Tuesday, July 2, 2024

50 Emiten Terancam Ditendang Bursa, Ini Daftarnya

 

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi peringatan keras kepada 50 emiten yang berpotensi terdepak di lantai pasar modal. 

Adapun peringatan delisting tersebut mengacu pada Peraturan Bursa Nomor I-N tentang Pembatalan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) (Peraturan I-N).

Bursa dapat menghapus saham emiten-emiten tersebut jika mengacu ketentuan III.1.3.1. Perusahaan Tercatat mengalami suatu kondisi atau peristiwa yang signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Kemudian, berdasarkan ketentuan III.1.3.2. perusahaan tercatat tidak memenuhi persyaratan pencatatan di Bursa dan berdasarkan ketentuan III.1.3.3. Saham perusahaan tercatat telah mengalami Suspensi Efek, baik di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dan seluruh Pasar, paling kurang selama 24 bulan terakhir.

"Apabila Perusahaan Tercatat sudah mengalami Suspensi Efek selama 6 bulan berturut-turut, maka Bursa memberitahukan kepada publik bahwa saham Perusahaan Tercatat berpotensi untuk dilakukan Delisting melalui Pengumuman Bursa," tulis manajemen BEI, dikutip Selasa (2/7).

Peraturan ini disampaikan kembali oleh Bursa secara berkala setiap bulan Juni dan bulan Desember sampai dicabutnya Suspensi Efek tersebut atau sampai dilakukannya Delisting.

Adapun ke-50 emiten yang berpotensi delisting sebagai berikut:

  1. PT Polaris Investama Tbk (POLL)
  2. PT Golden Plantation Tbk (GOLL)
  3. PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW)
  4. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI)
  5. PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP)
  6. PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL)
  7. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
  8. PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX)
  9. PT Nipress Tbk (NIPS)
  10. PT Sugih Energy Tbk (SUGI)
  11. PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)
  12. PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY)
  13. PT Hanson International Tbk (MYRX)
  14. PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME)
  15. PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP)
  16. PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA)
  17. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)
  18. PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)
  19. PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB)
  20. PT SMR Utama Tbk (SMRU)
  21. PT Trada Alam Mineral Tbk (TRAM)
  22. PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL)
  23. PT Cowell Development ТЬk (COWL)
  24. PT Grand Kartech Tbk (KRAH)
  25. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA)
  26. PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA)
  27. PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY)
  28. PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA)
  29. PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)
  30. PT Sri Reieki Isman Tbk (SRIL)
  31. PT Tianrong Chemicals Industry Tbk (TDPM)
  32. PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK)
  33. PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ)
  34. PT Steadfast Marine Tbk (KPAL)
  35. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS)
  36. PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI)
  37. PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI)
  38. PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP)
  39. PT Saraswati Griva Lestari Tbk (HOTL)
  40. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)
  41. PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS)
  42. PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE)
  43. PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF)
  44. PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN)
  45. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
  46. PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI)
  47. PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI)
  48. PT Aksara Global Development Tbk (GAMA)
  49. PT HK Metals Utama Tbk (HKMU)
  50. PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH)

Monday, July 1, 2024

Simak, Transaksi BCA Ini Kena Biaya Rp 4.000 Mulai 5 Juli 2024

 

Ilustrasi Bank BCA. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bank BCA. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasabah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) perlu mengetahui bahwa setiap transaksi tarik tunai dengan menggunakan Kartu Debit BCA melalui mesin electronic data capture (EDC) BCA akan dikenakan biaya administrasi oleh merchant sebesar Rp4.000.

Mengutip situs resminya, BCA akan memberlakukan kebijakan baru ini mulai 5 Juli 2024.

Bank swasta terbesar RI itu mengatakan biaya administrasi ini akan dikenakan oleh seluruh merchant yang melayani fasilitas Tunai BCA. Nominal biaya administrasi akan muncul pada struk dan mutasi rekening nasabah.

Untuk diketahui, sebelumnya BCA tidak mengenakan biaya administrasi untuk transaksi tarik tunai di mesin EDC.

