Friday, November 11, 2022

Good News! Inflasi Turun Tajam, Amerika Bebas dari Resesi?

 A Trump Unity sign on a trailer is shown parked at a protest in front of the Michigan State Capitol in Lansing, Mich., Wednesday, April 15, 2020. Flag-waving, honking protesters drove past the Michigan Capitol on Wednesday to show their displeasure with Gov. Gretchen Whitmer's orders to keep people at home and businesses locked during the new coronavirus COVID-19 outbreak. (AP Photo/Paul Sancya) Foto: Demo warga Michigan, Amerika Serikat wujud kekecewaan warga setelah Gubernur Michigan memerintahkan warga tetap di rumah guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). (AP Photo/Paul Sancya)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Kabar baik datang dari Amerika Serikat (AS), inflasi yang menjadi masalah sangat serius akhirnya mengalami penurunan tajam. Pasar finansial langsung menyambut dengan suka cita, bursa saham AS (Wall Street) langsung melesat, indeks S&P 500 meroket 5,5% menjadi kenaikan harian terbesar dalam 2 tahun terakhir.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (10/11/2022) melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 7,7% year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya 8,2% (yoy). PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Inflasi tersebut sudah mulai menurun sejak Juli lalu, semakin menjauhi rekor tertinggi 40 tahun di 9% yang dicapai pada Juni lalu. BESTPROFIT


CPI inti dilaporkan tumbuh 6,3% (yoy), turun dari Oktober 6,5% (yoy).

Pasar boleh bersuka cita menyambut rilis tersebut, tetapi bukan berarti Amerika Serikat bisa bebas dari resesi. Sebab, bank sentral AS (The Fed) masih akan tetap menaikkan suku bunganya. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Presiden The Fed wilayah San Fransisco, Mary Daly mengatakan data inflasi tersebut memang kabar bagus, tetapi masih jauh dari kemenangan.

"Inflasi 7,7% secara tahunan masih terlalu tinggi dan jauh dari target bank sentral sebesar 2%," kata Daly sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (10/11/2022).

Beberapa pejabat The Fed juga menyambut baik rilis inflasi tersebut, tetapi Presiden The Fed wilayah Dallas, Lorie Logan mengatakan suku bunga masih akan tetapi dinaikkan, meski dalam laju yang lebih lambat.

"Saya percaya mengendurkan laju kenaikan suku bunga akan tepat, jadi kita bisa menilai dengan lebih baik bagaimana perkembangan kondisi finansial dan ekonomi," kata Logan.

Pasca rilis tersebut, pasar melihat probabilitas kenaikan 50 basis poin pada Desember semakin meningkat. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga berada di 4,25% - 4,5% pada bulan depan kini sebesar 90%, naik jauh dari hari sebelumnya 56%.

Data tersebut menunjukkan pasar sebenarnya sudah memperkirakan suku bunga akan dinaikkan sebesar 50 basis poin, tetapi masih kurang yakin. Sebab probablitas kenaikan 75 basis poin sebelumnya juga cukup tinggi yakni 44%.

Setelah rilis data inflasi, probabilitasnya menjadi 90% lebih sementara untuk kenaikan 75 basis poin probabilitasnya turun menjadi kurang dari 10%.

Artinya, sebenarnya tidak ada perubahan proyeksi suku bunga, yang ada hanya kelegaan di pasar jika The Fed tidak akan kembali menaikkan suku bunga dengan sangat agresif yakni 75 basis poin.

idrFoto: CME Group

Jika dilihat hingga tahun depan, probabilitas suku bunga berada di 5% - 5,25% pada Maret 2023 juga masih ada, dan suku masih akan tidak akan dipangkas dalam waktu dekat.

Fed Daly dan Logan juga menegaskan agar pasar tidak mengintepretasikan kenaikan suku bunga yang lebih rendah sebagai pelonggaran kebijakan moneter.

Daly juga menyebut suku bunga masih akan tinggi dalam waktu yang lama, dan untuk saat ini tidak melihat peluang adanya pemangkasan di September 2023 seperti yang diharapkan pelaku pasar.

Dengan demikian, Amerika Serikat belum akan merdeka dari resesi.

