Wednesday, August 2, 2023

IHSG Makin Terkapar, 7 Saham Ini Biang Kerok

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan sesi I Rabu (2/8/2023), di tengah memburuknya kembali sentimen pasar dari eksternal pada hari ini.

Per pukul 11:06 WIB, IHSG melemah 0,61% ke posisi 6.844,66. IHSG saat ini bergerak di rentang 6.833,98 - 6886,5 dan masih bertahan di level psikologis 6.800.

Beberapa sektor menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini, yakni sektor konsumer primer sebesar 0,97%, sektor kesehatan sebesar 0,95%, dan sektor energi sebesar 0,9%.

Beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Telkom IndonesiaTLKM-6,163.680-1,87%
United TractorsUNTR-3,0526.725-2,91%
Bayan ResourcesBYAN-2,9719.250-0,77%
Astra InternationalASII-2,396.800-1,09%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN-1,715.075-2,40%
Kalbe FarmaKLBF-1,501.775-1,66%
Adaro Energy IndonesiaADRO-1,342.360-1,26%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 6,2 indeks poin.

Selain saham TLKM, saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali menjadi salah satu pemberat indeks yakni sebesar 3,1 indeks poin.

IHSG terkoreksi karena memburuknya sentimen pasar dari eksternal, di mana bursa saham Amerika Serikat (AS) dan bursa Asia berbalik arah ke zona merah.

Investor cenderung kecewa dengan rilis data aktivitas manufaktur di AS yang masih berkontraksi dan data tenaga kerja yang tidak sesuai ekspektasi. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES
BPF
­

Data aktivitas manufaktur (PMI manufaktur) AS periode Juli 2023 versi S&P Global dan ISM akan dirilis pada hari ini. Keduanya terpantau mengalami kenaikan.

Untuk versi S&P Global, PMI manufaktur pada bulan lalu naik menjadi 49, dari sebelumnya di angka 46,3 pada Juni lalu. Sedangkan versi ISM, PMI manufaktur AS hanya naik sedikit menjadi 46,4, dari sebelumnya pada Juni lalu di angka 46.

Meski kedua versi PMI manufaktur AS mengalami kenaikan, tetapi masih berada di zona kontraksi yang menandakan bahwa sektor manufaktur Negeri Paman Sam masih melambat.

PMI menggunakan angka 50 sebagai batasnya. Jika berada di bawah 50, menandakan sektor manufaktur sedang mengalami kontraksi. Sebaliknya, jika berada di atas 50, maka sektor manufaktur sedang berekspansi.

Sementara untuk data tenaga kerja AS yang telah dirilis pada hari ini yakni data pembukaan lapangan kerja JOLTS. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah lapangan kerja baru pada periode Juni 2023 turun menjadi 9,58 juta lapangan, dari sebelumnya pada Mei lalu sebanyak 9,62 juta lapangan kerja.

Data JOLTS akan dipantau oleh pelaku pasar dan pembuat kebijakan yakni bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), karena dapat memberikan wawasan berharga mengenai dinamika penawaran-permintaan di pasar tenaga kerja.

Data tenaga kerja ini juga tentunya akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan langkah kebijakan suku bunga acuannya berikutnya.

Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional yakni Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat (AS) pada Selasa (1/8/2023) dari AAA menjadi AA+. Hal ini disebabkan beberapa faktor salah satunya kebuntuan pagu utang AS.

Penurunan oleh Fitch ini belum pernah terjadi sebelumnya. Peringkat AAA adalah tertinggi sementara AA+ adalah lebih rendah di bawah AAA.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment