Tuesday, August 1, 2023

Harga Batu Bara Kembali Memanas Karena China

 Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG) Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)



PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI Harga batu bara menguat pada awal pekan ini. Kenaikan hari ini ditopang stimulus perekonomian China yang dapat memicu permintaan batu bara dari industri.

Kendati demikian, sentimen masuknya musim hujan di banyak titik China berpotensi menekan harga batu bara. Hujan akan mengakhiri heatwaves sehingga membatasi permintaan pembangkit listrik batu bara.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup di posisi US$ 140,9 per ton. Harganya menguat 1%. Penguatan ini memutus pelemahan harga batu bara dalam dua hari sebelumnya. 
PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Penguatan baru bara ditopang rencana stimulus ekonomi China. Tiongkok merilis data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) kemarin.
PMI Manufaktur NBS resmi meningkat menjadi 49,3 pada Juli 2023 dari 49 pada Juni, dibandingkan dengan perkiraan pasar sebesar 49,2. Kendati PMI membaik, indeks masih terkontraksi sehingga kontraksi sudah berjalan selama empat bulan beruntun.

Untuk semakin mendongkrak ekonominya, Beijing tengah mematangkan stimulus ekonomi. Stimulus berfokus pada upaya untuk menggerakkan konsumsi dalam negeri dan investasi.

China adalah konsumen terbesar batu bara sehingga perkembangan di Tiongkok akan berdampak besar terhadap harga pasir hitam. BESTPROFIT


Di sisi lain, sentimen penguatan harga batu bara berpotensi terbatas akibat China mulai memasuki musim hujan di beberapa titik.
Sebelumnya, China yang dilanda heatwaves mengalami lonjakan permintaan pembangkit listrik batu bara untuk pendingin ruangan.

Negeri Tirai Bambu saat ini dihadapi dengan masalah baru yaitu angin topan doksuri pada 27-28 Juli. Di sisi lain, Tiongkok sebagai produsen, konsumen, importir batu bara terbesar berpotensi menghentikan operasi pertambangan untuk mencegah kecelakaan kerja, menurut CoalMint.

Dari sisi India sebagai konsumen terbesar batu bara kedua, diharapkan melakukan ekspansi industri baja India yang akan memacu permintaan batu bara metalurgi. Sekitar 40% batu bara metalurgi, yang digunakan oleh pabrik baja dan dikenal sebagai batu bara kokas, kini menuju ke India, melansir ReutersPT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Dari Eropa, harga gas sebagai sumber energi pilihan Eropa melonjak akibat perkiraan output angin yang rendah. Di Eropa barat laut dan Inggris, peningkatan permintaan yang kuat diperkirakan selama akhir pekan karena suhu yang lebih rendah dan produksi angin.

Pembangkit tenaga angin Inggris diperkirakan akan turun signifikan dibanding dengan pembangkit tenaga angin Jerman, data Refinitiv menunjukkan. Alhasil, harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) searah dengan harga batu bara, melesat 9,7% ke 28,366 euro per mega-watt hour (MWh).

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcidonesia.com

Monday, July 31, 2023

Kesehatan Jantung Pemilik Emas Akan Diuji Pengangguran AS

 Emas Foto: Pixabay

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas bergerak sangat volatile pada pekan lalu karena da pengumuman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Volatilitas tersebut diperkirakan masih berlanjut pada pekan ini karena banyak data penting yang akan dirilis.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (28/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.959,20 per troy ons. Harganya menguat tajam 0,73%.

Penguatan tersebut berbanding terbalik dengan pelemahan emas pada hari Kamis sebelumnya yang mencapai 1,38%.
Secara keseluruhan emas melemah 1,75% pada pekan lalu. Dengan demikian, emas sudah melemah secara dua pekan beruntun.

Harga emas masih bergerak ke arah positif dengan menguat tipis pada pagi hari ini.
Pada perdagangan Senin (31/7/2023) pukul 05:53 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.960,23 per troy ons atau menguat tipis 0,05%.

Harga emas diproyeksi akan bergerak volatile pada pekan ini mengingat ada rilis data ketenagakerjaan AS pada pekan ini.
Pada Selasa pekan ini akan ada pengumuman data 
JOLTs Job Opening yang aakan mengukur berapa banyak lowongan pekerjaan yang terbuka pada periode akhir Juni 2023.

Pada Jumat pekan ini, AS juga akan mengumumkan data pengangguran untuk Juli. Data JOLTs dan pengangguran menjadi pertimbangan besar bagi The Fed dalam menentukan kebijakan moneter ke depan.

