabang.

Apapun badai ekonomi yang terjadi, Nardius mengatakan bahwa hal itu tidak berpengaruh pada bisnisnya. Bahkan di era krisis ekonomi 1998 pun, Nardius merasakan adanya peningkatan dalam usahanya.

Nardius berhasil bertahan Pasar tradisional tempat berkumpulnya masyarakat berbelanja ada waktu. Saat itu

"Karena kita sudah bermain (berbisnis) di pasar, celah (peluang usaha) yang (bisa membuat bisnis) kita lebih meningkat waktu itu, kita cari emas di kampung. Disitu, mendorong usaha kita semakin naik lagi," imbuhnya.

Menurut Nardius, badai ekonomi yang saat ini dialami adalah sebuah fase dalam kehidupan yang harus dilalui. Dia pun yakin bahwa, dirinya akan segera melewati fase ini.

Sempat mencoba jualan online, tapi kalah saing

Persaingan harga ternyata membuat usaha Nardius sulit bertahan. Nardius mengatakan bahwa ada faktor ketidakberpihakan Pemerintah Indonesia terhadap masuknya barang-barang impor.  

"Minggu pertama sangat menjanjikan sampai saya mengirim ke daerah-daerah, Surabaya, Semarang sampai Batam, sangat menjanjikan. Minggu kedua, saya sudah belanja di pabrik, sudah produksi di situ dan menurut saya tidak ada persaingan di sana. Ternyata di minggu ketiga itu, ada (pedagang online) yang menjual barang di bawah modal saya," ujarnya.

Menurut Nardius, dirinya tidak sendiri dalam menghadapi hal ini. Banyak sekali pedagang-pedagang lain yang juga mengalami masalah yang sama.