Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan saham IPO terbaru periode melantai di bursa pada periode 1 - 10 Agustus 2023 terpantau ambles pada perdagangan sesi I Selasa (22/8/2023).
Setidaknya ada sebelas saham IPO paling baru yang melantai di bursa pada periode 1 - 10 Agustus 2023. Namun dalam sepekan terakhir, pergerakan kesebelas saham tersebut cenderung bervariasi.
Berikut kinerja saham IPO paling baru pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga Terakhir | Perubahan Sepekan |
Humpuss Maritim Internasional | HUMI | 191 | -14,73% | 70,54% |
Minahasa Membangun Hebat | HBAT | 46 | -9,80% | -24,59% |
Lupromax Pelumas Indonesia | LPMX | 288 | -9,43% | 8,27% |
Multisarana Intan Eduka | MSIE | 51 | -8,93% | -30,14% |
Mutuagung Lestari | MUTU | 147 | -8,70% | 17,60% |
Nusantara Sejahtera Raya | CNMA | 288 | -2,04% | -1,37% |
Paperocks Indonesia | PPRI | 83 | -1,19% | 7,79% |
Sinar Eka Selaras | ERAL | 364 | -0,55% | -1,09% |
Multi Garam Utama | FOLK | 86 | 1,18% | 0,00% |
Ingria Pratama Capitalindo | GRIA | 123 | 1,65% | 4,24% |
ITSEC Asia | CYBR | 218 | 6,86% | -6,03% |
Sumber: RTI
Pada perdagangan sesi I hari ini, saham emiten penyewaan kapal angkut gas alam cair (LNG) milik Tommy Soeharto yakni PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) menjadi saham yang paling parah koreksinya, yakni ambles 14,73% ke posisi Rp 191/saham. Bahkan, saham HUMI sudah menyentuh auto reject bawah (ARB).
Sedangkan saham PT ITSEC Asia Tbk (CYBER) menjadi saham paling baru yang penguatannya paling besar yakni melonjak 6,86% menjadi Rp 218/saham.
Sementara jika dilihat dari pergerakan sepekan terakhir, ada dua saham yang koreksinya terbilang parah, yakni PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE) yang ambruk 30,14% dalam sepekan terakhir dan PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) yang anjlok 24,59%.
Dua saham yakni MSIE dan HBAT bahkan sudah berada di bawah harga IPO-nya. Parahnya, keduanya juga sudah berada di level psikologis Rp 50 per saham atau level gocap. Nasib lebih parah dialami oleh MSIE, yang kini sudah berada di bawah level gocap.
Perlu diketahui, MSIE ini masuk ke dalam papan akselerasi sehingga pelemahan harga saham yang masih berlangsung memungkinkan terjadinya risiko harga saham terjerembab ke batas minimal sebesar Rp 1/saham.
Banyaknya saham IPO 2023 yang masuk ke dalam papan akselerasi membuat investor menilai bahwa saham-saham tersebut masih tergolong kecil.
Apalagi dengan adanya papan pemantauan khusus, di mana saham-saham di papan akselerasi juga dapat masuk ke dalam papan ini seakan menambah ketidaktertarikan investor di saham-saham IPO.
Di lain sisi, kinerja keuangan dan kebutuhan IPO tentunya turut mempengaruhi kinerja saham IPO terbaru 2023. Banyak emiten yang melakukan IPO untuk membayar utang dan kewajiban lainnya membuat investor kurang tertarik untuk melirik saham IPO.
Hal ini membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara. OJK tidak keberatan bila suatu calon emiten menggunakan hasil perolehan dana Initial Public Offering (IPO)-nya untuk membayar utang.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, selama peruntukan utang tersebut tercantum dalam prospektus dan tidak menyalahi aturan prosesnya.
"Bayar utang tidak ada salahnya. Tidak ada ketentuan bayar utang di proceed. Dengan adanya bayar utang kesehatan emiten lebih baik dan juga," kata Inarno dalam perayaan hari jadi ke 46 pembukaan kembali pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, (10/8/2023).
Ia juga menjelaskan, penggunaan dana di dalam prospektus tersebut merupakan salah satu bahan pengawasan OJK. Inarno pun menjelaskan pihaknya menyiapkan sanksi bila ada yang melanggar.
Pernyataan ini disampaikan menanggapi fenomena beberapa emiten yang menggunakan dana IPO untuk bayar utang. Salah satunya yakni emiten properti PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA), yang berencana untuk menggunakan sebagian besar dana IPO-nya untuk membayar utang.
Melalui prospektusnya, GRIA mengatakan, dana IPO sebesar Rp152 miliar akan digunakan untuk pembayaran utang pembelian lahan, sekitar Rp35 miliar akan digunakan untuk pembangunan Proyek di Kalimantan, serta sisanya akan digunakan untuk biaya emisi dan biaya operasional Perseroan.
CNBC INDONESIA RESEARCH