Produk domestik bruto (PDB) Paman Sam sebelumnya mengalami kontraksi pada kuartal I dan II lalu, sebelum tumbuh 2,6% di kuartal III-2022.

Kontraksi PDB dalam 2 kuartal beruntun secara teknis sudah disebut resesi. Namun, resesi di awal tahun ini ringan, bahkan mungkin belum terasa sebab pasar tenaga kerja AS masih sangat kuat, tetapi yang parah akan datang. Amerika akan mengalami double dip recession.

Double dip recession pernah dialami Amerika Serikat pada 1980an. Resesi pertama terjadi pada kuartal I sampai III-1980, kemudian yang kedua pada kuartal III-1981 dan berlangsung hingga kuartal IV-1982. Jakarta, CNBC Indonesia

Thursday, November 10, 2022

Nambah Modal, 15 Bank Aman Dari Likuidasi! Ini Daftarnya

 Bank Nobu/Doc.Bank Nobu Foto: Bank Nobu/Doc.Bank Nobu

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa bank telah memiliki rencana untuk menambah modal, baik melalui penerbitan saham baru (rights issue) maupun masuknya investor strategis. Namun, sebagian lainnya masih dalam tahap penjajakan untuk memenuhi ketentuan tersebut.

Syarat pemenuhan modal inti bank Rp 3 triliun tersisa kurang dari dua bulan lagi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menegaskan tidak ada perpanjangan waktu untuk pemenuhan syarat ini.

Pihak regulator berharap pada akhir tahun ini semua bank dapat memenuhi ketentuan modal inti minimum yang telah disyaratkan. OJK juga sudah menyiapkan sejumlah skenario jika modal inti tak kunjung terpenuhi hingga batas waktu yang ditentukan. Setidaknya, ada tiga opsi yang bisa ditempuh.

CNBC Indonesia melakukan penelusuran, siapa saja bank yang memiliki modal kurang dari Rp 3 triliun, dan telah memiliki rencana untuk menambah modal. Berikut penelusurannya:

PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR)

Bank Oke segera menjual sebanyak-banyaknya 2,94 miliar saham baru lewat penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perusahaan memasang harga penawaran Rp 170 per saham.

Artinya, Bank Oke berpotensi meraup dana segar Rp 499,43 miliar. Setiap pemegang saham yang memiliki 19 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham DNAR mempunyai empat HMETD untuk membeli empat saham baru.

APRO Financial Co Ltd selaku pemegang saham utama Bank Oke telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh haknya dalam rights issue DNAR sekaligus menjadi pembeli siaga.

Sebelumnya diketahui hingga kuartal III 2022 modal inti Bank Oke senilai Rp 2,969 triliun. Maka dengan penambahan modal tersebut, ke depan modal inti Bank Oke akan mencapai sekitar Rp 3,4 triliun.

PT Bank Victoria International Tbk (BVIC)

Bank Victoria akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue sebanyak-banyaknya 4,95 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Itu setara 27,54% dari modal ditempatkan, dan disetor penuh perseroan setelah rights issue.

Berdasarkan prospektus rights issue yang dipublikasikan BVIC di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (21/10), harga pelaksanaan rights issue tersebut ditargetkan sekitar Rp 130 - Rp 155 per saham. Dengan target harga tersebut, perseroan berpotensi meraup dana segar sekitar Rp 644 miliar hingga Rp 768 miliar.

Sebelumnya, Bank Victoria International diketahui memiliki modal sebanyak Rp 2,503 triliun. Dengan rights issue tersebut, modal inti Bank Victoria akan tembus sekitar Rp 3,2 triliun.

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA)

Bank Ina akan melakukan penguatan modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Bank bersandi saham BINA ini akan menerbitkan 296,85 juta lembar saham baru atau 4,76% dari total saham yang ditempatkan.

Setiap pemegang 1 HMETD yang tercatat hingga 28 November 2022 pukul 16.00 WIB berhak membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan berkisar antara Rp 3.600 hingga Rp 4.200 setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat pelaksanaan HMETD.

"Sehingga jumlah dana yang akan diterima Perseroan dalam PMHMETD IV ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1,24 triliun. Saham hasil HMETD akan dicatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)," mengutip Prospektus BINA, Kamis (22/9).

