Monday, January 20, 2025

Cetak Rekor IPO, Nasib BUKA kini Tutup Lapak, PHK & Digugat Pailit

 

Bukalapak. (Dok. Harmas Jalesveva via Detikcom)
Foto: Bukalapak. (Dok. Harmas Jalesveva via Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) telah memutuskan untuk melakukan transformasi sebagai upaya untuk meningkatkan fokus pada produk virtual. Hal itu dimulai dari rencana penghentian layanan operasional produk fisik pada aplikasi dan situs websitenya.

"Setelah melalui pertimbangan dengan penuh kehati-hatian, kami memutuskan untuk menghentikan layanan penjualan produk fisik di aplikasi dan situs web Bukalapak milik Perseroan," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manajemen menyampaikan, sebagai tindak lanjut dari rencana aksi korporasi tersebut, pihaknya terus melakukan peninjauan kembali terhadap prospek sejumlah segmen usaha Perseroan

Manajemen mengaku, penghentian layanan produk fisik akan berdampak kepada sejumlah karyawan di seluruh ekosistem usaha Perseroan.

"Dalam pelaksanaannya Perseroan akan memastikan pemenuhan seluruh hak dan kompensasi para karyawan yang terdampak sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku," sebutnya.

Manajemen menyebut, meskipun telah melakukan berbagai upaya terbaik namun lini bisnis produk fisik pada Aplikasi dan Situs Web Bukalapak terus menunjukkan penurunan kontribusi pendapatan dan pertumbuhan selama tiga tahun terakhir yang diakibatkan oleh perubahan dinamika pasar dan tantangan industri.

Di lain sisi, biaya operasional untuk lini bisnis tersebut terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.

"Aplikasi dan Situs Web Bukalapak, maupun aplikasi dan situs web Marketplace lainnya yang dimiliki Perseroan serta Mitra Bukalapak akan tetap beroperasi dan dapat diakses oleh para pengguna dan konsumen untuk layanan lainnya yang telah ada sebelumnya, antara lain produk virtual, gaming dan investasi," ucapnya.

Proses penghentian layanan produk fisik akan dilakukan secara bertahap dan akan dimulai pada Februari 2025. "Perubahan ini adalah langkah yang diperlukan untuk fokus pada lini bisnis yang telah kami kembangkan dan yang memiliki pertumbuhan vang lebih besar," tulisnya.

Manajemen Perseroan optimis bahwa dengan berfokus pada layanan produk virtual serta lini bisnis yang telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir, Perseroan dapat memperkuat posisinya dalam ekosistem digital serta memberikan layanan terbaik kepada pengguna.

"Langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang Perseroan untuk terus relevan dan kompetitif di industri agar dapat menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan Perseroan, terutama pemegang saham Perseroan," jelasnya.

Manajemen menegaskan, penghentian layanan produk fisik tidak memiliki dampak yang merugikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan. Layanan produk fisik pada Aplikasi dan Situs Web Bukalapak memiliki kontribusi sekitar 3% (tiga persen) dari seluruh pendapatan Perseroan.

Sebaliknya, Penghentian Layanan Produk Fisik mendukung upaya Perseroan untuk mencapai EBITDA positif.

"Perseroan berharap langkah ini dapat membawa dampak yang baik terhadap kondisi operasional dan kinerja keuangan di masa depan dikarenakan Perseroan dapat melakukan efisiensi biaya operasional yang cukup signifikan," pungksnya.

Sebagai informasi, terkait saldo dan pengembalian dana, pelapak dapat menyelesaikan saldo dan pengembalian dana dengan mengikuti langkah-langkah

Pada 9 Februari 2025 pukul 23:59 WIB akan menjadi tanggal terakhir pembeli dapat membuat pesanan untuk kategori produk fisik.

Mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan. Pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini.

"Kami menyarankan kepada Pelapak untuk menyelesaikan pengelolaan pesanan yang masuk sebelum tanggal akhir operasional Marketplace untuk menghindari pembatalan otomatis pesanan yang belum terpenuhi," ungkapnya.

Semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.

Kebutuhan lainnya seperti pencairan dana diluar dari tanggal 14 Maret 2024 dapat dilakukan via email kepada Bukalapak melalui: bl.id/bukabantuan.