Adapun EDC adalah mesin yang memudahkan transaksi pembayaran. Penggunaannya adalah dengan memasukkan atau menggesek kartu ATM, kartu debit, maupun kartu kredit dalam mesin EDC suatu bank maupun antar bank. Cara kerjanya telah dilengkapi dengan fasilitas pembayaran yang terkoneksi secara realtime.

EDC juga diartikan sebagai mesin elektronik yang digunakan untuk memproses transaksi non tunai dengan menggunakan kartu pembayaran elektronik. Dengan mesin EDC, transaksi keuangan di tingkat konsumen lebih mudah dilakukan, dan yang pasti mengefisienkan kehidupan masyarakat.

Thursday, June 27, 2024

Bos Bursa Buka-bukaan Alasan Investor Asing Ramai-Ramai Cabut dari RI

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hengkangnya investor asing dari beberapa emiten di Indonesia disebut menjadi beban Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Diketahui, IHSG sempat terpuruk kembali ke level Rp6.726,92 pada perdagangan minggu lalu, Rabu, (19/6/2024), meski per Rabu kemarin, (26/6/2024), IHSG kembali menguat ke Rp6.905,64.

Selama satu minggu, net foreign sell investor asing di regional market tercatat sebesar Rp729,38 miliar. Hal ini melanjutkan tren setahun ini, dimana net sell asing di regional tercatat sebesar Rp20,31 triliun secara year to date.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy tak menampik bahwa saham-saham dengan nilai net sell asing terbesar turut membebani kinerja IHSG.

"Berdasarkan data per 1 Mei-19 Juni 2024, top 10 saham-saham dengan nilai net sell asing terbesar, yakni, BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, TLKM, SMGR, ASII, TOWR, UNTR, dan TAPG yang secara total berkontribusi cukup signifikan terhadap penurunan IHSG pada periode tersebut," jelas Irvan kepada wartawan, Senin (24/6/2024).

Adapun beberapa hal yang turut mendorong penurunan IHSG dan aksi jual asing, menurutnya adalah sikap hawkish The Fed yang menyebabkan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS) dan sekaligus memberikan tekanan kepada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Selain itu, Konflik geopolitik di Timur Tengah yang berkepanjangan dan Mata uang rupiah yang masih terdepresiasi sebesar 5,68% (ytd) hingga Rabu (19 Juni 2024) juga menjadi salah satu faktor penekan IHSG.

"Sebab lainnya adalah tingkat suku bunga BI yang masih relatif tinggi di Indonesia, dan berimplikasi pada kenaikan yield instrumen pendapatan tetap," jelasnya.

Selain itu, terdapat data-data ekonomi domestik yang mempengaruhi sentimen pasar, di antaranya defisit transaksi berjalan RI yang mengalami kenaikan dari US$1,1 miliar menjadi US$2,2 miliar pada kuartal I-2024, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur RI turun dari 52,9 menjadi 52,1 pada Mei 2024 dan (iii) Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) RI turun dari 127,7 menjadi sebesar 125,2 pada Mei 2024.

Adapun faktor lainnya melingkupi peningkatan kepemilikan investor terhadap instrumen-instrumen lain seperti SBN, SBSN, dan SRBI, penurunan peringkat saham Indonesia oleh Morgan Stanley, volatilitas harga saham-saham tertentu, dll.

Wednesday, June 26, 2024

6 BUMN Terancam Tak Selamat, Ini Profilnya

 Dok. Barata Indonesia Foto: Dok. Barata Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Danareksa (Persero) mengungkapkan dari total 14 BUMN sakit, 6 di antaranya terancam dibubarkan. Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi merincikan, di antaranya yaitu PT Indah Karya (Persero), PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang.

"Yang potensi minimum operasi itu sebenarnya more than likely akan kita setop, apakah nanti lewat likuidasi atau pembubaran BUMN, sepertinya ke sana ujungnya," kata dalam rapat panja dengan Komisi VI DPR, Senin (24/6).

