Monday, November 25, 2024

Habibie Pernah bikin Dolar Rp16.800 Jadi Rp6.550, Begini Caranya

 

BJ Habibie (Detikcom)
Foto: BJ Habibie (Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama beberapa waktu terakhir, nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Kamis (21/11/2024), nilanya sempat nyaris mencapai Rp16.000.

Kejadian serupa pernah terjadi saat kondisi krisis ekonomi 1998. Bahkan nilainya jauh lebih besar lagi, yakni saat dolar mencapai Rp16.800. Pun kenaikan dolar AS kala itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat. 

Sebagaimana diketahui kejatuhan era Presiden Soeharto beriringan dengan krisis moneter di negara ini. BJ Habibie yang menggantikan rezim Orde Baru harus menghadapi krisis tersebut di awal kepemimpinan.

Namun dia berhasil membuat rupiah menguat hanya dalam kurun waktu singkat. Salah satu yang dia lakukan adalah melakukan paket restrukturisasi perbankan. 

Sebagai catatan, pada masa Orde Baru pendirian bank dipermudah oleh pemerintah berkat kebijakan Paket Oktober 1988. Sayang, kemudahan pendirian bank ini tak dibarengi oleh kemampuan perbankan yang baik. Alhasil, saat terjadi krisis, banyak bank-bank bertumbangan. Nasabah lantas melakukan penarikan dana besar-besaran.

Permasalahan ini jadi fokus utama. Habibie melakukan restrukturisasi perbankan seraya berharap Bank Indonesia makin kuat. Salah satu caranya mencabut aturan tersebut dan mempraktikan langsung pada bank pemerintah. Empat bank milik pemerintah digabung menjadi satu, yang kini dikenal dengan nama Bank Mandiri.

Selain itu, dia juga memisahkan BI dari pemerintah lewat UU No.23 tahun 1999. Dalam otobiografinya, B.J. Habibie: Detik-detik yang Menentukan (2006), Habibie bilang kebijakan itu jadi langkah terbaik menguatkan rupiah. BI harus independen, objektif, dan bebas dari intervensi politik.

Lalu, Habibie mengatasi krisis melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI diterbitkan dengan bunga tinggi dengan tujuan agar bank-bank kembali dipercaya masyarakat. Jika ini terjadi, maka masyarakat akan kembali menabung, sehingga menurunkan peredaran uang di masyarakat.

Berkat SBI, suku bunga dari 60% turun menjadi belasan persen. Kepercayaan terhadap bank pun kembali meningkat.

Cara ketiga, Habibie mengendalikan harga bahan pokok. Teknokrat pembuat pesawat terbang ini menganggap kebutuhan bahan pokok jadi hal vital. Alhasil, dia mempertahankan harga listrik dan BBM subsidi agar tidak naik, sehingga harga bahan pokok tetap terjangkau di tengah krisis.

Pada sisi lain, kebijakan ini juga menuai kontroversi sebab Habibie mengeluarkan pernyataan nyelenah. Dalam salah satu pidatonya, dia pernah meminta rakyat berpuasa di kala krisis supaya lebih hemat.

Pada akhirnya, ketiga cara tersebut sukses membuat kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia meningkat. Aliran dana investor kembali masuk. Dan yang terpenting dolar AS kembali menguat dan terkendali ke level Rp6.550.

Friday, November 22, 2024

Timah (TINS) Cetak Laba Bersih Rp 909 M, Terbang 1.139% di Q3 2024

 

An employee works next to molten iron at a steel mill of Dongbei Special Steel in Dalian, Liaoning province, China July 17, 2018. REUTERS/Stringer  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang timah PT Timah Tbk. (TINS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp909 miliar pada kuartal III-2024. Perolehan itu melesat 1.139% secara tahunan (yoy), dan membalikkan rugi bersih Rp87 miliar pada periode yang sama setahun yang lalu.

Kinerja bottom line yang positif itu tidak terlepas dari kinerja top line yang juga tercatat tumbuh 29% yoy menjadi Rp8,25 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, dari sebelumnya Rp6,37 triliun. Perolehan ini ditorehkan di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$27.017 per metrik ton di kuartal III-2023 menjadi US$31.183 per metrik ton di kuartal III-2024.


Di sisi lain, harga pokok pendapatan TINS naik sebesar 4,5% dari Rp5,79 triliun di kuartal III-2023 menjadi Rp6,05 triliun di kuartal III-2024. Sehingga Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau 194% dari kuartal III-2023.

Sementara itu, nilai aset Perseroan pada sembilan bulan pertama tahun ini turun 0,3% menjadi Rp12,82 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023. Sementara, posisi liabilitas Perseroan turun 14,8% sebesar Rp5,63 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun dikarenakan berkurangnya interest bearing debt (IBD).

Posisi ekuitas sebesar Rp7,18 triliun, naik 15,1% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,24 triliun.

