Friday, August 11, 2023

Asing Diam-Diam Serok 5 Saham Ini, Nilainya Bikin Kaget

 pembukaan bursa saham Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing terlihat getol memarkir dana di sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap dalam sebulan terakhir. Saham emiten bank raksasa menjadi favorit asing.

Saham emiten bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan nilai beli bersih asing (net buy) terbesar, yakni Rp1,9 triliun di pasar reguler dalam sebulan belakangan. Seiring dengan akumulasi asing, saham BMRI melonjak 12,74% dalam periode tersebut.

Selain itu, saham BMRI beberapa kali menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) harian baru. Teranyar, pada Kamis (10/8) saham BMRI ditutup di level ATH harian baru, yakni Rp5.975/saham. Kinerja keuangan Bank Mandiri terbilang apik.

BMRI mencatat laba konsolidasi sepanjang semester I tahun 2023 naik 24,74% menjadi Rp 25,23 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 20,2 triliun.

Mengutip laporan keuangannya, laba bank only pada paruh pertama tahun ini, tercatat naik menjadi Rp 23 triliun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 18,53 triliun.

Capaian laba tersebut didorong oleh pendapatan bunga dan syariah konsolidasi Bank Mandiri yang mencapai Rp 64,19 triliun, atau tumbuh dari periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 52,93 miliar.

Selain itu, beban bank Mandiri juga turun dari Rp 15,48 triliun menjadi Rp13,83 triliun. Penurunan beban tersebut seiring kenaikan komisi menjadi Rp 9,42 triliun dari sebelumnya Rp8,33 triliun.

Selanjutnya, peningkatan pendapatan lainnya juga naik dari Rp 5,51 triliun menjadi Rp 7,3 triliun. Ditambah, penyaluran kredit bank mandiri tercatat mengalami kenaikan dari Rp 1.172,59 triliun menjadi Rp 1.238,80 triliun secara konsolidasi. Sedangkan kredit BMRI bank only tercatat tumbuh dari Rp 932,63 triliun menjadi Rp 984,68 triliun.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Bank Mandiri mencatat penurunan. Diantaranya, giro menurun dari Rp 541,8 triliun menjadi Rp 497,62 triliun tabungan turun tipis dari Rp 552,75 triliun menjadi Rp 552,43 triliun. Sedangkan deposito turun dari Rp 396,29 triliun menjadi Rp 380,06 triliun.

Adapun aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.963,98 triliun, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1.992,54 triliun.

Selain BMRI, saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan net buy Rp1,6 triliun di pasar reguler dalam sebulan.

Harga saham BBRI juga naik 4,59% seiring masuknya dana asing dan sempat menembus ATH baru. BBRI terpantau kembali mencetak rekor tertinggi barunya pada perdagangan sesi I Selasa pekan lalu (1/8/2023).

Per pukul 10:49 WIB, saham BBRI terpantau melejit 1,77% ke posisi harga Rp 5.750/unit. Pada harga ini menjadi level tertinggi (all time high/ATH) barunya bagi saham BBRI, di mana level ATH terakhir BBRI dicetak pada 28 Juli 2023 di harga Rp 5.700/unit. BBRI sendiri belum merilis laporan keuangan semester I 2023.

Di posisi ketiga, ada saham bank Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang membukukan net buy asing Rp467,3 miliar di pasar reguler dalam sebulan. Saham BBCA naik 2,45% dalam periode yang sama.

BBCA juga membukukan kinerja keuangan yang positif. Sepanjang semester pertama tahun ini, perusahaan membukukan kenaikan laba bersih 34% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 24,2 triliun.

Perfoma positif didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12,0% YoY menjadi Rp114,6 triliun, serta KKB yang naik 19,2% YoY menjadi Rp51,4 triliun.

Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,4% YoY menjadi Rp14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9% YoY menjadi Rp183,9 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9% YoY mencapai Rp219,2 trilliun.

