Monday, June 23, 2025

NIlai Tukar Rupiah Makin Turun, Dolar AS Hampir ke Rp16.500

 

Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Melansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (23/6/2025) ditutup melemah pada posisi Rp16.480 atau turun 0,61%. 

Level saat ini merupakan yang terendah sejak 15 Mei 2025 di level Rp16.470/US$

Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS (DXY) yang mengalami penguatan sebesar 0,27% ke level 98.97 per pukul 15:00 WIB. Penyebab terbesar dari penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini adalah dampak dari Amerika Serikat yang melakukan serangan langsung ke Iran. hal ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi para pelaku pasar tentang naiknya eskalasi geopolitik global yang membuat pasar banyak melakukan aksi beli dolar AS guna mengurangi risiko ketidakpastian global. 

Selain itu pasar global juga tengah bersiap untuk menghadapi respon dari Teheran, termasuk risiko serangan ke personil militer AS di wilayah Timur Tengah dan juga ancaman disrupsi suplai minyak dunia apabila Iran memutuskan untuk menutup terusan Hormuz.

Menurut Ahmad Mikail Zaini, Ekonom dari Sucor Sekuritas, dalam waktu dekat rupiah masih memiliki kemungkinan untuk terkoreksi hingga ke level Rp16.800/US$.

Tuesday, June 17, 2025

Asing Tiba-Tiba Borong Saham Pelat Merah

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Pada perdagangan awal pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah. Indeks ditutup turun 48,47 poin atau melemah 0,68% ke level 7.117,59 pada hari Senin (16/6/2026).

Nilai transaksi mencapai Rp 14,98 triliun yang melibatkan 24,63 miliar saham dalam 1,49 juta kali transaksi. Sebanyak 232 saham naik, 388 turun, dan 186 tidak bergerak.

Pada hari itu, investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp143,13 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp155,16 miliar di pasar reguler. Di samping itu, pembelian bersih asing tercatat mini, hanya sebesar Rp12,03 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Di tengah aksi jual asing, sejumlah saham pelat merah masuk daftar belanjaan asing pada perdagangan kemarin. BBNI menjadi saham dengan net buy asing terbesar, yakni Rp 205,63 miliar. Lalu ada pula BMRI Rp 94,18 miliar dan TLKM Rp 48,77 miliar. 

Selengkapnya, mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign buy  terbesar pada perdagangan Senin:

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp205,63 miliar

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp94,18 miliar

3. PT Astra International Tbk. (ASII) - Rp72,49 miliar

4. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp48,77 miliar

5. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp48,28 miliar

6. PT United Tractors Tbk. (UNTR) - Rp38,85 miliar

7. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) - Rp38,44 miliar

8. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp34,05 miliar

9. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) - Rp33,57 miliar

10. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Rp32,78 miliar

Monday, June 16, 2025

Rosan Roeslani: Pendapatan Danantara Bisa Tembus Rp 13 Triliun

 

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menyampaikan paparan dalam acara International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menyampaikan paparan dalam acara International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendapatan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diperkirakan bisa tembus Rp13 triliun dalam 5 tahun ke depan. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani mengatakan pendapatan itu berasal dari nilai investasi yang masuk ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir, yakni sebesar Rp9.100 triliun.

Ia mengatakan pendapatan Danantara tersebut diharapkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi RI 8% pada tahun 2029 nanti. Menurut Rosan, angka ini sesuai dengan yang dipaparkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).

"Jadi 5 tahun ke depan memang diharapkan pertumbuhannya jump very significant, dalam rangka kita mencapai pertumbuhan 8%," kata Rosan dalam Meet The Leaders Universitas Paramadina, dikutip Senin (16/6/2025).Ia melanjutkan Danantara sebagai pengelola dana abadi negara memiliki total aset di atas Rp15.000 triliun dari seluruh badan usaha milik negara (BUMN). Rosan mengatakan Danantara sebagai lengan investasi pemerintah mendapatkan dana kelolaan melalui pembagian dividen badan usaha milik negara (BUMN).

"Sekarang ini bisa kita kelola untuk harus menghasilkan return. Kalau Indonesia ini kurang lebih, you would like to have return at least like 10%," kata Rosan.

Pria yang juga merupakan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM ini mengatakan mungkin Danantara akan investasi ke luar negeri sebanyak 20%. Sehingga total investasi dalam dan luar negeri sebesar 35%. Maka, ada sekitar US$185 miliar yang dapat digunakan dalam 5 tahun sekali untuk investasi.