Jika tenaga kerja AS masih panas maka sulit bagi The Fed untuk melunak. Akibatnya, harga emas akan tertekan.
Sebaliknya, jika tenaga kerja AS melandai maka bisa menjadi ruang bagi The Fed untuk melunak dan harga emas bisa terdongkrak.

Selain data pengangguran, pekan ini juga akan data penting dari China dan AS mengenai aktivitas manufaktur.
Aktivitas manufaktur China menjadi sorotan karena terus melemah. Jika PMI China membaik maka ada peluang bagi harga emas untuk naik karena ada harapan konsumsi emas China meningkat ke depan.
China adalah konsumen terbesar emas, baik dari konsumen pribadi ataupun industri.

Sebaliknya, aktivitas manufaktur AS justru diharapkan melandai. Jika PMI Manufaktur AS meningkat pesat maka itu menjadi sinyal jika ekonomi AS masih berlari kencang sehingga inflasi sulit turun. The Fed pun bisa sulit melunak.

"Saya perkirakan The Fed tidak akan terlalu khawatir jika data-data ekonomi AS menguat selama inflasi terus bergerak melemah. Saya perkirakan The Fed sudah mengakhiri kenaikan dan ini bisa membuat emas kembali dicari," tutur analis Marex, Edward Meir, dikutip dari Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Friday, July 28, 2023

Breaking! Dihantam Double Punch AS, Harga Emas Jatuh 1,4%

 Emas Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas tumbang setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru menunjukkan ekonomi AS masih berlari kencang..
Pada perdagangan Kamis (27/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.944,98 per troy ons. Harganya tumbang 1,38%.

Posisi penutupan kemarin adalah yang terendah sejak 11 Juli 2023 atau 13 hari terakhir.
Pelemahan sebesar 1,38% sehari juga menjadi yang terburuk sejak 2 Juni lalu. Pelemahan kemarin juga memutus tren positif logam mulia yang menguat dalam dua hari sebelumnya dengan penguatan mencapai 0,9%.

Harga emas mulai membaik pada hari ini. Pada perdagangan Jumat (28/7/2023) pukul 06:15 WIB, emas spot ada di posisi US$ 1.946,19 per troy ons atau menguat tipis 0,06%.

Emas melemah setelah data ekonomi AS justru menunjukkan perbaikan.
Pada Kamis kemarin, AS mengumumkan dua indikator ekonomi, kemarin, yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.

Estimasi terbaru AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,4% (quartal to quartal/qtq) pada April-Juni 2023 atau kuartal II-2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% ataupun ekspektasi pasar yakni 1,8%.
Pertumbuhan sebesar 2,4% (qtq) juga menunjukkan jika ekonomi AS masih berlari kencang dan jauh dari resesi.


AS juga mengumumkan data klaim pengangguran. Jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli.

Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam lima bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 235.000.
Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan.
Akibatnya, harapan pelaku pasar melihat pelonggaran kebijakan
 bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed)The Fed bisa semakin jauh.

"Market kini melihat ada potensi kenaikan lagi pada September di mana kemungkinan itu sebelumnya sudah dihapus market. Data ekonomi terbaru membuat pasar kembali melakukan priced in akan kenaikan suku bunga pada September," tutur analis dari Action Economics, Kim Rupert, dikutip dari Reuters.

Emas sangat sensitif terhadap kebijakan The Fed. Kebijakan The Fed yang hawkish akan membuat imbal hasil surat utang pemerintah AS naik tajam.

Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga kurang menarik dibandingkan surat utang pemerintah AS.
Imbal hasil surat utang pemerintah AS melonjak ke 4,01% kemarin, rekor tertingginya sejak 7 Juli lalu atau 14 hari terakhir.

"Emas dihantam dua kali pukulan dalam sekali waktu yakni dari data klaim pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Data-data menunjukkan ekonomi AS masih tangguh sehingga kenaikan suku bunga diproyeksi akan terjadi lag," tutur Phillip Streible, analis dari Blue Line Futures, dikutip Reuters.



CNBC INDONESIA RESEARCH

Thursday, July 27, 2023

Langka Nih, Pemilik Emas Tetap Bahagia Meski Fed Bikin Kecewa

 Emas Foto: Pexels/Zlataky

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih menanjak meskipun pasar dibuat kecewa dengan keputusan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Rabu (26/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.972,10 per troy ons. Harganya menguat 0,38%.
Penguatan kemarin memperpanjang tren positif logam mulia yang juga menguat 0,52% pada perdagangan hari sebelumnya. Dalam dua hari terakhir, harga emas melesat 0,9%.

Harga emas masih menguat pada hari ini. Pada perdagangan Kamis (27/7/2023) pukul 06:28 WIB, emas spot ada di posisi US$ 1.972,35 per troy ons atau menguat tipis 0,01%.