Mengutip website resminya, berikut profil ke-6 BUMN terancam bangkrut:


1. PT Indah Karya (Persero)

PT Indah Karya (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pada awalnya bergerak di bidang Konstruksi dan Managemen. Didirikan pada tanggal 29 Maret 1961, PT Indah Karya (Persero) berkantor pusat di Bandung dengan cabang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

PT Indah Karya (Persero) didirikan dengan tujuan melaksanakan program pemerintah dalam pembangunan ekonomi nasional dengan lapangan usaha Survey, Investigasi, Studi Perencanaan/Planning, Perencanaan Teknis/Design, serta Manajemen Pengawasan Pekerjaan Konstruksi, Penyediaan Tenaga Ahli, serta Kegiatan Konsultasi.

2. PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)

Sejarah DPS dimulai pada September 22, 1910 ketika pemerintah kolonial Belanda didirikan NV Drogdok Maatschappij. Hal itu awalnya ditujukan untuk layanan kapal Belanda di Indonesia. Antara 1942 dan 1945, perusahaan ini dikelola oleh Pemerintah Jepang dengan nama Harima Zosen.

Setelah nasionalisasi perusahaan pada tanggal 1 Januari 1961, NV Maatschappij Droogdok Soerabaja menjadi sebuah perusahaan milik negara bernama PN Dok dan Perkapalan Surabaya. Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi Laut pada tahun 1963, galangan Sumber Bhaita diintegrasikan ke dalam perusahaan. Kemudian, sejak 8 Januari 1976 perusahaan telah diasumsikan status hukum baru sebagai PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), DPS singkatan.

Sejak 1961 saja dari database yang tersedia DPS telah memperbaiki lebih dari 20.000 kapal dan membangun lebih dari 600 berbagai jenis kapal, dipesan oleh pelanggan lokal dan asing.

3. PT Amarta Karya (Persero)


Keberadaan PT Amarta Karya (Persero) memiliki hubungan rantai dengan sejarah pendiriannya yang panjang. Pada tahun 1960 NV Lindeteves Stokvis dan Fa. De Vri'esRobbe yang berdomisili di Semarang bergabung menjadi NV. Constructie WerkPlaatsen De Vri'es Robbe Lindeteves, disingkat menjadi "Robbe Linde & Co" yang bergerak dalam pembuatan konstruksi baja.

Pada tahun 1962 Perusahaan ini dinasionalisasi dan PN Amarta Karya bergerak dalam bidang usaha yang sama. Pada tahun 1972 status PN Amarta Karya ditransformasikan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang berkedudukan di Jakarta. Pada saat itu, Perusahaan memperluas lini bisnisnya menjadi konstruksi di bidang pekerjaan sipil, listrik dan mekanik disamping bidang konstruksi dan fabkrikasi baja yang telah menjadi bisnis intinya sejak awal.

Saat ini lini Bisnis Usaha PT Amarta Karya (Persero) fokus pada pengembangan manufaktur, infrastruktur, gedung, EPC dan Properti dengan visi dan misi yang telah didefinisikan ulang, sesuai dengan kompetensi inti Perusahaan.

4. PT Barata Indonesia (Persero)

PT Barata Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kepemilikan saham 100% oleh Pemerintah Republik Indonesia yang yang bergerak di bidang industri manufaktur guna mendukung sektor Food, Energy, dan Water. PT Barata Indonesia (Persero) didirikan pada tahun 1971 berdasarkan Perturan Pemerintah (PP) No. 3 Tahun 1971 dengan Akta Notaris E. Pondaag No. 35/1971, terkahir diperbarui dengan Akta Notaris Herawati No. 01/2017 jo. No. 06/2020. Modal yang disetor adalah sebesar Rp 762.903.000.000,-.

PT Barata Indonesia (Persero) mengalami beberapa tahapan transformasi sejak berdiri. Berawal dari cikal bakal Perusahaan oleh seorang Belanda yaitu "NV BRAAT" pada tahun 1901 hingga saat ini menjadi 100% milik negara telah terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan.