"Again, to create more jobs. Investasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu ujung tombak untuk perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, dan yang lain-lain. Karena di satu sisi itu investasi," terangnya.


Tuesday, June 10, 2025

Komisaris Vale Indonesia (INCO) Yusuke Niwa Mengundurkan Diri

 

Komisaris Vale indonesia, Yusuke Niwa. (Dok. Vale)
Foto: Komisaris Vale indonesia, Yusuke Niwa. (Dok. Vale)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengumumkan bahwa Yusuke Niwa mengundurkan diri dari kursi Komisaris perseroan. Surat pengunduran dirinya telah diterima oleh perusahaan sejak tanggal 9 Juni 2025.

"Merujuk pada Pasal 9 huruf a POJK 33/2014, dengan ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 9 Juni 2025, Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Bapak Yusuke Niwa sebagai Komisaris Perseroan," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/6).Selanjutnya, perseroan akan mengajukan permohonan atas persetujuan pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan terdekat.

Yusuke Niwa merupakan pria berkewarganegaraan Jepang. Ia telah lama berkarir di sektor tambang sejah tahun 2017 sebagai Deputy General Manager, Battery Materials Business Unit, Materials Division, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. Lalu pada tahun 2018 sebagai General Manager, Business Administration Department, Materials
Division, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd.

Selanjutnya, pada tahun 2019 menjabat sebagai General Manager, Human Resources Development Department, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. dan pada tahun 2020 General Manager, Nickel Sales & Raw Materials Department, Non- Ferrous Metals Division, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd.

Wednesday, June 4, 2025

Isu Mundur Dari Danantara, Ray Dalio Buka Suara

 

Ray Dalio. Dok: CNBC Internasional
Foto: Ray Dalio. Dok: CNBC Internasional

Jakarta, CNBC Indonesia — Ray Dalio sempat dikabarkan mundur dari jabatannya sebagai penasihat Badan Pengelola Indonesia Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Dalam keterangan pers bersama Danantara, Dalio menampik kabar tersebut. Dengan demikian Ray Dalio tetap menjadi bagian penting dari proses transformasi Danantara sebagai penasihat informal, baik bagi institusi maupun bagi Presiden Prabowo.

Manajemen menyebut, lebih dari setahun terakhir, Danantara Indonesia telah mendapatkan banyak manfaat dari masukan dan bimbingan strategis Ray Dalio.

Sosok investor global ini telah berperan penting dalam membentuk arah Danantara Indonesia sebagai institusi pengelola investasi negara yang berfokus pada sektor-sektor strategis untuk pembangunan jangka panjang.

"Saya tetap menjadi pendukung setia misi Danantara Indonesia," ujar Ray Dalio dalam pernyataan melalui keterangan resmi, Rabu (4/6).

Ia juga menyampaikan bahwa dirinya tetap berkomitmen untuk menjadi penasihat informal bagi pimpinan Danantara maupun Presiden Prabowo.


"Keterlibatan saya sebagai penasihat tetap sama, dan tidak berubah, bersifat sukarela, dan tidak dibayar. Danantara Indonesia sepenuhnya menghormati serta menghargai kontribusi tersebut," jelasnya.

Adapun sebelumnya CEO Danantara Rosan P Roeslani juga telah membantah kabar mundurnya Ray Dalio dari dewan penasihat dana abadi (SWF) terbesar RI tersebut.

"Kemarin baru ketemu sama tim (Ray Dalio), baru zoom juga. Ngak, ngak ada itu (Ray Dalio mundur)," ungkap Rosan saat ditemui di Kompleks Istana Negara, Rabu (28/5/2025).

Diberitakan sebelumya Ray Dalio resmi ditunjuk menjadi dewan penasihat BPI Danantara pada 24 Maret 2025, bersamaan dengan pengumuman struktur lengkap pengurus Danantara. Dirinya diketahui merupakan salah satu sosok yang sering diusung oleh Presiden Prabowo Subianto karena kiprah panjang di dunia keuangan dan investasi.

Menurut Prabowo, Dalio merupakan seorang investor global yang memiliki pengalaman panjang dan banyak berinteraksi dengan lembaga sovereign wealth fund (SWF) di berbagai negara lainnya.

Mengutip Forbes, kekayaan bersihnya mencapai sekitar US$14 miliar atau setara Rp228 triliun. Ia merupakan orang nomor 171 terkaya dunia.

Monday, June 2, 2025

Breaking! IHSG Turun 1% Lebih, Investor Waswas Tunggu Data Ekonomi RI

 

Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/3/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/3/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025).