Harga emas menguat meskipun The Fed tidak memberi sinyal pelonggaran.
Sesuai ekspektasi pasar, The menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25-5,5% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Dengan kenaikan tersebut, suku bunga the Fed sudah naik sebanyak 11 kali dengan total kenaikan sebesar 525 bps sejak Maret 2022. Suku bunga di level 5,25-5,5% saat ini adalah yang tertinggi sejak 2001 atau 22 tahun terakhir.


Kenaikan suku bunga sebesar 25 bps sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan tidak sejalan dengan ekspektasi pasar
Powell mengingatkan jika keputusan suku bunga ke depan masih akan mempertimbangkan data yang berkembang.

"Bisa saya katakan ada kemungkinan bahwa kami akan menaikkan suku bunga kembali di September jika datanya meyakinkan. Saya juga bisa katakan aada peluang bagi kami untuk memilih menahan suku bunga. Kami akan melakukan penilaian secara hati-hati dari meeting ke meeting," tutur Powell dalam konferensi pers.

Sebagai catatan, The Fed baru akan menggelar pertemuan pada 19-20 September mendatang. Sebelum pertemuan tersebut, The Fed akan memiliki data pendukung yang lebih banyak yakni dua kali inflasi dan data pengangguran (Juli dan Agustus).

Artinya, masih ada kemungkinan gejolak pasar ke depan sebelum rapat September.
Namun, analis High Ridge Futures, David Meger, menjelaskan pelaku pasar masih optimis The Fed akan segera melunak karena itu sang logam mulia menguat.

"Konsensus masih melihat jika siklus kenaikan suku bunga akan segera mendekati akhir. Sebagai dampaknya, maka imbal hasil surat utang pemerintah AS melandai dan ini menopang emas," tutur Meger, dikutip dari Reuters.

Imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melandai ke 3,85% kemarin, dari 3,91% pada hari sebelumnya.
Pelaku pasar emas pun masih harus menunggu lebih lama untuk memastikan The Fed sudah melunak.
Sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya imbal hasil surat utang pemerintah AS membuat emas lebih bisa bersaing.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Wednesday, July 26, 2023

Kelas BPJS Hilang, Asuransi Kesehatan Tangkap Peluang Ini

 Mengenal KRIS, Pengganti Kelas 1,2,3 BPJS Kesehatan Foto: CNBC INDONESIA TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyambut baik kebijakan penghapusan kelas BPJS Kesehatan lewat penerapan kelas rawat inap standar (KRIS). Pasalnya, hal ini bisa mendorong pendapatan perusahaan asuransi kesehatan.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan tengah mendorong peningkatan sinergi BPJS Kesehatan dengan asuransi kesehatan tambahan (AKT) melalui skema koordinasi manfaat (coordination of benefit/CoB) dalam implementasi jaminan kesehatan nasional (JKN) berbasis kebutuhan dasar kesehatan (KDK) dan kelas rawat inap standar (KRIS).

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengaku pihaknya optimis atas kebijakan tersebut. Ia melihat dengan adanya sistem 'subsidi silang' dari COB, masyarakat akan cenderung memilih untuk meningkatkan kelas BPJS sekaligus mengambil polis asuransi kesehatan demi mendapat layanan rumah sakit yang lebih baik.

"Nah ketika diterapkan KRIS-nya, mungkin mereka ingin sedikit kenyamanan walau tetep ikut JKN. ini yang jadi potensi bagi industri asuransi agar bisa naik signifikan," ujar Budi kepada awak media usai melakukan Media Workshop AAJI pada Selasa, (25/7/2023).

Budi pun membeberkan strategi industri untuk menangkap peluang tersebut. Ia mengatakan, perusahaan asuransi akan memanfaatkan keran distribusi seperti agen, bancassurance dan sebagainya.

"Kita tahu KRIS ini sebarannya sangat luas. Yang kota besar gampang, tapi yang di kota lain yang kecil itu perlu ditangani secara digital. Nah, ini bisa melalui inovasi seperti insurtech dan sebagainya," kata dia.

AAJI memperkirakan ke depannya akan ada peningkatan nilai klaim untuk jenis pertanggungan asuransi kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya proyeksi inflasi medis sekitar 13,6% di tahun 2023, perkembangan teknologi medis yang terbaru dan tren masyarakat yang memulai kembali perawatan kesehatan yang sempat tertunda di masa pandemi.

Setali tiga uang, Head of Operation Global Excel (third party administration for health) Andri Saputro menyampaikan bahwa untuk beberapa biaya perawatan kesehatan memang terdapat peningkatan untuk menyesuaikan kondisi saat ini.