Kredit korporasi juga naik 5,1% YoY mencapai Rp326,0 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 9,0% YoY menjadi Rp735,9 triliun di Juni 2023.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9% YoY mencapai Rp181,2 triliun di Juni 2023, berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.


CNBC INDONESIA RESEARCH

Thursday, August 10, 2023

Saham Batu Bara Diam-diam Mulai Ngegas Lagi, Kenapa?

 Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas emiten batu bara terpantau menguat pada perdagangan sesi I Kamis (10/8/2023), seiring masih positifnya harga batu bara acuan dunia.

Per pukul 09:27 WIB, dari 20 saham batu bara RI, 16 saham terpantau menguat, tiga saham cenderung stagnan, dan satu saham terpantau masih melemah.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
ABM InvestamaABMM3.9403,68%
Indika EnergyINDY2.0102,81%
Delta Dunia MakmurDOID3922,62%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.0052,55%
Indo Tambangraya MegahITMG28.4501,79%
Bumi ResourcesBUMI1311,55%
Atlas ResourcesARII1981,54%
Bayan ResourcesBYAN17.6751,29%
Adaro Energy IndonesiaADRO2.4301,25%
TBS Energi UtamaTOBA3601,12%
Harum EnergyHRUM1.6350,93%
United TractorsUNTR27.9750,81%
Baramulti SuksessaranaBSSR3.8400,79%
Bukit AsamPTBA2.8000,72%
Prima Andalan MandiriMCOL4.4800,67%
Golden Eagle EnergySMMT1.1500,44%
MNC Energy InvestmentIATA620,00%
Mitrabara AdiperdanaMBAP5.4250,00%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS500,00%
Alfa Energi InvestamaFIRE55-1,79%

Sumber: RTI

Saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) memimpin penguatan saham-saham batu bara RI pada hari ini, yakni melonjak 3,68% ke posisi Rp 3.940/saham.

Selain itu, saham raksasa batu bara juga terpantau menghijau pada hari ini, di mana PT Indika Energy Tbk (INDY) menjadi yang paling besar penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melesat 2,81% menjadi Rp 2.010/saham.

Bergairah kembali saham-saham batu bara terjadi di tengah masih positifnya harga batu bara dunia, di mana Harga batu bara terus melanjutkan penguatan tiga hari beruntun, hingga mendekati level psikologis US$ 150 per ton.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup melesat 2% di posisi US$ 148,25 per ton. Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 4 Juli 2023 atau dalam sebulan lebih.

Sejak awal Agustus, harga batu bara telah terapresiasi 6,7% dari US$ 138,85.

Sentimen penggerak harga batu bara salah satunya berasal dari gangguan pasokan gas yang merupakan sumber energi substitusi batu bara di Eropa. Harga gas terbang hingga 28,19% kemarin.

Melonjaknya harga gas di Eropa terjadi karena adanya potensi gangguan pasokan global gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dari Australia.

Ini dipicu oleh laporan bahwa para pekerja di kilang LNG penting di Australia sedang merencanakan aksi mogok untuk memperjuangkan gaji yang lebih tinggi dan keamanan kerja yang lebih baik.

Sementara pasokan LNG Australia jarang mengalir langsung ke Eropa, UE menjadi semakin bergantung pada kargo LNG lintas laut global untuk menggantikan pasokan Rusia yang dipangkas sejak perang di Ukraina.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) terbang tinggi searah dengan batu bara, hampir menyentuh level psikologis 40 euro. Harga gas melesat 28,19% ke 39,82 euro per mega-watt hour (MWh).

Faktor penguatan selanjutnya datang dari dampak gelombang panas (heatwaves) yang menyebabkan permasalahan energi China yang akhirnya harus kembali bergantung ke sumber energi kotor ini.