Indeks turun 0,58% pada awal pembukaan perdagangan sesi pertama dan kembali ke level 7.134,49. Sebanyak 188 saham naik, 81 turun, dan 326 tidak bergerak. Pelemahan IHSG nyatanya semakin dalam setelah beberapa menit perdagangan dibuka dengan indeks terkoreksi hingga 1% lebih.

Hingga pukul 09.21 WIB, IHSG tercatat turun 1,17% ke 7.091,57.Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 4,29 triliun yang melibatkan 4,49 miliar saham dalam 274 ribu kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun turun menjadi Rp 12.325 triliun.

Nyaris seluruh sektor perdagangan berada di zona merah, dengan hanya sektor transportasi yang tercatat menguat.

Sektor keuangan (-1,35%), perindustrian (-1.34%), properti (-0,97%) dan barang baku (-0,94%) menjadi yang terkoreksi paling dalam pada perdagangan hari ini.

Saham emiten perbankan tercatat melemah signifikan, dengan emiten kapitalisasi pasar terbesar (BBCA) ambruk lebih dari 3%.

Pelemahan IHSG hari ini akan didorong oleh penantian data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode Mei 2025 dan neraca perdagangan April 2025.

IHK diperkirakan turun atau mengalami deflasi pada Mei 2025 secara bulanan. IHK turun karena melandainya harga sejumlah bahan pangan, tiket transportasi, hingga bahan bakar minyak (BBM).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan IHK secara bulanan (month to month/mtm) diproyeksi turun atau mengalami deflasi sebesar 0,1%. Sementara secara tahunan (year on year/yoy), IHSK masih diproyeksi naik atau mengalami inflasi sebesar 1,89%.

Jika IHK kembali terjadi deflasi maka ini akan menjadi deflasi ketiga sepanjang tahun ini setelah Januari (-0,76%) dan Februari (-0,48%).

Deflasi bisa menjadi kabar buruk karena bisa mencerminkan pelemahan daya beli. Terlebih, Indonesia sudah kerap mencatatkan deflasi pada tahun ini.
Melandainya harga barang bisa dipicu oleh melemahnya permintaan bukan lagi karena harga kembali normal atau pasokan yang mencukupi.

Namun demikian, sentimen positif datang dari investor asing setelah Bank Indonesia (BI) melaporkan data transaksi 26 - 27 Mei 2025, investor asing tercatat beli neto sebesar Rp1,50 triliun, terdiri dari beli neto Rp0,11 triliun di pasar saham dan Rp2,02 triliun di pasar SBN (Surat Berharga Negara), serta jual neto sebesar Rp0,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selain IHK, investor juga menunggu data neraca perdagangan April 2025. Neraca April akan mencerminkan seberapa besar dampak kebijakan perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Polling CNBC Indonesia dari sembilan institusi menunjukkan neraca dagang Indonesia akan mengecil ke US$ 2,7 miliar pada April 2025, dari US$ 4,33 miliar pada Maret 2025.

Sebagai catatan, Trump mengumumkan kebijakan tarif impor 10% dan tarif resiprokal pada 2 April 2025. Trump juga terus mengganti kebijakan tarif impornya. Trump memang menunda tarif resiprokal hingga 90 hari tetapi tetap memberlakukan tarif 10%.

Bila data IHK dan neraca dagang belum diketahui, maka data aktivitas manufaktur RI sudah keluar.

Aktivitas manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi pada Mei 2025. Kontraksi memperpanjang tren negatif menjadi dua bulan beruntun,

Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari ini, Senin (2/6/2025) menunjukkan PMI manufaktur Indonesia ada di 47,4 atau mengalami kontraksi pada Mei 2025. Ini adalah kedua kali dalam dua bulan beruntun PMI mencatat kontraksi.

PMI memang lebih baik dibandingkan pada April 2025 yakni 46,7.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

S&P Global menjelaskan aktivitas produksi dan pesanan baru kembali melemah, dengan penurunan pesanan baru yang bahkan lebih tajam dibanding April. Penurunan pesanan bahkan menjadi yang terdalam sejak Agustus 2021.

Nilai tukar rupiah hari ini juga akan dibayangi oleh pergerakan indeks dolar. Indeks masih melemah sejak pekan lalu. Indeks melemah ke 99,17. Pelemahan ini menjadi kabar baik bagi rupiah karena ada potensi asing membeli rupiah setelah menjual dolar.
Indeks ambruk dari pertengahan Mei di tengah berubah-ubahnya kebijakan Presiden AS Donald Trump.