Sebelumnya modal inti Bank Ina diketahui sebesar Rp 2,328 triliun. Dengan adanya rights issue, maka modal inti perseroan akan melonjak menjadi sekitar Rp 3,5 triliun.

PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA)

Bank Bumi Arta bersiap melakukan aksi tambah modal melalui mekanisme penerbitan saham baru atau rights issue sebanyak 1,38 miliar saham dengan nilai nominal Rp100. Aksi korporasi ini ditargetkan berlangsung pada November mendatang.

Dalam keterbukaan informasi, Selasa (4/10/2022), manajemen Bank Bumi Arta menjelaskan hak memesan efek terlebih dahulu atau HMETD akan diperdagangkan mulai 21-25 November 2022. Sejauh ini perseroan belum menetapkan harga pelaksanaan rights issue.

"Dengan ketentuan bahwa HMETD yang tidak dilaksanakan sampai dengan tanggal tersebut tidak berlaku lagi," tulis penjelasan manajemen Bank Bumi Arta kepada otoritas bursa.

Dengan aksi korporasi ini, BNBA optimistis modal inti perseroan akan mampu mencapai Rp3 triliun hingga akhir 2022. Sampai dengan akhir Juni 2022, total ekuitas dari bank yang dikendalikan oleh Ajaib Sekuritas ini baru menyentuh Rp2,24 triliun.

PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC)

Bank JTrust akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) II 2022.

Berdasarkan prospektus ringkas yang dimuat di keterbukaan informasi, Senin (1/8/2022), Bank JTrust Indonesia akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,24 miliar saham Seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 300 per saham. Dengan demikian, emiten bersandi saham BCIC itu akan mengantongi nilai emisi sebanyak Rp1,27 triliun.

Sebelumnya Bank Jtrust diketahui memiliki modal inti senilai Rp 2,762 triliun. Dengan adanya rights issue maka modal inti perseroan akan melonjak menjadi sekitar Rp 4 triliun.

PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG)

Bank Ganesha bakal menggelar aksi penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 7,5 miliar saham dengan harga Rp120 per saham. Jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue ini maksimal Rp900 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen secara efektif menawarkan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau PMHMETD II ini pada 25 November 2022. Kemudian, perdagangan PMHMETD II akan digelar pada 9-15 Desember 2022.

Manajemen akan menawarkan right issue kepada para pemegang saham yang tercatat pada tanggal 7 Desember 2022. Untuk setiap pemegang 500.000 saham perseroan, akan memperoleh 227.673 HMETD.

Sebelumnya diketahui, modal inti Bank Ganesha sebesar Rp 2,158 triliun. Dengan adanya rights issue, maka modal inti perseroan akan meningkat menjadi sekitar Rp 3 triliun.

PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB)

Bank Neo Commerde akan menyelenggarakan penawaran umum terbatas untuk penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu VI (PMHMETD VI) atau rights issue sebanyak 5 miliar saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/8/2022), nilai nominal rights issue BBYB sebsar Rp 100 per saham. Namun, bank yang identik dengan maskot kucing itu belum menetapkan harga pelaksanaan dan rasio rights issue.

Sebagai pengingat, apabila pemegang saham tidak melaksanakan HMETD, maka akan mengalami dilusi sebsar 34,67% setelah periode pelaksanaan HMETD.

PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI)

Krom Bank akan menggelar rights issue maksimum 367,5 juta lembar saham baru (10% dari modal) dengan rasio 9:1 dan dilusi 10%. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 2.480 per lembar, sehingga total dana yang dapat dihimpun mencapai Rp 911,3 miliar.

Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan modal kerja perseroan. Sebelumnya, modal inti perseroan adalah sebesar Rp 2,131 triliun. Dengan adanya rights issue, maka modal inti perusahaan akan naik menjadi sekitar Rp 3,1 triliun.

PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK)

Bank Aladin Syariah diketahui melaksanakan rights issue sebanyak 1.999.933.723 saham dengan harga pelaksanaan Rp 2.000 tiap sahamnya. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan itu mencapai 11,12% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Jumlah dana yang akan diterima dalam rights issue ini diperkirakan mencapai Rp 4 triliun. Seluruh dana tersebut bakal digunakan untuk penyaluran pembiayaan untuk mendukung kinerja Bank Aladin Syariah.