Di samping itu, TINS juga menunjukkan rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 76,0%, Current Ratio sebesar 249,0%, Debt to Asset Ratio sebesar 44,0%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 78,4%.

Dalam meningkatkan kinerja keuangan, TINS melakukan reprofiling pinjaman dan refinancing pinjaman jangka panjang dengan suku bunga yang lebih kompetitif serta telah menurunkan Interest Bearing Debt sebesar Rp 1,4 triliun dari Rp 3,5 triliun di akhir tahun 2023 menjadi Rp 2,1 triliun di September 2024. Hal ini berdampak pada peningkatan kesehatan rasio keuangan perusahaan pelat merah itu.

Thursday, November 21, 2024

Breaking! Rupiah Anjlok, Dolar AS Nyaris Tembus Rp16.000

 

Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis data Bank Indonesia (BI) soal suku bunga dan penantian perihal rilis transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,13% di angka Rp15.880/US$ pada hari ini, Kamis (21/11/2024). Namun, rupiah tampak melemah lebih lanjut hanya dua menit sejak perdagangan dibuka yakni sebesar 0,5% ke angka Rp15.940/US$.

Sementara DXY pada pukul 08:59 WIB turun 0,11% di angka 106,56. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 106,68.

Kemarin, BI telah menyampaikan untuk menahan suku bunganya di angka 6%. Hal ini disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo untuk tetap menjaga terkendalinya inflasi dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025 serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Perry menyatakan fokus kebijakan moneter untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di AS.

"Ke depan BI akan terus perhatikan pergerakan Nilai Tukar Rupiah (NTR) dan prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan lebih lanjut," terangnya.

Di lain sisi, tensi geopolitik tampak semakin tinggi setelah Ukraina menembak sejumlah target di Bryansk, Rusia menggunakan senjata jarak jauh milik Amerika Serikat (AS), Army Tactical Missile System (ATACMS), menyerang kota-kota Rusia.

Hal ini ditengarai membuat DXY mengalami lonjakan pada perdagangan kemarin.

Selain itu, pada pagi hari ini, BI kembali akan melaporkan angka transaksi berjalan dan NPI yang dinantikan pelaku pasar.

Hasil rilis nanti akan menjadi pertimbangan bagi investor khususnya dana asing apakah kembali ke pasar keuangan domestik atau tidak.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Wednesday, November 20, 2024

Sah! BI Rate Tetap 6% di November 2024

 

CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia-Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung selama 19-20 November 2024.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI rate 6%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (20/11/2024)

BI juga memutuskan suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%. Sedangkan delapan institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya di level 6%.

Tuesday, November 19, 2024

Pasar Tunggu BI Rate, Dolar Turun ke Rp15.790

 

Pekerja memperlihatkan uang dolar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) esok hari.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,34% di angka Rp15.790/US$ pada hari ini, Selasa (19/11/2024). Apresiasi rupiah ini senada dengan penutupan perdagangan kemarin (18/11/2024) yang menguat tipis 0,03%.

Sementara DXY pada pukul 08:58 WIB turun 0,06% di angka 106,21. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 106,27.

Sentimen penggerak rupiah hari ini yakni RDG BI yang akan dimulai pada Selasa pekan ini hingga Rabu, dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu siang.

Pelaku pasar menanti apakah BI akan kembali menahan suku bunga acuannya di tengah merananya rupiah dalam beberapa hari terakhir. Pada hari yang sama, BI akan merilis kebijakan terbaru dari deposit facility rate dan lending facility rate.

Sebagai catatan, pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya di level 6% dengan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.


"Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5% pada 2024 dan 2025," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Rabu (16/10/2024).

Kebijakan tersebut ditujukan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Fokus kebijakan moneter jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian para keuangan global," ujarnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Friday, November 15, 2024

Asing Diam-Diam Koleksi Saham Tambang Kala IHSG Melemah

 

Advertisement by ContextAds

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Kamis (14/11/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke level psikologis 7.200 usai ditutup ambruk 1,29% ke posisi 7.214,56.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp 10,92 triliun dengan melibatkan 23,14 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,17 juta kali. Sebanyak 173 saham menguat, 431 saham melemah, dan 182 saham stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp795,34 miliar di seluruh pasar. Dengan rincian, sebesar Rp733,31 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp62,03 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Di samping itu, ada sejumlah saham yang masih menjadi pilihan asing yang terbanyak. Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy perdagangan Kamis!

1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) - Rp53,4 miliar

2. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) - Rp18,6 miliar

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp15,8 miliar

4. PT MD Entertainment Tbk. (FILM) - Rp13,9 miliar

5. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) - Rp12,7 miliar

6. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp12,3 miliar

7. PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) - Rp8,0 miliar

8. PT Timah Tbk. (TINS) - Rp6,9 miliar

9. PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) - Rp5,5 miliar

10. PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) - Rp5,3 miliar