Gelombang panas yang terjadi sebelumnya tidak hanya menyebabkan lonjakan permintaan, tetapi juga menyebabkan kekeringan yang mengganggu pasokan air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Berkurangnya curah hujan dan permukaan air sungai yang menurun akan mengganggu pergerakan hidro power untuk PLTA. Alhasil, PLTU yang berbasis uap dari pembakaran batu bara menjadi opsi China meningkatkan sumber energi listrik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Wednesday, August 9, 2023

Gara-gara Upaya Blackrock Ini, Pasar Kripto Pesta Pora

 Blackrock Foto: ist

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Pasar kripto berbahagia dengan kenaikan serentak dalam 24 jam terakhir di tengah katalis menjelang akhir tahun terkait narasi ETF Bitcoin Spot.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Rabu (9/8/2023) pukul 09.32 WIB, mayoritas kripto mengalami penguatan. Bitcoin naik 1,85% ke US$29.698,43 dan secara mingguan melemah tipis 0,57%. PT BESTPROFIT


Ethereum terapresiasi 1,47% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir turun tipis 0,76%.

XRP menguat 3,41% secara harian dan dalam sepekan masih ambles 8,87%.

Begitu pula dengan Solana yang terbang 5,03% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan naik 1,17%. BEST PROFIT


CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital juga menunjukkan kenaikan 2,16% ke angka 1.275,93. Open interest menguat 3,59% di angka US$28,21 miliar.

Dilansir dari Coindesk.com, Billionaire private equity titan David Rubenstein percaya Bitcoin akan berkembang karena ada ketertarikan dari institusi seperti Blackrock perihal ETH Bitcoin Spot serta permintaan global yang ingin membetuk uang yang tidak dapat dikendalikan pemerintah. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES
BPF
­

"Banyak orang di seluruh dunia ingin dapat berdagang dalam mata uang yang pemerintah mereka tidak dapat mengetahui apa yang mereka miliki dan mereka ingin dapat memindahkannya dengan benar atau salah, jadi menurut saya Bitcoin tidak akan hilang," katanya saat tampil di Bloomberg TV.

CEO Blackrock Larry Fink mengatakan bahwa mereka akan memiliki ETF jika disetujui oleh pemerintah dalam bentuk Bitcoin.

Awal bulan lalu dalam interview dengan Fox Business, Larry Fink menyatakan kripto khususnya Bitcoin akan bisa merevolusi sistem keuangan. 

Meski demikian, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah berulang kali menolak berbagai manajer investasi untuk mendaftarkan ETF (Exchange Traded Fund) kripto, seperti ARK Invest, Fidelity, Invesco, WisdomTree, dan banyak lainnya.

BlackRock sendirir telah mengajukan dokumen ke Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) pada 16 Juni untuk ETF bitcoin, namun urung mendapat restu untuk memasarkan produk ETF Bitcoin. Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC/Securities and Exchange Commission) mengatakan bahwa pengajuan ETF bitcoin saat ini "tidak memadai."

Untuk diketahui, volatilitas Bitcoin terus berada pada rekor terendah dan akhirnya menunjukkan rebound, Vivien Fang, kepala produk perdagangan di Bybit.

Angka US$30.000 pada Bitcoin merupakan angka kritikal dan konsensus memperkirakan level US$40.000 merupakan level signifikan berikutnya.

Meskipun begitu, masih ada potensi tinggi untuk lonjakan volatilitas karena kejadian penurunan terkait makro yang secara tak terduga dapat berdampak pada pasar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Monday, August 7, 2023

Mau Saham Murah tapi Enggak Murahan? Cek 10 Daftar Ini

 Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018). Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor yang menyukai saham-saham big cap-mid cap dengan valuasi murah dan berkualitas mungkin perlu menyimak indeks IDX Value30. Indeks tersebut berisikan 30 saham dengan valuasi rendah, likuiditas tinggi, dan kinerja keuangan yang positif.

Usai mencetak rekor laba dan mengalami lonjakan harga tinggi pada 2022, sejumlah saham batu bara utama terkoreksi cukup dalam pada tahun ini dan menyisakan valuasi yang terbilang murah.

Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), misalnya, memiliki rasio multiples berupa price-to earnings (PER) jauh di bawah rule of thumb 10-15 kali, yakni 2,80 kali. Rasio price-to book value (PBV), yang lebih cocok untuk emiten tambang, ADRO juga rendah, yakni 0,79 kali, di bawah aturan umum 1 kali.
Saham ADRO sendiri anjlok 37,66% selama 2023 (year to date/YtD), usai terbang 71% selama 2022.

Di bawah ADRO, ada dua saham batu bara lainnya, yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan PER 2,81 kali dan PBV 1,22 kali dan PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan PER 3,83 kali dan PBV 0,57 kali.

Rendahnya rasio PER ITMG, ambil contoh, seiring peningkatan laba perusahaan efek dari commodities boom yang memuncak dalam kinerja tahun penuh 2022. Imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE) ITMG terlihat sangat tinggi, yakni 43,72%.

Apalagi, harga saham ITMG sudah turun tajam hingga minus 30,24% usai meroket tinggi 2022. Hal tersebut turut membuat rasio P/E ITMG murah.
Saham emiten kontraktor batu bara Grup Astra PT United Tractors Tbk (UNTR) juga memiliki PER yang murah, 4,51 kali dan PBV 1,42 kali (sedikit di atas aturan umum).

Selain emiten batu bara, emiten perkapalan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) juga diperdagangkan hanya 3,95 kali di atas laba perusahaan. Rasio PBV SMDR juga rendah, hanya 0,87 kali.

Emiten pembiayaan Grup Panin PT Panin Financial Tbk (PNLF) juga memiliki PER yang menarik, 4,94 kali, dengan rasio PBV cuma 0,33 kali.

Lantaran banyak didominasi oleh saham batu bara, terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan.

Seperti lazimnya saham siklikal, saham batu bara dan energi secara umum cenderung mengikuti siklus bisnis dan ekonomi makro. Kadang bereskpansi, kadang terkontraksi.

Untuk emiten batu bara, cuan tinggi akan didapatkan ketika harga batu bara meninggi. Dan sebaliknya. Hal tersebut mengikuti siklus ekonomi.

Karenanya, valuasi saham batu bara dan energi di atas yang tampak murah perlu juga dilihat dari bagaimana siklus harga komoditas energi saat ini dan ke depan.

Rasio P/E yang murah, dan harga saham yang sudah turun tajam, mungkin menjadi kesempatan yang baik bagi investor.

Namun, untuk bisa menikmati hasil dalam jangka panjang yang baik, investor saham siklikal membutuhkan kesabaran lebih dan timing yang pas sembari menunggu siklus kembali menguntungkan emitennya.

Sebagai pengingat, rasio P/E dan PBV mencerminkan kinerja masa lalu dan barangkali tidak akan berulang di masa depan, sehingga valuasi multiples tersebut sebaiknya digunakan sebagai pedoman awal untuk memilih saham undervalued yang berpotensi mendatangkan cuan ke depan.


CNBC INDONESIA RESEARCH

Friday, August 4, 2023

Heboh Anak Pendiri Tagih Saham Blue Bird, Ini Kata Manajemen

 Bluebird Foto: Detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu ke belakang heboh di dunia maya sosok Mintarsih A. Latief yang mempolisikan jajaran bos PT Blue Bird Tbk (BIRD) atas kasus dugaan penggelapan dana saham miliknya.

Berdasarkan penelusuran media, Mintarsih yang merupakan Tante Indra Priawan melayangkan laporan terkait dugaan tindak pidana pemalsuan akta atau penggelapan saham pada Rabu, (2/8/2023). Ia membuat laporan polisi terkait adanya perbedaan atau dugaan tindak pidana pemalsuan yaitu akta CV Lestiani dan juga PT Blue Bird.

B

Sebelumnya Mintarsih telah melayangkan somasi terbuka, setelah merasa dirugikan karena sahamnya di Blue Bird senilai 21,7% tidak dibayar, termasuk gajinya juga mengendap selama 13 tahun saat menjabat sebagai direktur perusahaan tersebut.

