- Perang Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Setidaknya sudah 53 hari serangan tentara Kremlin berlangsung di negara tetangganya itu.
Bagaimana fakta-fakta terbarunya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, dari sejumlah sumber:
1. Putin Yakin Rusia Menang
Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan kepada NBC bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin yakin dia memenangkan perang di Ukraina. Nehammer adalah pemimpin Eropa pertama yang bertemu langsung dengang Putin sejak serangan dimulai Moskow pada 24 Februari.
Ia berujar tidak dapat sepenuhnya menjelaskan alasan Putin mengenai klaim tersebut. Tetapi ditegaskannya, Putin memiliki "logika perangnya sendiri".
"(Putin) mengirimkan saya pesan yang jelas tentang keprihatinannya dan bahwa dia tampaknya memiliki pemahaman penuh tentang apa yang terjadi di sana," katanya dalam wawancara dengan NBC, Minggu. PT BESTPROFIT
"Saya mengatakan kepadanya apa yang saya lihat. Saya melihat kejahatan perang. Saya melihat kehilangan besar-besaran tentara Rusia," katanya.Nehammer mengatakan diskusinya dengan Putin bukan percakapan yang bersahabat. Itu adalah percakapan yang jujur dan sulit.
2. Rusia Kuasai Penuh Mariupol?
Rusia mengklaim sudah menguasai sepenuhnya Mariupol. Mariupol adalah kota pelabuhan penting di Ukraina, yang menjadi arena perang terberat kedua negara dan diyakini mengalami bencana kemanusiaan terburuk. BEST PROFIT
"Seluruh wilayah perkotaan Mariupol telah sepenuhnya dibersihkan ... sisa-sisa kelompok Ukraina saat ini sepenuhnya diblokade di wilayah pabrik metalurgi Azovstal," kata Juru Bicara Utama Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Minggu.Kremlin mengatakan telah menduduki pabrik baja setempat, area di mana pasukan Ukraina terpusat. Bila benar, ini menjadi kota besar pertama di Ukraina yang mampu diduduki Rusia pasca melancarkan serangan 24 Februari. BESTPROFIT
"Kota (Mariupol) masih belum jatuh. Masih ada pasukan militer kami, tentara kami sehingga mereka akan berjuang sampai akhir dan untuk saat ini mereka masih di Mariupol," kata Shmyhal dalam wawancara ABC News.Meski demikian, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal membantah hal itu. Ia mengatakan pasukan Ukraina di kota pelabuhan tenggara Mariupol masih berjuang dan belum menyerah, menurut
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan "situasi" di Mariupol "mungkin menjadi garis merah" dalam negosiasi dengan Rusia. Situasi di sana, ujarnya, sangat mengerikan.
"Situasi di Mariupol sangat mengerikan, secara militer, dan memilukan," kata Kuleba dalam wawancara CBS. PT BESTPROFIT FUTURES
BPF"Kota itu tidak ada lagi. Sisa tentara Ukraina dan kelompok besar lainnya. warga sipil pada dasarnya dikepung oleh pasukan Rusia. Mereka melanjutkan perjuangan mereka, tetapi tampaknya dari cara tentara Rusia berperilaku di Mariupol, mereka memutuskan untuk meruntuhkan kota dengan cara apa pun."
3. Zelensky Tegaskan Ukraina tak Akan Menyerah
Kemarin, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak akan menyerahkan wilayah di bagian timur negaranya untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
Rusia memang menarik mundur sebagian besar pasukannya di Ukraina bagian tengah sejak beberapa pekan lalu. Namun sejak pekan kemarin, tentara Kremlin makin keras menggempur Ukraina bagian Timur, yakni Donbas, yang memang jadi pusat pemberontak pemerintah.
"Inilah mengapa sangat penting bagi kami untuk tidak membiarkan mereka (Rusia)," kata Zelensky dalam wawancara eksklusif.
"(Menyerahkan Donbass) akan dapat mempengaruhi jalannya seluruh perang," tegasnya lagi seraya berujar Rusia mungkin akan berupaya lagi menyerang ibu kota Kyiv.
4. Pasukan Rusia Mundur di Distrik Borivs'kyi
Dewan desa Borova mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram pada Minggu (17/4/2022) bahwa pasukan Rusia telah "menarik diri secara bertahap" di distrik Borivs'kyi. Wilayah ini berada di Kharkiv, kota kedua terbesar di Ukraina.
"Tidak ada koneksi seluler dan tidak ada Internet, yang tidak mungkin dipulihkan karena wilayah itu diduduki oleh Rusia," katanya, seraya menambahkan bahwa "beberapa tempat dibiarkan tanpa listrik dan gas."
5. Di Mana Pertempuran Sengit Terjadi?
Sementara itu, pertempuran sengit Rusia terjadi di wilayah Luhansk, Ukraina Timur. Kepala administrasi militer wilayah Luhansk, Serhii Haidai, mengatakan penembakan Rusia menghantam sebuah gereja di kota Severodonetsk.
Saat itu banyak orang Ukraina merayakan Minggu Palma pada 17 April sesuai dengan kalender Julian. "Para Orc (istilah Ukraina yang menghina untuk pasukan Rusia) menembaki gereja di Severodonetsk pada Minggu Palma," kata Haidai.
Sebanyak lima orang juga tewas dalam serangan roket di Kharkiv. Anton Gerashchenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina mengatakan lima orang tewas dan 13 terluka dalam serangan roket baru terhadap Kharkiv.
6. Mayat Kembali Ditemukan
Tim penyelamat Ukraina pada Sabtu, kembali menemukan mayat warga sipil di wilayah Borodianka, Kyiv. Ini dilakukan saat membongkar puing-puing dua gedung apartemen bertingkat tinggi yang dihancurkan oleh penembakan Rusia.
7. Jumlah Korban Tewas dan Terluka
Mengutip data Dewan HAM PBB (OHCHR) terbaru, setidaknya 1.982 warga sipil tewas dalam perang Rusia dan Ukraina denna 2.651 orang terluka. Namun angka ini diyakini masih akan bertambah.
Dari total yang terbunuh, 511 adalah pria dan 323 adalah Anita. Sementara 34 adalah anak perempuan dan 56 anak laki-laki.
"Ada 72 anak (yang tewas) dan 986 dewasa meski jenis kelaminnya belum diketahui jelas," tulis laporan itu.
Sementara dari warga luka, sebanyak 313 adalah pria, 53 adalah wanita, dan 56 adalah ana laki-laki. Mereka sebagian besar di wilayah Luhansk, Ukraina Timur.
Mereka juga menyebar di wilayah lain seperti Kyiv, Kharkiv, Kherson. Ada pula korban luka ditemukan di Odesa, Sumi, Zaporizhzhia, Dnipropetrovsk dan Zhytomyr.
Jakarta, CNBC Indonesia