Sebelumnya diketahui modal inti perusahaan adalah sebesar Rp 2,009 triliun. Dengan adanya rights issue tersebut, maka modal inti perseroan akan naik menjadi sebanyak Rp 6 triliun.

PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP)

Bank MNC siap melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) IX atau rights issue.

Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 10.482.985.606 saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue. Belum ditetapkan harga pelaksanaannya.

Sebelumnya diketahui modal inti perusahaan adalah Rp 2,050 triliun, dan dengan adanya right issue kemungkinan Bank MNC bisa memenuhi ketentuan modal minimum yang disyaratkan.

PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD)

Bank of India Indonesia menyiapkan aksi penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue sebesar 1,2 miliar lembar saham. Dengan asumsi seluruh saham dari right issue terserap, BSWD menargetkan modal inti menjadi Rp 3,63 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Bank of India Indonesia akan meminta persetujuan kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya digelar pada 15 November 2022. Penambahan modal ini sekaligus langkah perusahaan untuk memenuhi ketentuan modal minimal bank umum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

PT Bank Capital Indonesia, Tbk. (BACA)

Bank Capital berencana melakukan aksi korporasi dengan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) IV atau rights issue.

Dalam prospektus ringkas yang disampaikan Manajemen BACA Kamis (15/9) disebutkan bahwa Perseroan akan menerbitkan sebanyak 19.946.980.337 saham biasa atau setara dengan 72,14% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue, dengan asumsi seluruh waran seri III telah dilaksanakan) dengan nilai nominal dan harga pelaksanaan Rp 100 per saham sehingga seluruhnya bernilai Rp 1,99 triliun.

Setiap pemegang 100 saham Lama yang namanya tercatat pada daftar pemegang saham Perseroan 8 hari kerja setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran pukul 15.00 WIB berhak atas 259 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 Saham Baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

Sebelum diketahui Bank Capital memiliki modal inti sebesar Rp 2,087 triliun. Dengan adanya rights issue, maka modal inti bank akan naik menjadi sekitar Rp 4 triliun.

PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)

Bank Amar mengumumkan akan segera melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan menerbitkan 3,59 miliar saham baru atau sebesar 20,6% dari modal ditempatkan disetor penuh perseroan dengan nominal Rp 100 per saham.

Aksi korporasi tersebut dilakukan untuk memperkuat permodalan dan memenuhi aturan OJK terkait bank digital. Hingga akhir kuartal pertama tahun ini, AMAR diketahui baru memiliki modal inti sejumlah Rp 2 triliun.

Adapun harga pelaksanaan dipatok senilai Rp 280 per saham. Sehingga, melalui aksi korporasi tersebut, perusahaan menargetkan perolehan dana segar hingga Rp 1 triliun, dan pada akhir tahun modal inti perseroan diharapkan sudah tembus Rp 3 triliun.

PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU)

Bank Nobu akan menggelar rights issue dalam waktu dekat. Perusahaan mengaku kini tengah menjajaki investor strategis yang bakal menyerap saham perseroan dalam aksi korporasi tersebut.

"Perseroan telah memulai langkah-langkah pemenuhan modal inti sejak tahun lalu dan prosesnya masih berlangsung hingga sekarang dimana perseroan akan melaksanakan RUPSLB dalam waktu dekat dengan dilanjutkan proses right issue," ujar Januar Angkawidjaja, Direktur NOBU, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/10/2022).

Dalam rencana aksi korporasi tersebut, Bank Nobu berencana menerbitkan 630,45 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dana hasil rights issue nantinya digunakan untuk membeli gedung LPLI guna mendukung kegiatan usaha perseroan.

Selain itu, dana rights issue juga digunakan untuk memperkuat modal kerja perseroan berupa penyaluran kredit kepada nasabah dengan nilai yang dipatok sebesar Rp 35 miliar. Sementara sebanyak Rp 368 miliar ditujukan untuk pembelian aset milik LPLI.

Sebelumnya, modal inti perseroan diketahui berada di angka Rp 1,604 triliun. Namun belum diketahui dengan pasti berapa target modal inti perusahaan di akhir tahun nanti.