Menanggapi kemelut tersebut, Blue Bird melalui keterangan resminya menyatakan bahwa Mintarsih A. Latief dan CV Lestiani tidak pernah menjadi bagian dari pemegang saham dan tidak pernah berada pada jajaran direksi PT Blue Bird Tbk sejak didirikan pada tahun 2001.

"PT Blue Bird Tbk menegaskan bahwa kami tidak terlibat dalam isu yang disebutkan dalam artikel tersebut. Kami telah mematuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ketentuan di bidang pasar modal pada saat pendirian perusahaan maupun saat melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI)," jelas perusahaan dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis, (3/8/2023).

Perusahaan taksi tersebut mengatakan bahwa pihaknya terus menjunjung tinggi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia. Perusahaan keluarga Djokosoetono ini pun berkomitmen untuk mengedepankan transparansi dan melindungi hak seluruh pemangku kepentingannya.

Asal tahu saja, Mintarsih merupakan anak dari pendiri Blue Bird dan merupakan saudara dari Chandra Suharto Djokosoetono, ayah dari Indra Priawan pemilik saham Blue Bird dan juga merupakan merupakan suami dari artis Nikita Willy.

Melansir keterbukaan informasi BEI Per 30 Juni, pemegang saham BIRD terdiri dari Purnomo Prawiro 11,4%, PT Pusaka Citra 28,3%, Sigit Priawan 6%, Adrianto Djokosoetono 5,3%, Indra Priawan Djokosoetono 5,8%, Kresna Priawan 6,2%, Noni Sri Ayati 4,8%, Sri Adriyani Lestari 2,5%, Bayu Priawan Djokosoetono 0,4%, PT Chandra Investama 1,6%, PT Purnomo Investama 1,6%, dan masyarakat 26,1%.

Thursday, August 3, 2023

Mengaku Dewa Saham, Kok Dua Emiten Andika Sutoro Cs ke Gocap?

 Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha real estate dan motivator Bong Chandra, Andika Sutoro Putra dan kongsi, akan membawa PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Namun, rekam jejak emiten Bong Chandra, Andika Sutoro Putra serta kawan-kawan kurang mengesankan bahkan cenderung berbau gorengan.

Dalam IPO, FOLK, yang bergerak di bidang omni-channel ritel dan media, akan melepas sebanyak 570.000.000 saham biasa atas nama yang merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp 20 per saham yang mewakili sebesar 14,44% dari modal yang telah ditempatkan.


Adapun harga yang ditawarkan kepada masyarakat dalam dipatok di harga Rp 100 per saham. Sehingga perseroan berpeluang akan mendapatkan dana segar senilai Rp57 miliar.

Kapitalisasi pasar (market cap) FOLK di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkisar Rp394,8 miliar.

Seperti sedikit disinggung di atas, Bong Chandra tidaklah sendirian.

Bersama Andika Sutoro Putra, yang dikenal sebagai investor saham, pengusaha, dan penulis buku investasi, dan dua rekan lainnya, Danny Sutradewa dan Vincentius Prasetyo, Bong Chandra membangun SALT Ventures.

Jejak nama-nama tersebut terlihat di FOLK lantaran keempatnya tercatat memegang saham PT Garam Ventura Indonesia (GVI) yang tak lain merupakan pemegang saham FOLK sejak pre-IPO.

Danny Sutradewa menggenggam 35,00% saham GVI, Bong Chandra 30,00%, Andika Sutoro 25,00%, dan Vincentius Prasetyo 10,00%.

Selain GVI, PT Sumber Garam Pratama (SGP), merupakan pemegang saham mayoritas dan pengendali FOLK. Pasca-IPO (belum termasuk realisasi waran), GVI akan menguasai 19,71% saham dan SGP 46,30% saham FOLK. GVI sendiri menguasai 27,59% saham SGP.