"Kami berkomitmen untuk mendukung seluruh pengguna Bukalapak selama masa transisi ini. Jika ada pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan, silakan hubungi BukaBantuan," tuturnya.

Terbaru, Bukalapak mendapat gugatan terkait Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dari PT Harmas Jalesveva. Permohonan PKPU yang diajukan oleh PT
Harmas Jalesveva (Harmas), disebutkan bahwa Bukalapak memiliki utang. Meskipun tidak disebutkan nominalnya, manajemen menyebut nilai gugatan di bawah 20% dari ekuitas Perseroan sehingga bukan merupakan suatu transaksi material.

Manajemen mengumumkan, saat ini Perseroan telah mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung atas Putusan tersebut.

"Perseroan berpendapat bahwa Permohonan PKPU tidak tepat, mengingat Permohonan PKPU yang diajukan didasarkan pada permasalahan sengketa perdata murni yang merupakan ranah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan ranah Hukum Acara Perdata Umum, sementara Pengajuan Permohonan PKPU yang diajukan oleh Harmas diajukan melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat," mengutip keterbukaan informasi BEI.

Selain itu, Kedudukan Perseroan tidak tepat jika dikatakan sebagai Debitur yang memiliki utang yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih dengan dalil yang mendasarkan pada sengketa perdata murni yang masih dalam proses Peninjauan Kembali.

"Perseroan juga tidak memiliki kewajiban yang belum terselesaikan baik kepada Harmas selaku Pemohon PKPU, maupun kewajiban yang belum terselesaikan lainnya terhadap Kreditor lain. Sehingga, tidak tepat jika Perseroan dikualifikasikan sebagai Debitor," sebutnya.

Adapun persidangan perdana atas Permohonan PKPU telah dilakukan pada tanggal 14 Januari 2025 dengan agenda pemeriksaan legal standing dari masing-masing Pihak.

Saat ini, perseroan tengah mempersiapkan jawaban keberatan atas Permohonan PKPU tersebut. Perseroan optimis bahwa proses hukum ini akan berjalan secara adil dan objektif sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Perseroan telah menunjuk kuasa hukum untuk menangani perkara ini dan memastikan hak-hak Perseroan dilindungi dalam proses hukum yang sedang berlangsung. Perseroan juga tengah mempersiapkan langkah-langkah hukum lanjutan untuk menyelesaikan persoalan ini secara profesional.

Manajemen memastikan, permohonan PKPU tersebut tidak mempengaruhi operasional Perseroan.

Friday, January 17, 2025

Asing Mulai Balik Lagi ke Pasar Saham RI, Saham Ini Diserbu

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjut ditutup di zona hijau, sehari usai Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memotong suku bunga acuan menjadi 5,75%. IHSG ditutup menguat 0,39% ke posisi 7.107,52 pada akhir perdagangan Kamis (16/1/2025).

Nilai transaksi indeks pada kemarin mencapai sekitar Rp 13,49 triliun dengan melibatkan 16,98 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,62 juta kali. Sebanyak 289 saham menguat, 302 saham melemah, dan 209 saham stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat mulai gencar melakukan pembelian bersih, yakni sebesar Rp430,32 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp466,33 miliar di pasar reguler. Di samping itu, investor asing juga tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp36,01 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Saham bank jumbo lagi-lagi menjadi incaran asing. BBRI menjadi saham dengan net buy asing terbesar, yakni Rp364,31 miliar. Lalu diikuti oleh BMRI Rp154,05 miliar dan BREN Rp45,02 miliar.

Mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign buy terbesar pada perdagangan kemarin, Kamis (17/1/2025):

