jambi - Ada setidaknya lima saham BUMN (Badan Usaha Milik Negara) berada di zona merah pada sesi I pagi ini, Senin (22/3/2021).
Berikut pergerakan saham emiten pelat merah pagi ini, pukul 10.35 WIB.
Semen Indonesia (SMGR), saham -1,69%, ke Rp 11.600, transaksi Rp 18 M
Perusahaan Gas Negara (PGAS), -1,40%, ke Rp 1.405, transaksi Rp 22 M
Jasa Marga (JSMR), -1,34%, ke Rp 4.420, transaksi Rp 4 M
Pembangunan Perumahan (PTPP), -0,93%, ke Rp 1.595, transaksi Rp 10 M
Adhi Karya (ADHI), -0,76%, ke Rp 1.310, transaksi Rp 3 M
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham SMGR menjadi yang terambles di antara yang lainnya, yakni 1,69% ke Rp 11.600/saham. Nilai transaksi emiten semen ini sebesar Rp 18 miliar.
Merosotnya saham SMGR berbarengan dengan keluarnya investor asing dengan catatan jual bersih sebesar Rp 11,45 miliar. Kendati terkoreksi pagi ini, dalam sepekan saham ini masih tumbuh 4,27%.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, SMGR tercatat membukukan kenaikan laba bersih sebesar 16,72% secara tahunan (year on year/YoY) pada akhir 2020 menjadi Rp 2,79 triliun. Pada periode yang sama tahun 2019 tercatat laba bersih perseroan sebesar Rp 2,39 triliun. .
Kenaikan laba bersih ini terjadi ketika perusahaan mengalami penurunan pendapatan sebesar 12,87% YoY menjadi senilai Rp 35,17 triliun pada akhir tahun lalu.
Di tempat kedua, emiten gas pelat merah, PGAS, tercatat merosot 1,40% ke Rp 1.405/saham dengan nilai transaksi Rp 22 miliar.. Aksi beli bersih asing sebesar Rp 708,72 juta tidak mampu mendorong saham PGAS ke zona hijau pagi ini. Praktis, dengan pelemahan ini saham emiten yang berdiri pada 1965 ini sudah terkoreksi 0,36% dalam sepekan terakhir.
Pada akhir Januari lalu, tahun ini PGAS mengumumkan, berencana membangun sebanyak 50 ribu jaringan gas bumi (jargas) yang melayani segmen rumah tangga atau mandiri. Sedangkan, sebanyak sekitar 130.776 sambungan rumah (SR) sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Rencana ini mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Direktur Utama PGN, Suko Hartono. Program pengembangan ini merupakan salah satu dari 7 program strategis subholding gas yang dilakukan PGN.
Mengacu paparan yang disampaikan PGN, saat ini program jargas sudah tersebar di 17 provinsi, 60 kota dan kabupaten. Dengan perincian, jumlah pelanggan aktif dengan investasi PGN sebanyak 114.631 SRT, sedangkan dari penugasan pemerintah melalui APBN sebanyak 307.522 SRT.
Selain mengembangkan Jargas, untuk program strategis 2021-2026, PGN juga akan mendukung industri khusus, yakni dengan menyediakan harga gas sebesar US$ 6 per Mmbtu untuk 7 sektor industri tertentu sesuai Kepmen 89/2020, antara lain industri pupuk, industri petrokimia, industri oleochemical, industri baja, industri keramik, industri kaca, dan industri sarung tangan karet.
Berikutnya, PGN juga akan melaksanakan program gasifikasi untuk sektor listrik nasional, penyediaan gas bumi untuk sektor industri umum dan ritel.
Sebagai informasi, indeks IDX BUMN20, yang berisi 20 saham BUMN, terkoreksi 0,64% pada perdagangan Jumat pekan lalu (19/3). Sementara, secara YTD, indeks ini sudah naik 1,68%.