Pada akhir tahun 2020 PT Barata Indonesia dikelompokkan ke dalam klaster BUMN di bawah pengelolaan Danareksa-PPA, di mana Danareksa-PPA selaku kuasa Pemegang Saham dari Kementerian BUMN.

Sesuai RKAP 2021 Perusahaan menitikberatkan kompetensi utama pada bidang manufaktur yang terfokus pada 3 lini usaha, yaitu pengecoran, sumber daya air, dan pembangkit, namun juga tetap berkontribusi pada bidang EPC yang berbasis manufaktur.

Di tahun 2021 Perusahaan mulai menerapkan MakingIndonesia 4.0 sesuai roadmap Kementerian Perindustrian. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024, penerapan industri 4.0 menjadi salah satu major project dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, kontribusi nilai tambah, daya saing, dan keberlanjutan industri nasional.

5. PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)

PT Varuna Tirta Prakasya merupakan salah satu perusahaan BUMN yang didirikan pada 07 Mei 1947. Bergerak dibidang Jasa Logistik. Selama 75 Tahun berdiri dengan Pengalaman dan Inovasi hingga dipercaya hingga kini. Hadir ditengah-tengah anda untuk memaksimalkan kebutuhan akan bidang Jasa Logistik yang Handal, Aman serta memiliki teknologi yang tinggi.

PT. Varuna Tirta Prakasya menyediakan berbagai layanan yang ditawarkan kepada masyarakat yang membutuhkan jasa logistik seperti Project management, Supply chain management, Export-import Logistics, Oil & Gas Logistics, dan Logistic Distribution.

6. PT Semen Kupang

Sejak September 2020, Kementerian BUMN sudah memberikan surat kuasa khusus kepada PT PPA (Persero) melakukan pengelolaan terhadap PT Semen Kupang

Kemudian Semen Kupang beroperasi kembali melalui skema KSO pada tahun 2009 sampai dengan 2021 dengan pihak swasta, yaitu PT Sarana Agra Gemilang (anak usaha Semen Merah Putih) melalui skema revenue sharing di mana seluruh kegiatan operasi dilakukan oleh mitra KSO.

Semen Kupang berupaya menghidupkan kembali kegiatan operasi di mana pada 18 Juli 2022 telah dilakukan penandatanganan KSO dengan PT Semen Kupang Indonesia (SKI), anak usaha Semen Indonesia Group. Dalam KSO ini, Semen Kupang akan berperan aktif dalam kegiatan operasi produksi semen.


Tuesday, June 25, 2024

Jika Dolar Tembus Rp 20.000, Begini Nasib RI

 Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty mengingatkan agar pemerintah, Bank Indonesia dan pihak berwenang lainnya untuk ekstra hati-hati dalam mengawal rupiah.

Menurut Telisa, jika tembus Rp 17.000/US$ kerugian ekonominya akan lebih besar dihadapi masyarakat Indonesia, meski tak sampai menyebabkan krisis moneter sebagaimana saat 1997-1998.

"Dulu kan overshoot-nya dari Rp 5.000 ke Rp 17.000, kalau sekarang kan dari Rp 14.000 lah ke Rp 17.000, jadi belum krisis. Krisis itu mungkin kalau Rp 20.000 lah udah itu baru," tegasnya kepada CNBC Indonesia dikutip Selasa (24/6/2024).

Terlepas dari level tersebut, Telisa mewanti-wanti pemerintah dan otoritas moneter untuk tidak membiarkan kurs rupiah tembus di level Rp 16.500/US$.

Dia mengatakan, bila level psikologis itu tertembus dari saat ini di kisaran atas Rp 16.400/US$ akan terus mengakumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan dari yang sudah bermunculan saat ini, sehingga sulit dijinakkan dan berpotensi merosot sampai Rp 17.000/US$.

"Jadi, kalau ditanya sampai berapa ya Probability ke Rp 17.000/US$ sih ada ya. Nanti habis 17.000 mungkin ada equilibrium baru," kata Telisa.