Dengan kepemilikan di GVI dan secara tak langsung di SGP, Danny Sutradewa dan Bong Chandra selaku pengendali tidak langsung dan pemilik manfaat FOLK.

Di FOLK, Bong Chandra menjabat sebagai komisaris utama, sedangkan Danny Sutradewa sebagai direktur utama perseroan.

Rekan Bong Chandra lainnya dari SALT Ventures, Andika Sutoro menduduki kursi wakil direktur.

Kisah 'Dewa Saham' dan TRUE-YELO ke Gocap

Sebelum berbondong-bondong membesut FOLK masuk bursa, Bong Chandra sudah terlebih dahulu meng-IPO-kan perusahaan propertinya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) pada awal 2020 lalu.

Kala itu, harga IPO TRIN dipatok di Rp200/saham dengan raupan dana sekitar Rp129 miliar.

Sempat menembus Rp705/saham pada 22 Februari 2022, kini (per 2 Agustus 2023) saham TRIN sudah turun ke level Rp193 per saham.

Bong Chandra adalah founder sekaligus Direktur TRIN sejak 2009.

Setelah TRIN, Bong Chandra juga membawa sister company-nya TRIN, PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE) yang juga bergerak di bidang properti manggung di BEI pada Juni 2021 dengan harga penawaran Rp100/saham.

Saham TRUE kini nyender di level gocap (Rp50/saham) setelah sempat menembus Rp900-an/saham pada tengah 2021 melesat kencang ketika awal-awal melantai.

Seiring dengan itu, sejak 31 Mei 2023, pihak bursa memasukkan TRUE ke dalam daftar efek dalam pemantauan khusus dengan kriteria nomor 1.

Kriteria nomor 1 berarti harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51,00.

Tidak hanya Bong Chandra, Andika Sutoro, yang menulis buku investasi Anak Muda Miliarder Saham (2018), juga turut ikut masuk pasca IPO perusahaan penyedia layanan konektivitas Passpod PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) pada Oktober 2018.

Harga IPO YELO waktu itu berada di angka Rp376/saham dengan raupan dana segar Rp49 miliar. Sekarang, mirip TRUE, saham YELO juga sudah mondar mandir ke gocap sebelum akhirnya naik ke Rp54/saham pada 1 Agustus kemarin.

Andika Sutoro sempat tercatat di daftar pemegang saham di atas 5% YELO. Berdasarkan data BEI, Andika Sutoro pernah menggenggam 19 juta saham atau 5% saham YELO per 7 November 2018 yang artinya Andika masuk setelah masa penawaran perdana karena namanya tidak muncul di prospektus.

Namun, saat ini nama Andika Sutoro tidak lagi tercatat di daftar tersebut. Tidak diketahui dengan detail kapan dan di harga berapa dirinya keluar dari daftar pemegang saham utama YELO.

Ketiga emiten Andika dan Chandra juga sudah bolak balik mendapat tato Unusual Market Activity (UMA) dari regulator. Hal tersebut wajar mengingat pola pergerakan ketiga saham tersebut sangat mirip yakni ada kenaikan sangat kencang dalam waktu singkat, kemudian longsor parah dalam waktu singkat pula.

Sebagai catatan pola pergerakan saham seperti itu sangat lekat dengan pola pergerakan aksi goreng saham alias Pump and Dump dimana harga saham digoreng naik tinggi terlebih dahulu sebelum dibanting dan dijual kepada investor-investor yang sial membeli di harga atas.

Dengan kinerja saham-saham besutan kedua pengusaha di atas tersebut yang buruk, caption bernada kelakar dari Andika Sutoro di akun Instagram pribadinya @andikasutoroputra pada 23 Maret 2021 menimbulkan ironi.

Dalam postingannya itu, Andika Sutoro mengunggah foto Bong Chandra dan dirinya sedang bermain catur.