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp364,31 miliar

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp154,05 miliar

3. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) - Rp45,02 miliar

4. PT United Tractors Tbk. (UNTR) - Rp29,13 miliar

5. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) - Rp24,01 miliar

6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) - Rp23,21 miliar

7. PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) - Rp18,24 miliar

8. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) - Rp16,68 miliar

9. PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) - Rp13,76 miliar

10. PT MD Entertainment Tbk. (FILM) - Rp11,51 miliar

Thursday, January 16, 2025

Asing Ketahuan Banyak Jual Saham Ini Saat IHSG Melesat

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Rabu (15/1/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat mendekati level 7.100, setelah sehari sebelumnya ambruk ke level 6.900. Adapun indeks ditutup melesat 1,77% ke posisi 7.079,56.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp 10,76 triliun dengan melibatkan 19,07 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 330 saham menguat, 264 saham melemah, dan 211 saham stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp593,86 miliar di seluruh pasar. Rinciannya, sebesar Rp563,66 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp30,19 miliar di pasar negosiasi dan tunai.Kendati demikian sejumlah saham malah dilepas asing. BRIS menjadi saham dengan net sell terbesar, yakni Rp32,22 miliar. Lalu diikuti oleh SCMA Rp23,22 miliar dan EMTK Rp19,59 miliar. Mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign sell pada perdagangan kemarin, Rabu (16/1/2025):

  1. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Rp32,22 miliar
  2. PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) - Rp23,22 miliar
  3. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) - Rp19,59 miliar
  4. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) - Rp18,39 miliar
  5. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) - Rp17,34 miliar
  6. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) - Rp16,04 miliar
  7. PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) - Rp11,07 miliar
  8. PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) - Rp10,86 miliar
  9. PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) - Rp9,80 miliar
  10. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) - Rp9,75 miliar

Wednesday, January 15, 2025

Empat Direksi Resign Barengan, Saham Emiten Ini Turun

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) mengumumkan pengunduran diri empat orang direksi secara bersamaan dan rencana pengajuan usulan anggota direksi perseroan yang akan menggantikannya.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ke-empat direksi yang melakukan pengunduran diri di antaranya, Presiden Direktur Perseroan Rogelio Paulino Jr. Castillo, Direktur Bapak Henryk Klakurka, Direktur Tan Ting Luen, dan Direktur Wonbae Lee.

"Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari para anggota Direksi Perseroan tertanggal 9 Januari 2025," tulis manajemen, dikutip Rabu (15/1).

Perseroan akan mengusulkan pengangkatan anggota Direksi Perseroan yang baru, yaitu Ery Yunasri S.H., LLM sebagai Presiden Direktur Perseroan, Rogelio Paulino Jr. Castillo Lao sebagai Direktur Perseroan.

Pengunduran diri para anggota Direksi Perseroan serta pengangkatan anggota Direksi Perseroan yang baru akan berlaku efektif sejak disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berikutnya

Manajemen juga menastikan bahwa tidak terdapat dampak atas perubahan anggota Direksi tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha pada Perseroan.

Pengunduran diri para anggota Direksi Perseroan dan usulan pengangkatan anggota Direksi Perseroan yang baru tersebut akan disampaikan dan dimintakan persetujuannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSL) Perseroan yang akan diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2025.

"Pemanggilan atas Rapat Umum Pemegang Saham tersebut telah disampaikan oleh Perseroan kepada publik/masyarakat pada tanggal 10 Januari 2025," tulisnya.

Pada perdagangan 14 Januari 2025, saham SOHO anjlok 2,36% ke level Rp 620 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 7,87 triliun.

Tuesday, January 14, 2025

IHSG Ambruk 1,02%, Asing Kompak Jauhi 10 Saham Ini

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk pada perdagangan awal pekan ini. Indeks ditutup ambles 1,02% ke posisi 7.016,88 pada perdagangan Senin (13/1/2025).

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 11,89 triliun dengan melibatkan 16,61 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 234 saham menguat, 383 saham melemah, dan 186 saham stagnan.


Sementara itu, investor asing tercatat berbondong-bondong melakukan penjualan bersih, sebesar Rp383,46 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp407,78 miliar di pasar reguler. Di samping itu, investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp24,31 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

BBRI menjadi saham dengan net sell asing terbesar, yakni Rp507,79 miliar. Lalu diikuti dengan PTRO Rp155,8 miliar dan BRMS Rp64,14 miliar. Mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign sell terbesar pada perdagangan kemarin, Senin (14/1/2025):

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp507,79 miliar

2. PT Petrosea Tbk. (PTRO) - Rp155,80 miliar

3. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) - Rp64,14 miliar

4. PT Astra International Tbk. (ASII) - Rp52,72 miliar

5. PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) - Rp18,00 miliar

6. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) - Rp15,49 miliar

7. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) - Rp13,28 miliar

8. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp12,75 miliar

9. PT Timah Tbk. (TINS) - Rp12,09 miliar

10. PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) - Rp10,02 miliar