Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu keturunan pendiri bank terbesar Yahudi Jacob Rothschild meninggal pada usia 87 tahun pada Senin, (26/2/2024). Kekayaan keluarga Rothschild pun kembali menjadi sorotan.
Diketahui, Jacob memulai karirnya di bank keluarga NM Rothschild & Sons sebelum keluar pada tahun 1980 untuk ikut mendirikan sejumlah perusahaan termasuk J Rothschild Assurance Group, sekarang St James's Place, bersama Sir Mark Weinberg.
Di samping sepak terjang Jacob, latar belakang Keluarga Rothschild pun kerap dilingkupi dengan teori konspirasi. Keluarga ini sebelumnya sering dikaitkan dengan teori tentang Illuminati, Tatanan Dunia Baru, dan kelompok uang gelap lainnya yang diduga menarik tali pemerintah dunia, dan keluarga Rothschild telah disalahkan atas berbagai hal buruk mulai dari memulai perang untuk keuntungan pribadi, mendanai Holocaust hingga pembunuhan presiden AS.
Sebuah sumber di internet mengklaim bahwa keluarga Yahudi super kaya itu disebut-sebut menjadi pihak yang paling diuntungkan dalam penanganan pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh dunia. Klaim tersebut datang dari Unggahan dokumen di forum internet yang menyebut bahwa keluarga Rothschild memegang paten pelacakan pasien infeksi virus corona dan memiliki paten pengujian Covid-19 sejak 2015.
Akan tetapi setelah ditelusuri oleh Reuters, klaim mengejutkan itu ternyata palsu. Di tahun 2015 seorang memang ada pria bernama Richard A. Rothschild yang mengajukan sebuah paten. Namun bukan untuk pelacakan virus corona, melainkan paten tersebut digunakan untuk melakukan pelacakan biometrik.
Lalu bagaimana dengan klaim kekayaan yang katanya mencapai US$ 350 miliar atau lebih dari Rp 5.000 triliun? Atau klaim lain yang menyebut keluarga ini mengendalikan hampir seluruh sistem perbankan dunia?
Sejarah Keluarga Rothschild
Sejarah Keluarga Rothschild dimulai sejak keberhasilan perbankannya terjadi di tengah-tengah pergolakan Eropa pada awal 1800-an, ketika anak-anak Mayer Amschel Rothschild meninggalkan Jerman untuk mengembangkan keberadaan keluarga di berbagai penjuru Eropa.
Menurut sebuah artikel Financial Times tahun 2010, keluarga ini memiliki pandangan jauh ke depan saat membangun bisnisnya yang tersebar di Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Austria. Meskipun telah berlangsung lebih dari 200 tahun dengan berbagai peristiwa, dinasti keluarga ini tetap eksis. Bisnis inti perbankannya saat ini dikelola oleh generasi ketujuh dan sebagian besar masih dimiliki oleh keturunan Mayer Amschel, meskipun baru-baru ini keluarga tersebut menunjuk seorang eksekutif non-kerabat untuk pertama kalinya.
Di antara semua divisi bisnis Rothschild, cabang Prancis mengalami perubahan paling dramatis. Mulai dari pendiriannya pada tahun 1812 oleh Baron James de Rothschild, anak bungsu dari lima bersaudara, bisnis ini tumbuh dengan menerbitkan obligasi, membiayai kereta api, dan investasi pertambangan. Namun, bisnis ini dialihkan kepada negara selama Perang Dunia II dan nasionalisasi terjadi pada 1980-an ketika pemerintah sosialis Prancis mengambil alih semua bank dengan simpanan di atas 1 miliar franc Prancis.
Bank milik keluarga, Banque Rothschild, bergabung menjadi Compagnie Européenne de Banque milik negara, dan keluarga menerima kompensasi sebesar 150 juta franc Prancis untuk bagian ekuitasnya.
Setelah melewati berbagai tantangan bisnis, pada tahun 2003, bisnis Prancis digabungkan dengan cabang Inggris di bawah perusahaan baru, Concordia BV.
Pada tahun 2008, setelah dua abad sejak lima putra Mayer Rothschild menyebar di seluruh Eropa, semua kepemilikan digabungkan menjadi satu perusahaan di bawah Paris Orléans, perusahaan yang berbasis di Prancis, menggabungkan semua bisnis keluarga.
Kekayaan Sebenarnya
Hingga sekarang, jumlah kekayaan Keluarga Rothschild masih menjadi misteri, namun klaim bahwa mereka memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 350 miliar (Rp 5.000 triliun) mungkin terlalu dilebih-lebihkan dan tidak akurat.
Klaim ini pertama kali diestimasi oleh Investopedia, namun saat ini klaim tersebut telah ditarik kembali. Dalam penjelasan editor, Investopedia menyatakan bahwa "Estimasi US$ 350 miliar berasal dari sumber yang tidak memenuhi standar kami, sehingga kami mencabutnya. Juga, perkiraan bahwa keluarga Rothschild memiliki aset lebih dari US$ 2 triliun tidak memiliki sumber yang memadai dan juga ditarik kembali."
Saat ini, bisnis Rothschild beroperasi dalam skala yang lebih kecil daripada masa kejayaannya pada abad ke-19, meskipun masih bergerak dalam berbagai sektor seperti real estat, layanan keuangan, pertanian, energi, pertambangan, pembuatan anggur, dan kegiatan nirlaba.
Hanya satu anggota keluarga yang masuk dalam daftar orang terkaya versi Forbes, yaitu Benjamin de Rothschild, yang beberapa tahun lalu meninggal karena serangan jantung pada usia 57 tahun.
Meskipun Keluarga Rothschild pernah menjadi salah satu kekuatan finansial terbesar di dunia selama berabad-abad, namun saat ini pengaruh mereka dalam skala global tidak sekuat dahulu.