Pria kelahiran 1994 tersebut, yang akrab disapa Putra (nama belakangnya) menganggap dirinya sebagai dewa saham, dia menulis caption, "Dewa saham lagi tanding sama Dewa properti @bongchandra, kira2 siapa yg menang?"

Andika Sutoro melanjutkan, "Kalo bro @dannysutradewa gaperlu pake dewa2an, nama aslinya memang uda ada dewa nya."

CNBC INDONESIA RESEARCH

Wednesday, August 2, 2023

IHSG Makin Terkapar, 7 Saham Ini Biang Kerok

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan sesi I Rabu (2/8/2023), di tengah memburuknya kembali sentimen pasar dari eksternal pada hari ini.

Per pukul 11:06 WIB, IHSG melemah 0,61% ke posisi 6.844,66. IHSG saat ini bergerak di rentang 6.833,98 - 6886,5 dan masih bertahan di level psikologis 6.800.

Beberapa sektor menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini, yakni sektor konsumer primer sebesar 0,97%, sektor kesehatan sebesar 0,95%, dan sektor energi sebesar 0,9%.

Beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Telkom IndonesiaTLKM-6,163.680-1,87%
United TractorsUNTR-3,0526.725-2,91%
Bayan ResourcesBYAN-2,9719.250-0,77%
Astra InternationalASII-2,396.800-1,09%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN-1,715.075-2,40%
Kalbe FarmaKLBF-1,501.775-1,66%
Adaro Energy IndonesiaADRO-1,342.360-1,26%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 6,2 indeks poin.

Selain saham TLKM, saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali menjadi salah satu pemberat indeks yakni sebesar 3,1 indeks poin.

IHSG terkoreksi karena memburuknya sentimen pasar dari eksternal, di mana bursa saham Amerika Serikat (AS) dan bursa Asia berbalik arah ke zona merah.

Investor cenderung kecewa dengan rilis data aktivitas manufaktur di AS yang masih berkontraksi dan data tenaga kerja yang tidak sesuai ekspektasi. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES
BPF
­

Data aktivitas manufaktur (PMI manufaktur) AS periode Juli 2023 versi S&P Global dan ISM akan dirilis pada hari ini. Keduanya terpantau mengalami kenaikan.

Untuk versi S&P Global, PMI manufaktur pada bulan lalu naik menjadi 49, dari sebelumnya di angka 46,3 pada Juni lalu. Sedangkan versi ISM, PMI manufaktur AS hanya naik sedikit menjadi 46,4, dari sebelumnya pada Juni lalu di angka 46.

Meski kedua versi PMI manufaktur AS mengalami kenaikan, tetapi masih berada di zona kontraksi yang menandakan bahwa sektor manufaktur Negeri Paman Sam masih melambat.

PMI menggunakan angka 50 sebagai batasnya. Jika berada di bawah 50, menandakan sektor manufaktur sedang mengalami kontraksi. Sebaliknya, jika berada di atas 50, maka sektor manufaktur sedang berekspansi.

Sementara untuk data tenaga kerja AS yang telah dirilis pada hari ini yakni data pembukaan lapangan kerja JOLTS. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah lapangan kerja baru pada periode Juni 2023 turun menjadi 9,58 juta lapangan, dari sebelumnya pada Mei lalu sebanyak 9,62 juta lapangan kerja.

Data JOLTS akan dipantau oleh pelaku pasar dan pembuat kebijakan yakni bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), karena dapat memberikan wawasan berharga mengenai dinamika penawaran-permintaan di pasar tenaga kerja.

Data tenaga kerja ini juga tentunya akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan langkah kebijakan suku bunga acuannya berikutnya.

Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional yakni Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat (AS) pada Selasa (1/8/2023) dari AAA menjadi AA+. Hal ini disebabkan beberapa faktor salah satunya kebuntuan pagu utang AS.

Penurunan oleh Fitch ini belum pernah terjadi sebelumnya. Peringkat AAA adalah tertinggi sementara AA+ adalah lebih rendah di bawah AAA.

CNBC INDONESIA RESEARCH