Dalam rapat kerja dengan Bank Indonesia (BI) kemarin, Senin (24/6/2024), Anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP Eriko Sotarduga mengaku heran dengan tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini. Menurut dia, tekanan terhadap rupiah belakangan ini tidak bisa dianggap biasa-biasa saja.

"Ke depan evaluasi harus lebih sering, kalau jaman Covid-19 kita rapat dengan BI seminggu sekali, mungkin ke depan bisa sebulan sekali, ini tidak bisa dianggap biasa-biasa saja," katanya, dikutip Selasa (25/6/2024).

"Gimana kalau sampai Rp 17.000, sampai Rp 18.000, atau Rp 20.000, itu skenario ada yang harus dilakukan, Bu Destry dan kawan-kawan sangat berpengalaman, apa langkah yang akan dilakukan dalam situasi pemerintahan yang akan berakhir dan pada transisi pemerintahan," ujarnya.

Monday, June 24, 2024

Ini Alasan Sri Mulyani Hadirkan Thomas Djiwandono di Paparan APBN

Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024).(CNBC Indonesia/Faisal Rahman) Foto: Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024).(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penampakan berbeda berlangsung dalam konferensi pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Biasanya hanya dilakukan oleh Kementerian Keuangan, kini menghadirkan pihak lain.

Pihak yang dimaksud adalah Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono.

"Kita hari ini akan menyampaikan mengenai sebetulnya orkestrasi dalam rangka memberikan kejelasan dari proses transisi terutama kebijakan ekonomi dan APBN," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. DEMO BESTPROFIT


Konferensi pers diadakan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Gedung Mari'e Muhammad Lantai 2, Aula CBB, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada pagi ini, pukul 08.30 WIB.

Konferensi pers juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

"Karena ini jadi pusat perhatian dari banyak sekali pihak yang harus kita jaga. Oleh karena itu penjelasan tentang perkembangan ekonomi dan terutama dalam APBN dan penyusunan RAPBN 2025 yang akan jadi APBN pertama pemerintah terpilih," paparnya.

"Tujuan kita hari ini jelaskan supaya tidak terjadi berbagai simpang siur dan versi di masyarakat yang kemudian timbulkan pertanyaan," tegas Sri Mulyani. 

http://best-pftf.com/

demo bpf

demo bestprofit

demo bestprofit futures

PT BESTPROFIT,

BEST PROFIT,

BESTPROFIT,

PT BEST PROFIT,

PT BEST PROFIT FUTURES,

PT BESTPROFIT FUTURES,

BESTPROFIT FUTURES,

BEST PROFIT FUTURES,

BESTPRO,


Friday, June 21, 2024

Asing Diam-Diam Borong 10 Saham Ini Kala IHSG Menguat

 Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dua hari berturut-turut bertengger di level 6.700, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit. Indeks ditutup melonjak 1,37% ke posisi 6.819,32 pada perdagangan Kamis (20/6/2024), setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 17 triliun yang melibatkan 24,62 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 813.626 kali. Sebanyak 354 saham terapresiasi, 216 saham terdepresiasi, dan 211 saham cenderung stabil.


Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp100,52 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp115,45 miliar di pasar reguler. Di samping itu, investor asing juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp14,93 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Maka, saham-saham apa saja yang diborong asing kala IHSG bangkit? Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy perdagangan kemarin!

  1. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp242,5 miliar
  2. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Rp29,2 miliar
  3. PT United Tractors Tbk. (UNTR) - Rp18,0 miliar
  4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp15,4 miliar
  5. PT Indosat Tbk. (ISAT) - Rp12,9 miliar
  6. PT MD Pictures Tbk. (FILM) - Rp9,6 miliar
  7. PT Map Aktif Adiperkasq Tbk. (MAPA) - Rp7,5 miliar
  8. PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) - Rp6,3 miliar
  9. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) - Rp6,0 miliar
  10. PT Elnusa Tbk. (ELSA) - Rp4,9 miliar