Pendapat ini dikuatkan lagi oleh Ketua Umum Terpilih Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra yang menyatakan, peningkatan biaya kesehatan disebabkan adanya inflasi biaya kesehatan yang meningkat drastis di era pandemi.

"Adapun faktor penyebabnya adalah meningkatknya permintaan, biaya produksi yang naik, adanya ketidakpastian, jumlah fasilitas dan sarana kesehatan yang tidak sebanding serta motif mencari keuntungan," tutur Hermawan dalam kesempatan yang sama.


Tuesday, July 25, 2023

IHSG Siang Hari Ini 25 Juli 2023 Bertambah 21 Poin

 

Karyawati melintas di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta.
Karyawati melintas di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta. (B Universe Photo/Mohammad Defrizal)

Jakarta, Beritasatu.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I siang hari ini Selasa (25/7/2023) naik 21,8 poin (0,32%) ke level 6.921.

Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com, kumpulan saham unggulan yang tergabung dalam indeks Investor33 menguat 1,6 (0,3%) mencapai 504,4.

Sedangkan indeks LQ45 naik 4,6 poin (0,48%) ke level 967,0. Adapun indeks berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) melemah 1,7 poin (0,32%) mencapai 554,0.

Advertisement

Volume perdagangan hingga sesi siang ini tercatat sebanyak 85,9 miliar saham senilai Rp 4,9 triliun. Sebanyak 232 saham naik, 255 saham melemah, dan 241 saham stagnan.

Mayoritas pergerakan sektor saham menguat dengan kenaikan tertinggi saham sektor basic sebesar 0,81% disusul sektor properti 0,28%. Sementara sektor yang melemah di antaranya kesehatan 0,71%.

Monday, July 24, 2023

Masih Pagi, 3 Saham Ini Udah ARA! Ada yang Baru IPO

 pembukaan bursa saham Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga saham terpantau sudah menyentuh auto reject atas (ARA) pada perdagangan sesi I Senin (24/7/2023) atau pagi hari ini.

Adapun ketiga saham tersebut yakni PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS), dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET).

Per pukul 10:34 WIB, saham ZYRX melonjak hingga 25% ke posisi Rp 270/saham. Sedangkan saham INPS terbang 24,65% ke Rp 354/saham. Sementara untuk saham INET meroket 34,65% menjadi Rp 136/saham. Ketiganya pun sudah menyentuh ARA.


Adapun saham INET merupakan saham baru yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin hari ini. Di perdagangan perdananya, saham INET berhasil mencetak ARA.

Untuk saham INET, harga penawaran umum perdana saham emiten holding jasa telekomunikasi ini sebesar Rp 101/saham.

Mengutip prospektusnya, INET melepas saham sebanyak 1,5 miliar saham biasa atau sebesar 20,00% dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Sehingga, nantinya perseroan berharap akan mendapatkan dana segar senilai Rp 151.500.000.000.

Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 15 juta lot atau dana yang diraih berkisar Rp 150 miliar hingga Rp 151,5 miliar dengan market cap sebesar Rp 750 miliar hingga Rp 757,5 miliar.

Namun, harga IPO yang ditawarkan INET terbilang overvalued alias mahal dengan PBV 3,48-3,49. Selain itu dalam mengelola modal dan asetnya dalam menghasilkan laba bersih INET belum cukup maksimal.

Adapun dana IPO INET akan digunakan untuk melakukan setoran modal kepada Entitas anak yaitu PFI sebesar Rp 90 miliar. Kemudian dana tersebut akan digunakan oleh PFI untuk belanja modal (Capital Expenditure/Capex) berupa pengembangan jaringan kabel Fiber Optic di area Jabodetabek sebesar Rp 60 miliar.

Selanjutnya, Rp 30 miliar akan digunakan oleh PFI sebagai modal kerja (Operational Expenditure/Opex) antara lain namun tidak terbatas pada pembelian bandwith internet, pembayaran gaji karyawan dan uang jaminan (deposit) sewa Fiber Optic di area Pulau Jawa.

Sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan antara lain namun tidak terbatas pada pembelian bandwidth internet, biaya pemasaran, pembayaran gaji karyawan dan pembelian persediaan kabel serta material lain guna mendukung kegiatan usaha Perseroan.

Sementara itu untuk saham ZYRX dan INPS, belum diketahui penyebab pasti kedua saham tersebut meroket dan sudah menyentuh ARA di pagi hari ini. Namun, ada kecenderungan bahwa keduanya tengah digerakkan.

CNBC INDONESIA RESEARCH