PT Bank Maspion Indonesia (BMAS)

Bank Maspion tengah menggodok rights issue 4.176.854.000 saham atau 4,17 miliar lembar. Penerbitan saham anyar itu, setara 48,45% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah hajatan right issue. Saham baru itu dibekali nilai nominal Rp100.

Berdasarkan skema, nanti setiap pemegang 100 saham jadul dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham pada 12 Oktober 2022 pukul 16.00 WIB, berhak atas 94 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Di mana, setiap satu HMETD berhak menebus satu saham baru.

Sebelumnya, diketahui modal inti Bank Maspion sebesar Rp 1,347 triliun. Belum diketahui pasti berapa target modal inti perseroan pada akhir tahun nanti.

Wednesday, November 9, 2022

Ada Konflik Binance-Alameda, Bitcoin cs Ambruk Parah

 Binance (Photo by Executium on Unsplash) Foto: Binance (Photo by Executium on Unsplash)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Bitcoin, Ethereum, dan kripto lainnya terpantau ambles parah pada perdagangan Rabu (9/11/2022), di tengah adanya kabar bahwa Binance dengan perusahaan perdagangan bursa kripto FTX, Alameda Research sedang berselisih.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:20 WIB, Bitcoin ambruk 10,9% ke posisi harga US$ 18,411,36/koin atau setara dengan Rp 288.137.784/koin (asumsi kurs Rp 15.650/US$). Sedangkan untuk Ethereum anjlok 15,76% ke posisi US$ 1.325,26/koin atau Rp 20.740.319/koin. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Berikut pergerakan 7 kripto utama non-stablecoin pada hari ini.

CryptocurrencyDalam Dolar ASDalam RupiahPerubahan Harian (%)Perubahan 7 Hari (%)Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar)
Bitcoin (BTC)18.411,36288.137.784-10,90%-10,11%352,83
Ethereum (ETH)1.325,2620.740.319-15,76%-16,25%161,93
BNB327,495.125.219-4,42%0,98%52,10
XRP0,39326.154-15,19%-14,57%19,81
Cardano (ADA)0,36635.733-9,51%-7,89%12,56
Dogecoin (DOGE)0,086941.361-22,19%-36,42%11,52
Polygon (MATIC)1,0015.650-17,64%15,76%8,80

Sumber: CoinMarketCap

Bitcoin kembali menyentuh kisaran harga US$ 18.000, setelah bertahan di zona psikologis US$ 20.000 dalam beberapa hari terakhir dan bahkan sempat menyentuh kisaran US$ 21.000.

Tak hanya Bitcoin saja, Ethereum yang sebelumnya bertahan di zona psikologis US$ 1.500, kini kembali ke kisaran US$ 1.300. BESTPROFIT


Ambruknya kripto terjadi di tengah drama perselisihan antara bursa kripto Binance dengan perusahaan perdagangan kripto FTX Grup, Alameda Research, terkait penjualan token FTT di Binance. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Ada kekhawatiran tentang potensi kebangkrutan Alameda dan FTX membuat investor enggan aktif di bursa Binance dan membuat manajemen cenderung menjual native token dari FTX, yakni FTX Token (FTT).

Mereka juga khawatir bahwa likuiditas Alameda sedang tidak baik-baik saja, di mana Alameda memiliki kewajiban senilai US$ 8 miliar dalam bentuk mata uang.

Alameda mengalami beberapa kerugian terbesar. FTT sempat jatuh hingga 76,4%. Bahkan token Solana, di mana Alameda adalah pendukung besar token tersebut, juga sempat ambruk 26,4%.

Beberapa pengamat menilai bahwa drama Alameda mirip dengan kasus Three Arrows Capital dan Celsius yang terjadi pada beberapa bulan lalu, di mana krisis yang terjadi di kedua perusahaan kripto tersebut berawal dari kondisi likuiditas yang bermasalah.

"Ada banyak cerminan dari krisis Celsius dan Three Arrows yang terjadi beberapa bulan lalu dan apa yang anda lihat adalah investor mengalami deja vu dan ketakutan untuk bocor ke pasar," kata Conor Ryder, analis riset di Kaiko, dikutip dari CNBC International.

Kepercayaan investor telah terguncang setelah Zhao men-tweet pada akhir pekan lalu bahwa mereka akan menjual kepemilikannya di FTT.

Pada Selasa pagi, FTX menghentikan penarikan dari platform-nya, setelah investor yang ketakutan berusaha menarik dana mereka secara massal.

Zhao mengatakan dalam tweet-nya bahwa Binance memiliki sekitar US$ 2,1 miliar yang digabungkan dalam FTT dan Binance USD (BUSD), stablecoin yang didukung fiat yang dikeluarkan oleh Binance dan Paxos.

"Karena pengungkapan baru-baru ini yang terungkap, kami telah memutuskan untuk melikuidasi FTT yang tersisa di pembukuan kami," kata Zhao.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Tuesday, November 8, 2022

Menaker: UMP 2023 Cenderung Naik, tetapi Belum Tentu 13%

 Ilustrasi buruh pabrik.

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) masih menggodok formulasi penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2023. Bersamaan dengan hal tersebut, para buruh/pekerja telah menyuarakan agar upah minimum tahun depan naik 13%.

Terkait tuntutan para buruh/pekerja tersebut, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan masih mengolah data terbaru terkait inflasi dan juga pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut yang nantinya menjadi acuan dalam penetapan upah minimum. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

“Kami sudah terima data dari BPS. Dari data ini selanjutnya kami olah, akan kami serahkan ke gubernur sebagai dasar penetapan UMP. Kalau dilihat dari data BPS, relatif akan ada kenaikan dibandingkan dengan UMP 2022,” kata Menaker saat ditemui usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Selasa (8/11/2022). BESTPROFIT


Menaker menyampaikan, sebelumnya pada 1 November 2022, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dewan Pengupahan Daerah. Kemenaker juga telah mendengar masukan dari berbagai pihak mulai dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), serta dari serikat pekerja/buruh. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­ 

Jakarta, Beritasatu.com 

Monday, November 7, 2022

23 Bank Ini Kurang Modal, Bakal Merger Atau Likuidasi?

 Ilustrasi Penarikan Uang di ATM. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Syarat pemenuhan modal inti bank Rp 3 triliun tersisa kurang dari dua bulan lagi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menegaskan tidak ada perpanjangan waktu untuk pemenuhan syarat ini.

Pihak regulator berharap pada akhir tahun ini semua bank dapat memenuhi ketentuan modal inti minimum yang telah disyaratkan. OJK juga sudah menyiapkan sejumlah skenario jika modal inti tak kunjung terpenuhi hingga batas waktu yang ditentukan. Setidaknya, ada tiga opsi yang bisa ditempuh.

"Opsi yang tersedia diantaranya, merger paksa, penurunan grade dari bank umum menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR), hingga likuidasi sukarela," ujar Dewan Komisioner Pengawas Perbankan OJK Dian Eliana Rae, Kamis (3/11/2022).

"Tentu yang terburuk memang meminta likuidasi sukarela oleh bank yang tak mampu mencapai Rp 3 triliun kalau tidak memilih opsi yang lain," jelasnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini dirinya masih berkoordinasi dengan para pengawas dan pemilik bank terkait total bank yang belum dapat memenuhi modal inti.

"Memang kami belum bisa menyampaikan angka berapa karena saat ini memang teman-teman di pengawasan maupun saya sendiri banyak melakukan komunikasi insentif dengan pemilik bank untuk memastikan Rp 3 triliun itu seluruhnya bisa dipenuhi akhir tahun," jelas Dian.

Sementara menurut penelusuran CNBC Indonesia, berdasarkan laporan kinerja keuangan kuartal III 2022 dan berbagai sumber, setidaknya ada 23 bank dengan Modal Inti di bawah Rp 3 triliun, berikut adalah daftarnya:

1. Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) dengan modal inti Rp 2,969 triliun

2. Bank Victoria International Tbk (BVIC) Rp 2,503 triliun

3. Bank Ina Perdana Tbk (BINA) Rp 2,328 triliun

4.Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) Rp 2,236 triliun

5. Bank Jtrust Tbk (BCIC) Rp 2,762 triliun

6. Bank Ganesha Tbk (BGTG) Rp 2,158 triliun

7. Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) Rp 2,113 triliun

8. Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) Rp 2,131 triliun

9. Bank SBI Indonesia Rp 2,121 triliun

10.Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) Rp 2,009 triliun

11. Bank MNC Internasional Tbk (BABP) Rp 2,050 triliun per Juni 2022

12. Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) Rp 2,008 triliun

13. Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) dengan modal inti Rp 2,087 triliun

14. Bank Index Selindo dengan modal inti Rp 2,095 triliun

15. Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) Rp 1,839 triliun

16. Bank National Nobu Tbk (NOBU) Rp 1,604 triliun per Juni 2022

17. Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) Rp 1,347 triliun

18. Bank Prisma Master dengan modal inti Rp 258 miliar per Juni 2022

19. Bank Victoria Syariah Rp 265,7 miliar

20. Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) Rp 2,116 triliun

21. Bank BCA Syariah Rp 2,844 triliun Per Juni 2022

22. PT Bank Bukopin Syariah Rp 1,109 triliun

23. Bank Panin Dubai Syariah Tbk Rp 2,201 triliun

Beberapa bank telah memiliki rencana untuk menambah modal, baik melalui penerbitan saham baru (rights issue) maupun masuknya investor strategis. Namun, sebagian lainnya masih dalam tahap penjajakan untuk memenuhi ketentuan tersebut.


Friday, November 4, 2022

Yugen: IHSG Tertekan, Ini Daftar Belanja Saham Jelang Akhir Pekan

 Karyawan melintas di depan monitor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. 

 PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  Yugen Bertumbuh Sekuritas memprediksi IHSG tertekan pada perdagangan Jumat (4/11/2022). IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak pada rentang 6.954 – 7.172. Ini daftar belanja saham jelang akhir pekan, salah satunya WIKA.

Yugen Bertumbuh Sekuritas menjelaskan, akhir pekan pertama di bulan kesebelas 2022, IHSG masih terlihat betah berada dalam rentang konsolidasi. Pola sideways dengan potensi tekanan yang masih terlihat besar saat ini ditopang oleh laporan kinerja emiten yang diharapkan dapat memberikan sentimen positif. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

“Sentimen ini dapat menopang pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. Namun, IHSG hari ini berpotensi tertekan,” tulis Yugen Bertumbuh Sekuritas dalam risetnya, Jumat (4/11/2022). BESTPROFIT


Yugen Bertumbuh Sekuritas merekomendasikan daftar belanja saham jelang akhir pekan. Daftar belanja saham tersebut terdiri dari HMSP, WIKA, WTON, ASRI, UNVR, ICBP, BBCA, BBNI, ASII PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Jakarta, Beritasatu.com

Thursday, November 3, 2022

Cantiknya Jam Tangan Kayu Buatan Bandung yang Jadi Suvenir G-20

 Jam tangan kayu buatan Bandung menjadi salah satu suvernir resmi dari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, November ini.

 PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI Jam tangan kayu buatan Bandung menjadi salah satu suvernir resmi dari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, November ini.

Uniknya, produk jam tangan kayu dari usaha kecil menengah mikro (UMKM) buatan anak bangsa ini berbahan dasar limbah, seperti puntung rokok, ampas kopi, dan jamur. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

UMKM pembuat jam tangan kayu milik Ilham Punastiko yang terletak di kawasan Cipaganti, kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, kerja sama dengan pemerintah untuk membuat suvernir tersebut sejak 2021 lalu. BESTPROFIT


"Yang membedakan kita dengan brand lainnya, kalau desain itu menjadi kiblat kita untuk terus berinovasi. Produk terbaru kita dari jam tangan dari bioresin," kata Ilham Punastiko, Founder Pala Nusantara, Kamis (3/11/2022). PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Produk UMKM milik Ilham terbuat dari kayu maple, bioresin, puntung roko, ampas kopi, serta jamur.

"Selain dari kayu maple juga, kita membuat jam tangan dari bahan limbah, yaitu puntung roko, ampas kopi dari kafe kafe serta jamur," kata ilham

Menurutnya, menjadi sebuah penghormatan bagi Pala Nusantara dipercaya membuat suvenir untuk para delegasi G-20. Bandung, beritasatu.com